Chapter 2 : Handsome Waiters

717 52 1
                                    


Enjoy with my story
.
.
.
.
.
.
.






-Amnesia-






Jimin berjalan mondar-mandir di kamarnya, sesekali menatap pemuda yang masih terbaring lemah di ranjangnya. Sebenarnya Jimin akan berangkat kerja tapi ia tidak tega meninggalkan pemuda itu sendirian.


Apalagi hari ini sangat Bos menyuruhnya untuk lembur karena akan ada band di Cafe tempatnya bekerja, yang otomatis ia akan pulang larut. Bagaimana jika pemuda ini sadar lalu tidak ada siapa-siapa?

Akhirnya Jimin pun menyerah, ia meyakinkan dirinya kemudian berjalan meninggalkan kamarnya. Setelah mengunci rumah, Jimin berjalan menuju tempatnya kerja.

Di Cafe Jimin disambut oleh sang Bos, Jimin membungkukkan badannya.

"Jimin, maafkan aku kau harus lembur di hari ke-dua mu." ucap sang Bos dengan raut sedih.

Yang Jimin tanggapi dengan senyuman, "Gwaenchana, saya senang jika melihat Cafe banyak pelanggan." ucap Jimin.

Sang mengangguk setuju, "kau benar, tenang saja aku akan memberi mu tip. Fighting." ucap Sang Bos menyemangati Jimin dengan mengepalkan kedua tangannya ke udara.

"Fighting."

Setelahnya Jimin pergi ke ruang ganti, mengganti pakaiannya dengan seragam yang diberi Cafe. Dan mulai bekerja, melayani pelanggan dengan cekatan.

Jimin menjadi sorotan beberapa pengunjung, bukan hanya karena cekatan tapi Jimin adalah karyawan yang tampan juga sangat ramah. Itulah mengapa Jimin langsung populer walaupun baru hari kedua ia bekerja, kerap kali ia digoda beberapa gadis sekolah, dan Jimin hanya tersenyum menanggapinya.


Waktu bergulir cepat, dan Cafe semakin ramai saat beberapa band masuk ke dalam Cafe. Jimin sendiri sedang beristirahat sejenak, sebenarnya ia sudah lelah. Tapi lelah itu tertutupi setelah melihat banyak pengunjung malam ini, membuat jiwanya kembali bersemangat.


Setelah beristirahat sejenak Jimin kembali bekerja, juga sesekali ia menikmati musik yang sedang dimainkan oleh band tersebut.

Jimin duduk karena kini beberapa pelanggan sedang tertarik dengan band yang sedang berbicara, jadi tidak ada yang memesan.

"Kami mengajak salah satu dari kalian untuk duet bersama kami, kalian bisa maju." ucap sang vokalis.

Jimin menoleh ke arah teman kerjanya yang tengah mengangkat tangannya. "Oh, Anda ingin mencoba?" tanya sang vokalis.

"Ani..."

Kemudian Jimin terkejut saat temannya itu malah menariknya ke depan, "ku rasa dia bersedia." ucap temannya itu, menepuk pelan bahunya lantas pergi meninggalkannya.

Jimin sendiri berdiri dengan kikuk, apalagi sorakan beberapa pelanggan yang menyuruhnya naik membuatnya malu.

"Baiklah anda bisa naik."

Akhirnya Jimin pun naik sontak sorakan semakin keras mengetahui Jimin yang naik.

Setelah mendapatkan teksnya, Jimin mulai bernyanyi. Semuanya terkesima mendengar suara lembut milik Jimin, saking lembutnya mereka tidak mengeluarkan suara apapun, menghentikan sejenak aktivitas mereka untuk mendengar suara merdu Jimin.

Amnesia [Minyoon/Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang