Rambu-rambu pendekatan?

18 1 0
                                    

Kelas XI IPA 3 SMA Nusa Bakti  sekarang sedang memasuki mata pelajaran matematika. Semua murid yang ada disana terlihat fokus mendengarkan penjelasan dari guru di depan. Shasa sendiri terlihat sibuk menyalin apa yang telah ditulis sama guru di depan. Tak lama kemudian terdengar bel istirahat berbunyi. Banyak murid yang tak sabar untuk segera pergi ke kantin.

"Bentar lagi kepala gue botak nih kemasukan rumus-rumus yang tingkat kesulitannya naudzubillah." keluh Naura

Shasa tersenyum tipis mendengarkan keluh kesah sahabatnya. Ia sendiri tengah sibuk merapikan beberapa buku yang ada di mejanya. 

"Shasoyy enaknya makan apa ya?" celetuk Naura meminta pendapat.

"Gatau." sahut Shasa acuh

"Ihhh ngeselin." ketus Naura sembari memberengut kesal.

"Maaf." ucapShasa mengacak rambut Naura

"Ehem!" 

Mendengar suara deheman yang berasal dari pintu kelas membuat kedua gadis itu mengalihkan pandangan. Dilihatnya seorang lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu kelas sembari menatap ke arahnya. 

"Gue kirain siapa eh ternyata abang Ziyan yang datang." canda Naura 

"Dapet salam dari temen gue tuh." celetuk Ziyan berjalan menghampiri tempat duduk Shasa dan Naura. Lelaki itu pun langsung mendaratkan bokongnya di meja.

"Temen lo yang mana dulu?" 

"Temen gue yang paling ganteng." sahut Ziyan cepat

"Eh anjir temen lo kan nggak ada yang ganteng."

"Jahat banget sih Ra. Ntar kalo temen gue denger gimana coba, pasti sakit hati banget tuh abis lo katain jelek."

"Lo kesini mau cari siapa?" tanya Naura mengalihkan topik pembicaraan.

"Shasa." sahut Ziyan singkat

Seketika raut wajah Naura berubah menjadi cerah. Ia semakin bersemangat untuk menggoda dua sejoli yang bisa dikatakan masih dalam tahap pendekatan itu.

"Aciiiieeeehhh satu malam merubah segalanya nih ceritanya." 

"Itu bukannya lo sama si Apin ya." sahut Ziyan ikut-ikutan ngeledek.

"Kalian berdua kalo masih ribut lanjutin berdua aja deh. Gue mau ke kantin laper." celetuk Shasa hendak melangkahkan kaki pergi.

Dengan cepat Ziyan mencekal pergelangan tangan gadis itu. "Gue ada perlu sama lo." ujarnya

Kedua alis Shasa saling bertautan. Gadis itu menatap penasaran ke arah Ziyan. "Perlu apa?"

"Gue boleh minta tolong nggak?"

"Hmmm." dehem Shasa singkat

"Gue mau minta tolong nanti anterin jersey warna putih gue ya yang ada di lemari. Kebetulan nanti sore gue ada latihan futsal, trus jam pulang sekolah di kelas gue itu mepet banget sama jam latihan."

"Cara gue buat masuk kamar lo gimana?" tanya Shasa pelan

"Lompat jendela aja Sha." celetuk Naura merasa dianggurin.

Ziyan menatap sinis ke arah gadis itu. Sekalinya Shasa punya temen, menyebalkan sekali ya. Ziyan kembali menfokuskan pandangannya pada Shasa.

"Ini kunci kamar gue. Nanti gue latihan di lapangan outdor." jelas Ziyan

Shasa mengangguk paham. Setelah urusannya selesai Ziyan turun dari meja untuk kembali ke kelas. Sebelum berlalu darisana lelaki itu mengacak pelan puncak kepala Shasa secara tiba-tiba. Perlakuan Ziyan barusan berhasil membuat Shasa membeku dan Naura gigit jari karena baginya kejadian yang lewat beberapa menit lalu itu sangatlah romantis.

SECRET LIFE OF SHASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang