Hari Pertama Setelah Jadian

9 0 0
                                    

Pagi ini siswa kelas XI IPA 3 sedang melakukan praktikum kimia di laboratorium. Seluruh siswa diminta untuk mengenakan jas lab demi keselamatan mereka. Seperti biasa Shasa selalu ditakdirkan menjadi teman sekelompok Naura. Tak hanya Naura, dalam satu kelompok tersebut diisi empat anggota. Anggota yang lainnya adalah Kafa dan teman sebangkunya.

"Baik anak-anak hari ini kita akan melaksanakan praktikum modul II. Kita akan memakai acuan pada modul yang sudah kalian dapat, tema praktikum hari ini adalah Termokimia Kalorimetri."

"Sebelum memulai praktikum, ibu mau melakukan sesi tanya jawab terlebih dahulu. Disini ada yang bisa menjelaskan tidak tentang perbedaan reaksi endoterm dan eksoterm?"

Awalnya Shasa tak berniat untuk menjawab, namun melihat seisi kelasnya yang hanya diam saja terpaksa ia mengangkat tangan.

"Jadi gimana Shasa?" tanya bu Abdin selaku guru pengampu mapel Kimia.

"Reaksi endoterm adalah suatu reaksi yang ditandai dengan penurunan suhu yang terbaca oleh termometer, sedangkan untuk reaksi eksoterm akan menyebabkan peningkatan suhu yang terbaca oleh termometer."

"Jawaban yang bagus." puji bu Abdin

"Oke. Untuk menyingkat waktu kita langsung saja memulai praktek nya ya." perintah bu Abdin

Semua murid langsung fokus pada tugasnya masing-masing. Naura membantu menata dua tabung reaksi yang akan dipakai untuk praktikum. Kafa sendiri tengah sibuk memahami materi yang ada pada modul.

"Kafa, lo sama Shasa tugasnya bikin campuran larutan ya. Nanti bagian yang nulis biar gue aja." celetuk Naura

"Kenapa nggak lo aja yang bikin campuran. Secara lo kan bestienya dia." sahut Kafa terdengar menyebalkan.

"Sorry ya gue nggak menerima protes. Ded lo geser sini aja gih duduknya." titah Naura melambaikan tangan, meminta Dedy untuk mendekat.

Tak mau menciptakan keributan, Kafa pun memilih untuk mengalah. Lelaki itu membantu Shasa untuk melakukan pengamatan. Diam-diam sedari tadi Aurel terus memperhatikan interaksi antara Kafa dengan mantan pacarnya itu. 

"Rel, fokus." ucap Sesil menepuk pelan bahu gadis itu.

"Lo aja deh yang ngelakuin pengamatan. Gue mau istirahat bentar." ujar Aurel mendaratkan bokongnya di kursi.

Kini Aurel tengah melamun sembari sesekali ia melirik ke arah Kafa dan Shasa. Sedangkan objek yang diliriknya tampak fokus pada pengamatan yang dilakukan.

"Ka, tolong panaskan salah satu air yang ada di gelas kimia sampe suhunya mencapai 85 derajat Celcius ya!" suruh Shasa

Kafa terbengong-bengong. Pasalnya ini pertama kalinya setelah mereka putus, Shasa mau berbicara panjang padanya. Naura yang melihatnya lantas melempar bolpoin hingga mengenai kepala lelaki itu.

"Anjir!" geram Kafa menatap sengit Naura.

"F.O.K.U.S!" tegas Naura penuh penekanan.

"Iya-iya gue juga nggak budek kok. Ini salah satu gelasnya dipanasin kan Sha?" tanya Kafa

"Hmmm. Ntar kalo udah capai 85 derajat Celcius, airnya didiemin dulu sampe suhunya turun menjadi 80 derajat Celcius ya."

Kafa mengangguk dengan semangat. Lelaki itu langsung melaksanakan tugas sesuai dengan arahan yang diberikan Shasa. Setelah kurang lebih 2 jam disibukkan dengan praktikum, akhirnya tugasnya selesai juga. Shasa terlihat sedang membereskan alat dan bahan yang habis dipakainya. 

Sewaktu Kafa hendak membereskan modul praktikum, ia menatap ponsel seseorang yang dibiarkan tergeletak di atas modulnya. Disaat ia hendak menyingkirkan ponsel tersebut, ponsel itu pun menyala dan ada satu pesan masuk dari Ziyan.

SECRET LIFE OF SHASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang