Prolog : Who Am I and Who Is He

2.1K 107 0
                                    







Enjoy with my story
.
.
.
.
.





-Amnesia-



Di salah satu kamar rawat rumah sakit besar di Seoul, sepasang mata baru saja terbuka dari waktu yang lama. Mata itu berkedip pelan berusaha menyesuaikan cahaya di sekitarnya, kemudian menatap bingung sekelilingnya.

Ceklek.

Seorang perawat masuk dan terkejut mendapati namja itu sudah sadar, "omo!!"

Dengan cepat perawat itu menekan tombol darurat di samping ranjang, setelahnya datanglah seorang Dokter muda.

"Pasien sudah sadar, Dok."

Dokter pun memeriksanya, kemudian tersenyum pada namja yang kini menatap dirinya bingung. "Bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?" tanya Dokter itu.

Namja itu mengerutkan keningnya, "sedikit pusing.." jawabnya dengan suara serak.

"Gwaenchana, nanti pusingnya akan hilang, itu karena kau baru bangun."

Dokter pun mengemasi peralatannya, hingga namja itu memanggilnya, "Dokter."

"Ya? Butuh sesuatu?"

"Dokter tahu namaku?"

Sontak Dokter muda itu mematung jangan lupakan perawat yang masih menemani sang Dokter, Dokter itu menatap namja itu, "kau tidak ingat namamu?" tanyanya.

Yang hanya dijawab gelengan lemah dari namja itu, Dokter pun mendekat kemudian mengusap kepala namja itu.

"Maafkan aku, kau datang keadaan tidak sadarkan diri, jadi kami tidak mengetahuinya"

Namja itu mengangguk, kemudian melirik name tag yang ada di jas putih milik sang Dokter, "Ghamsahamnida, Dokter Kim." lirihnya.

"Kalau begitu tidurlah kembali."

Setelah itu Dokter muda itu keluar dari kamar rawat itu, di luar Dokter muda itu diam, kemudian menoleh ke arah perawat, "sepertinya kita harus periksa ulang, siapkan ruangannya malam ini."










.






Di ruangan salah satu Dokter terdapat dua namja yang sedang duduk berhadapan, salah satu dari mereka menunduk.

"Maafkan kami, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi dia menolak ingatannya yang membuatnya kehilangan ingatannya begitu ia sadar."

Namja itu termenung mendengar penjelasan Dokter, apalagi Dokter itu menunjukkan hasil pemeriksaan ulang itu.

Namja itu menghela nafas, "Baiklah, Terima kasih Dokter, saya akan berusaha melunasinya dengan cepat."

"Tidak perlu, aku melakukannya karena kalian adalah keluargaku."

"Tidak, pokoknya saya janji akan membayarnya." tolak namja itu.

Sang Dokter hanya menghela nafas, mengasihani namja yang ada di di depannya ini.
















.
















Selama beberapa hari namja itu terus menerus memikirkan siapa dirinya, apalagi Dokternya hanya menggelengkan kepalanya setiap ia bertanya.


Amnesia [Minyoon/Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang