.
.
.
.
.
.-Amnesia-
"Siapa kau sebenarnya?"
Yoongi membeku di tempatnya, tak disangka pertanyaan seperti itu datang lebih cepat. Tapi melihat Jimin yang terlihat ketakutan membuat perasaan Yoongi tidak enak, sebenarnya apa yang terjadi?
"Hyung, sebenarnya apa yang terjadi? Apa kau mimpi buruk? Katakan padaku." Yoongi pun membungkuk, membersihkan beberapa pecahan piring dan mangkuk, seolah mengabaikan pertanyaan Jimin.
Yoongi yang sibuk membersihkan kekacauan, lantas dibuat beku kembali setelah Jimin berbicara lagi.
"Pembunuh."
Deg.
Yoongi mematung mendengar ucapan Jimin, perlahan ia mendongak menatap Jimin yang masih berdiri dengan tubuh bergetar. Perlahan Yoongi bangkit, berjalan menuju ke arah Jimin.
"Berhenti." ucap Jimin.
Yoongi memperhatikan Jimin yang ketakutan, sekarang apa yang harus ia lakukan. "Arra, aku akan jujur padamu." mulai Yoongi.
Jimin memperhatikan Yoongi, ia bisa melihat tatapan itu. Tatapan yang muncul setiap kali dirinya menatap manik itu, hangat.
"Aku-" Yoongi terus menatap Jimin, mencoba menyampaikan perasaannya lewat tatapannya, "-Adalah Hyungmu."
Bisa Yoongi lihat bagaimana manik itu melebar, benar Jimin terkejut mendengar pengakuan Yoongi. Tapi kenapa? Jika Yoongi Hyungnya kenapa dia tidak muncul saat dirinya membuka mata kala itu.
"Aku juga yang selalu menulis note kuning untukmu, agar kau tidak tersesat karena kehilangan ingatanmu."
"Dan-" manik Yoongi menyendu, sebenarnya ia tidak ingin mengatakannya tapi lebih baik ia jujur, "-kau benar, aku pembunuh."
Tubuh Jimin luruh setelah Yoongi mengaku, seluruh tubuhnya bergetar tak terkontrol. Terkejut dengan kebenaran Yoongi. Jadi selama ini ia berada di dekat seorang pembunuh, parahnya lagi mereka bersaudara.
"Jiminie.."
Yoongi hendak mendekat, Jimin langsung meringsut. "Pergi."
"Ji-"
"PERGI!!!"
Dengan langkah berat Yoongi meninggalkan Jimin, dan tepat saat ia berada di ambang pintu dapur. Ucapan Jimin kembali membuatnya mematung.
"Aku tidak sudi mempunyai saudara seorang pembunuh, jadi jangan pernah kembali."
Sakit, itulah yang Yoongi rasakan. Tapi kini ia hanya pasrah, ia melanjutkan langkahnya. Berusaha menahan dirinya untuk tidak berbalik memeluk Jimin, saat mendengar sang adik menangis.
Saat diluar Yoongi menghubungi Jungkook, "Jungkook-ah, pulanglah Jimin membutuhkanmu."
.
Di sisi lain Jungkook berlari tidak tenang, setelah mendapat telepon dari Yoongi ia yakin pasti ada masalah. Sampainya di rumah Jungkook bisa mendengar tangisan Jimin, dengan segera Jungkook menghampirinya. Terkejut melihat kondisi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia [Minyoon/Yoonmin]
Fanfiction[Complete] Jimin kehilangan ingatannya ketika ia membuka matanya. Brothership Minyoon-Yoonmin Rank: #8 in yoongi (21-01-2022) #15 in 방탄소년단 (05-04-2022) #53 in yoonmin (07-04-2022) #32 in amnesia (03-07-2022) #93 in minyoon (13-01-2023) ©kimhajoon_03