Jaemin tidak tau kalau efek berjemur di lapangan saat matahari terik bisa sebegininya.
Setelah hampir menghabiskan waktu seharian di ruang kesehatan tadi bukannya lekas membaik kepalanya semakin pening saja. Rasanya dunia berputar saat dia memijakkan kakinya.
Beruntung ada Renjun yang membantunya dan bersedia mengantarnya pulang. Kalau tidak agaknya Jaemin akan mendekam saja di sekolah seharian.
"Terima kasih, Injun-ie"
"Iya, masuk sana dan istirahat"
Mengangguk mengiyakan perkataan sahabatnya itu. Jaemin berdiri dan menunggu sejenak sampai mobil yang membawa Renjun tak lagi terlihat oleh mata.
Jaemin mendesah dan masuk ke dalam rumahnya dengan pelan. Sesekali memijat keningnya.
"Jaemin, kau sudah pulang?"
Suara itu membuatnya menghentikan langkah. Dia berdehem sejenak untuk menjawab pertanyaan itu.
"Jaemin!"
Baru saja hendak naik ke kamarnya panggilan dari dapur itu membuatnya menghela nafas, urung naik dan memutar arah.
"Iya??"
Ibunya disana sedang kesusahan mengangkat sebuah kotak besar.
"Tolong bawakan ke gudang"
Jaemin mengerjap.
"Mom—maksudku ibu, bisa ibu tunggu Sungchan saja?? Biar dia yang membantu ibu nanti"
Ibu menatapnya dengan kening berkerut.
"Apa maksudmu?? Sungchan pulang agak malam, itupun pasti sudah lelah karena latihan. Bawakan sebentar saja"
Jaemin mendesah pelan.
"Bukan begitu aku hari ini merasa lelah sepertinya—"
"Ya sudah ibu sendiri saja"
Mendengar itu buru-buru Jaemin meletakkan tasnya dan bergegas mengambil alih kotak itu yang baru saja akan diangkat ibunya.
"Iya aku bawakan ke gudang"
Jaemin mana tega membiarkan ibunya mengangkat kotak yang dilihat saja tampak berat. Dia mendesah sebelum mulai mengangkat kotak itu dengan sedikit kesusahan.
Dan begitulah Jaemin berakhir mengangkat barang-barang dapur yang lama ke gudang, alih-alih beristirahat seperti yang dia inginkan.
🦋🦋🦋
Sungchan baru saja menginjakkan kakinya di rumah saat Juju dengan semangat berlari ke arahnya. Menyambutnya.
Memang Juju selalu berada di ruang tamu rumahnya entahlah sepertinya wilayah itu sudah dia jadikan teritorinya.
"Guk guk"
"Halo Juju" katanya sambil berjongkok dan menggaruk leher anjing itu.
"Guk guk"
Sungchan tertawa saat melihat Juju tampak menikmati perhatian yang dia berikan terlihat dari bagaimana anjingnya menggonggong dan berputar-putar. Menggemaskan sekali, Juju-nya memang yang paling menggemaskan se-semesta.
"Sungchan, sudah pulang??"
Sungchan mengangkat pandangan saat suara ibunya menyapa. Senyumnya terbit. Lantas dengan senang hati meninggalkan Juju dan beralih memeluk ibunya.
"Huum"
Punggungnya ditepuk sekali.
"Ya sudah masuk sana, mandi dan segera turun untuk makan malam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disaster [On Hold]
Fiksi PenggemarBeberapa orang bilang punya saudara itu adalah anugerah tapi beberapa lagi mengatakan punya saudara itu bagai bencana.