Permainan dimulai. Malam ini Shasa dan Ziyan tengah bersiap untuk menjalankan misi selanjutnya. Keduanya memakai hoodie yang serupa berwarna hitam. Ziyan tengah menunggu Shasa yang masih berada di kamar. Sekarang lelaki itu memakai topi hitam dibalut kupluk hoodie-nya. Vibesnya kali ini sudah seperti mafia yang bersiap untuk menghancurkan lawan.
Ziyan tengah mengotak-atik ponselnya sampai tak sadar akan kehadiran Shasa. Gadis itu jauh lebih keren sekarang. Ia mengikat rambut panjangnya membuat aura kecantikan gadis itu semakin terlihat.
"Udah siap Zi." ucap Shasa
Ziyan yang semula sibuk berkutat dengan ponselnya lantas mendongak. Ia berdeham pelan setelah menyadari tindakan bodohnya yang mudah goyah dengan pesona seorang wanita. "Ada yang kurang." celetuk Ziyan
"Apa?" tanya Shasa mengernyitkan dahi heran.
Ziyan merogoh saku hoodie untuk mengambil sebuah masker hitam yang akan dipakainya nanti. Entah ada angin apa Ziyan membantu Shasa untuk memakaikan masker. Setelah terpasang sempurna giliran dirinya yang memakai maskernya sendiri.
"Ayok Sha naik." titah Ziyan setelah naik ke atas motor.
"Udah Zi." ucap Shasa
"Masih belom." celetuk Ziyan.
"Belum gimana ya maksud lo?"
"Belum meluknya." sahut Ziyan sedikit berseru sebelum melajukan motornya.
Perjalanan dari kost menuju rumah si pelakor cukup jauh. Mereka harus menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih setengah jam. Belum lagi jika nanti di jalan sewaktu-waktu terjadi kemacetan. Bisa sampai satu jam pasti.
Syukurlah! Perjalanan tadi sangat lancar dan tidak ada kemacetan sama sekali. Disinilah mereka sekarang. Tiba di sebuah perumahan elite yang dapat Ziyan yakini kalau disana kebanyakan pemiliknya adalah para pengusaha. Sejujurnya Ziyan sering kali datang kesini mengantarkan mamanya arisan. Entah ini dinamakan sebuah kebetulan atau bagaimana tapi yang jelas Ziyan sedikit beruntung.
"Zi, lo gapapa kalo motor lo ditinggal disini?" tanya Shasa takut jika motor milik Ziyan nanti kemalingan. Pasalnya mereka menitipkan motor tersebut di sebuah minimarket dekat jalan raya dan tidak ada tukang parkirnya.
"Udah lah santai. Ntar kalo hilang beli lagi." celetuk Ziyan enteng.
"Oke kalo gitu kita langsung ke lokasi tujuan ya." ajak Shasa hendak melangkahkan kakinya pergi namun Ziyan lebih dulu mencekalnya.
"Lo udah mastiin keberadaan bokap lo sekarang belum?"
Shasa menggeleng polos. Ziyan menghembuskan nafas pelan lalu menyentil dahi gadis itu. "Gegabah." ujarnya
Tak mau basa-basi Shasa langsung membuka ponsel untuk mengecek keberadaan ayahnya. Yes! Saat ini ayahnya sedang berada di rumah.
"Papa aman. Ayok buruan." ajak Shasa tak sabar
Ziyan berjalan beriringan dengan Shasa memasuki perumahan elite tersebut. Shasa memelankan langkah kakinya kala melihat seorang satpam yang tengah berjaga.
"Selamat malam pak," sapa Ziyan dengan wajah yang masih tertutup masker.
"Maaf Anda mau bertemu sama siapa ya malam-malam begini?" Satpam tersebut menatap curiga ke arah Ziyan dan Shasa.
Setelah tau maksud dari tatapan satpam tersebut, Ziyan langsung membuka masker dan mengeluarkan kartu nama miliknya. Lalu satpam itu membukakan pintu untuk Ziyan setelah mengetahui identitas lelaki itu.
"Ayok Sha." ajak Ziyan menarik pergelangan tangan gadis itu.
Kedua mata Ziyan menatap satu persatu bangunan mewah yang berjejer disana. Sampai saat dimana Shasa mencekal tangan lelaki itu dan memintanya untuk berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LIFE OF SHASA
Teen FictionBukan rasa suka biasa! . Sebuah kisah yang diawali dengan rasa penasaran, keinginan untuk melindungi, lalu akhirnya sulit untuk melepaskan. Takdir benar nyata adanya, mereka ternyata menetap di tempat yang sama. Tempat itulah yang akan menjadi saksi...