Chapter 6 : Suspect

356 40 2
                                    













.
.
.
.
.

-Amnesia-











Shin menatap datar kobaran api hasil karyanya, mengamati bagaimana para warga berbondong-bondong membawa timba air dan menyiram kobaran itu.

Kemudian berjalan pergi meninggalkan rumah yang setelah ini hangus termakan api, dalam perjalanannya ia hanya bisa merenung. Merenungkan betapa banyaknya dosa yang telah ia lakukan, jika saja ia tidak nekat mungkin sekarang dirinya pasti tidak akan pernah terbayang bayang oleh dosa.



Tapi ia nekat pun juga karena adiknya, adik satu-satunya yang ia punya. Yang membuatnya mau melakukan apapun untuk membahagiakan adiknya, tapi malah membuat sang adik membencinya.




Shin berjalan menuju rumah abu, di sana ia melihat tiga orang yang ia sayangi telah menemui Tuhan. Seperti inilah rutinitas Shin, setelah membunuh beberapa nyawa ia akan menangis di hadapan abu orangtuanya. Yah mereka adalah orang tua Shin.










.













'Jiminie, akhir-akhir ini kau terlihat banyak pikiran. Intinya jangan sampai sakit, jaga kesehatan ya.'



Jimin menghela nafas saat membaca note kuning itu, kemudian ia membaca note merah yang lagi-lagi ia dapatkan.


'M4T1'


Jimin yakin dua note ini dikirim dari orang yang berbada, tapi Jimin heran kenapa tulisan keduanya hampir sama? Mana yang meniru mana?


"Hyung!"



Dengan segera Jimin memasukkan note itu ke dalam saku, kemudian menoleh ke arah Jungkook yang memanggilnya. "Nde, tunggu sebentar."


Kemudian Jimin menghampiri Jungkook yang berdiri di ambang pintu kamarnya, "Kajja."


Kini mereka berada di rumah Yuna, orangtua Yuna mengundang mereka untuk makan malam bersama. Yuna beberapa kali menangkap Jimin yang tengah melamun, apa Jimin mempunyai masalah?




"Jimin Oppa."




Jimin tersentak saat Yuna memanggilnya, sadar jika beberapa pasang mata menatapnya, "Nde?"


"Oppa baik-baik saja? Sejak tadi aku melihat Oppa melamun." ucap Yuna.



Jimin tersenyum kemudian mengangguk, "Aku baik-baik saja, omong-omong masakan Bibi enak." ucap Jimin.


Ucapan Jimin membuat Jina tersenyum, kemudian mengambil daging dan meletakkannya di atas nasi Jimin. "Kalau begitu makan yang banyak, kalian juga." ucap Jina.


Mereka kembali makan tanpa tahu dua orang dari mereka, memandangi Jimin sedemikian rupa.

Sampainya di rumah Jimin langsung menyambar remote TV, dan langsung menampilkan berita.


"Kembali terjadinya kebakaran di salah satu rumah milik Menterixxxxx"

Jimin lantas menggantinya.

"Menteri Yook dan sekeluarga tidak selamat dari kebakaran yang terjadixxx"


Click


"Terduga kebakaran terjadi karena konsleting listrikxxx"


"Arrrggghh~ kenapa semua menayangkan tentang kebakaran?"


Amnesia [Minyoon/Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang