Hari demi hari telah berganti. Hubungan Shasa dengan Ziyan kian dekat. Kedekatan keduanya sudah bukan hal yang asing lagi bagi semua murid di SMA Nusa Bakti. Ziyan sendiri setiap hari selalu mengajak Shasa untuk berangkat bersama meskipun harus memakai cara paksaan dulu baru mau.
Saat ini Shasa sedang menghabiskan waktu istirahatnya di rooftop bersama Ziyan. Gadis itu sedang memangku laptop sembari ditemani oleh Ziyan Briantara. Shasa sendiri sudah mulai terbuka soal masalah yang selalu menghantuinya setiap hari.
"Zii ntar kalo Naura ngambek sama gue lo yang nanggung ya." ucap Shasa
Ziyan yang sedang tiduran dengan beralaskan tas laptop milik Shasa berdehem pelan. Lelaki itu tengah menyaksikan streaming sepak bola dengan ponselnya.
"Sha, lo laper nggak?" tanya Ziyan masih dengan kedua mata yang fokus pada layar ponsel.
Shasa diam tak menjawab. Kedua matanya terus memantau pergerakan ayahnya. Gadis itu hingga saat ini masih terus mengintai keberadaan ayahnya untuk mengumpulkan bukti yang banyak.
"Ziii papa ada di deket sini." ucap Shasa mengejutkan Ziyan.
Ziyan yang mendengarnya langsung mengubah posisi menjadi duduk. Ia mengambil alih laptop yang dibawa Shasa. Menyadari gadis itu yang kehilangan kendali, perlahan Ziyan menggenggam tangan Shasa dengan erat.
"Tenang Sha, kontrol emosi lo." ujar Ziyan mengingatkan Shasa.
"Gue yakin itu pasti papa mau ketemuan sama selingkuhannya."
"Terus sekarang lo mau gimana? Mau nyusul??"
"Gue mau ngelabrak mereka." tegas Shasa dengan menahan amarah yang sedikit lagi akan meledak.
Mendengar perkataan gadis itu Ziyan menoyor pelan puncak kepala Shasa. "Lo itu cewek yang berkualitas. Jadi kalo mau bikin kalah lawan ya harus pake cara yang cerdik lah. Jangan pakai cara murahan kayak gini."
"Gue udah punya bukti cukup banyak jadi mau nunggu sampai kapan?" tanya Shasa tak sabar
"Sebelum bertindak semau lo, lo harus mikirin gimana nasib mama lo ke depan. Gue yakin banget kalo semisal lo ngelabrak mereka sekarang, ntar yang kena imbasnya pasti mama lo. Emangnya lo mau liat mama lo dalam masalah? Lo harus pikirin dampaknya dulu Sha, jangan main asal ngelabrak aja."
"Selama ini gue selalu diem tanpa ngelakuin pergerakan, tapi diemnya gue malah dijadiin papa kesempatan buat deket-deket sama selingkuhannya."
"Lo selalu cerita sama gue soal selingkuhan papa lo, tapi gue sendiri nggak tau gimana wujud selingkuhan papa lo Sha. Gue mau ngasih saran pun gaberani karena yang gue lihat hanya dari satu sisi aja. Kecuali kalo gue kenal keduanya."
"Lo yakin mau tau siapa selingkuhan papa gue?"
Ziyan mengangguk pelan. Melihat respon lelaki itu yang terlihat sangat penasaran membuat Shasa tersenyum samar dan berkata. "Nanti gue kasih tau."
"Dari kemarin bilangnya nanti terus." kesal Ziyan menatap sinis ke arah Shasa.
Teeettt teeeeettttt!!! Bel masuk baru saja berbunyi. Shasa mengambil alih laptop yang dibawa Ziyan lalu mematikannya. Ziyan yang sudah berdiri lebih dulu mengulurkan tangannya, membantu Shasa untuk berdiri. Keduanya memilih kembali ke kelas masing-masing.
Di kelas XI IPA 3 kebetulan sedang kosong. Shasa memilih untuk menghabiskan waktunya dengan menidurkan diri. Naura sendiri sudah lebih dulu terjun ke alam mimpinya.
"Sayang." panggil Aurel menghampiri tempat duduk kekasihnya seperti biasa.
"Gimana by?" tanya Kafa
"Anterin aku ke kantor yuk." pinta Aurel
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LIFE OF SHASA
Novela JuvenilBukan rasa suka biasa! . Sebuah kisah yang diawali dengan rasa penasaran, keinginan untuk melindungi, lalu akhirnya sulit untuk melepaskan. Takdir benar nyata adanya, mereka ternyata menetap di tempat yang sama. Tempat itulah yang akan menjadi saksi...