Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Shasa tak bisa tidur nyenyak semalaman. Rasanya ia ingin sekali menyelesaikan masalah ini secepatnya. Tak mau menunda-nunda lagi gadis itu langsung turun dari ranjang untuk mengambil jaket. Ia berencana akan pulang ke rumah sekarang.
Di lain tempat seorang wanita paruh baya tengah terbangun dari tidurnya. Melihat ponsel di nakas yang menyala membuat Sintia penasaran. Ternyata anak gadisnya sedang mengiriminya pesan.
Shasa
ma bukain pintu depan
Shasa pulang
Sintia
iya syang
Sintia merasa ada yang aneh dengan anaknya. Pagi-pagi sekali mengiriminya pesan dan bilang kalau mau pulang, apa itu tidak aneh? Namun ia tetap menuruti permintaan anaknya itu. Ia berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu.
Rumah sebesar ini terasa begitu sepi dan sunyi. Entah kenapa tiba-tiba saja ia merindukan suasana rumah yang dulu. Sekarang ia sudah tidak bisa merasakan lagi indahnya memiliki keluarga yang harmonis, mengingat anak dan suaminya yang sama-sama keras kepala.
Sembari menunggu kedatangan anaknya, Sintia memutuskan untuk menunaikan ibadah shalat subuh dahulu. Sebagai umat muslim shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan sekalipun kita dalam situasi seburuk apapun. Sintia selalu ingat dengan bacaan QS.Al Baqarah : 152 yang memiliki arti : "Maka Ingatlah Aku, niscaya Aku pun mengingatmu." Dimana ia sangat yakin jika dirinya selalu mengingat Tuhan, maka Tuhan akan memberikan kebahagiaan yang berlimpah padanya.
Setelah menempuh perjalanan cukup panjang sekarang Shasa sudah tiba di depan rumah. Gadis itu melangkahkan kakinya memasuki rumah yang selama ini sangat ia hindari. Rumah yang selalu mengingatkannya pada memori masa kecilnya dulu.
Sekarang Shasa langsung berjalan menuju kamarnya. Setibanya di kamar ia memilih untuk mengistirahatkan badan sejenak. Dilain sisi Sintia sudah menyelesaikan shalatnya. Wanita paruh baya itu naik ke lantai 2 untuk mengecek kamar anak gadisnya.
"Astaga Shasa," celetuk Sintia geleng-geleng kepala melihat posisi tidur anaknya
Saat ini Shasa tengah tertidur dengan posisi tengkurap. Masih dengan menggendong tas yang dibawanya pulang ke rumah. Sintia memiliki firasat buruk mengenai kedatangan anaknya sekarang.
"Hooooammmm." Shasa hendak mengganti posisi tidurnya namun kedua matanya tiba-tiba terbuka. Ia mendapati mamanya yang sedang berdiri sembari menatap ke arahnya.
"Mama."
"Kamu ini lho kalo mau tidur dilepas dulu tasnya." tegur Sintia membantu Shasa melepaskan tas.
"Mama duduk sini deh. Bentar Shasa mau cuci muka dulu." ucap Shasa beranjak dari ranjang untuk mencuci muka.
Setelah wajahnya terasa segar gadis itu melangkahkan kaki mengunci pintu kamar. Sekarang hanya ada dirinya dengan sang mama. Shasa mengambil alis tas yang ada di pangkuan mamanya. Ia mengeluarkan sebuah map yang berisi hasil cetakan bukti screenshoot chattingan ayahnya dengan si pelakor.
"Ini bukti yang Shasa dapet ma." ujar Shasa memperlihatkan bukti tersebut pada mamanya.
Sintia membaca satu persatu isi pesan suaminya itu. Mau nangis pun sudah tak bisa karena memang sudah terbiasa. Bukan hal baru lagi bagi Sintia mengetahui suaminya yang suka berselingkuh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LIFE OF SHASA
Подростковая литератураBukan rasa suka biasa! . Sebuah kisah yang diawali dengan rasa penasaran, keinginan untuk melindungi, lalu akhirnya sulit untuk melepaskan. Takdir benar nyata adanya, mereka ternyata menetap di tempat yang sama. Tempat itulah yang akan menjadi saksi...