"bikin ulah apa lagi si?" Tanya Iyel setelah bertemu langsung dengan Puspita.
"Gausah marah marah mulu kenapa si ka, dari mulai di telpon sampe ketemu nggas mulu" Keluh Puspita.
Bagaimana Iyel tidak jengkel, Puspita menelpon Iyel berkali kali saat acaranya masih berlangsung dan dapat kabar kalau Puspita berkelahi di suatu mall dan Sampai di bawa kedalam kantor mall tersebut.
Dengan cepat Iyel langsung meminta izin kepada Wisnu dan bergegas pergi menyusul Puspita namun sekarang
Iyel hanya mampu menggeleng heran melihat Puspita yang justru sepertinya sangat nyaman berada di dalam ruangan ini."Baik pak, lain kali saya akan pantau adik saya"
Iyel menoleh ke sumber suara yang ada dibalik penyekat tembok, seperti tidak asing setelah melihat punggung belakang orang itu.
Lalu tatapannya kini beralih menatap adiknya yang masih duduk santai di ruang tunggu. "Lo nyuruh siapa yang ngaku ngaku jadi kakak lo" Tanya Iyel langsung.
"Gue fikir lo udah bisa langsung nebak" Ucap Puspita.
Iyel menunjuk Puspita dengan greget sepertinya dia tau siapa orang itu, pandangan mereka berdua beralih menatap dua orang yang sedang berjalan ke arahnya.
"Ini kakak kamu sudah tanda tangan kalo kamu buat onar lagi saya pastikan kamu bukan lagi di introgasi di tempat ini" Ucapnya.
"Iya iya, lagian bukan saya yang salah pak" Ucap Puspita.
Iyel mencubit pinggang Puspita dengan kasar setelah mendengar ucapan yang di lontarkan oleh adiknya itu dan membuat Puspita merintih kesakitan.
"Kalo gitu kami pamit ya pak, terimakasih atas kerjasamanya"
Iyel menarik tangan Puspita dengan cepat lalu meninggalkan ruangan itu namun di tengah perjalanan Iyel menghentikan langkah kakinya dan di ikuti oleh Puspita.
"Ga bisa banget lo nunggu gue dateng?" Ucap Iyel yang geram atas tingkah adiknya.
"Lo lama ka datengnya, gue hubungin lo dari tadi tapi lo ga angkat telpon gue" Ucapnya tidak kalah marah dengan Iyel.
"Iya tapi lo ga harus ngerepotin orang lain juga"
"Dia bukan orang lain ka"
"Masih ada Danu sama Nabila kenapa lo gak hubungin mereka?"
Puspita tertawa hambar " apa salahnya si gue minta tolong sama dia, dia kakaknya Aldo jadi dia juga kakak gue"
setelah mendengar ucapan Puspita, Iyel sedikit menyesal sudah membentaknya karena ingatan adiknya masih terus tentang Aldo kekasihnya yang sudah lama pergi meninggalkan dia. Dan akhirnya Iyel hanya memilih untuk diam.
Puspita menyusul Damar yang juga sudah keluar dari ruangan itu.
"Makasih ya ka, maaf ngerepotin" Ucapnya.
"Iya gapapa, tapi lain kali lo gaboleh kayak gitu lagi" Ucap Damar. Pandangannya menatap ke arah Iyel yang sedang membelakangi mereka.
Iyel mulai membalikan tubuhnya setelah merasakan Puspita dan Damar sudah ada belakangnya.
"Makasih ya lo udah bantu nyelesain masalah itu anak curut" Ucap Iyel.
"Kalo gue curut lo apa?" Protes Puspita. Iyel tidak mengubris ucapan Puspita namun Iyel langsung melepas tangan Puspita yang merangkul lengan kekar milik Damar.
"Caper" Ucapnya mulai berjalan lebih dulu.
Setelah cape berdebat sepanjang jalan Iyel melipir ke food court dan tentunya terus di buntuti oleh Damar dan Puspita yang juga ikut makan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa & Waktu
Teen FictionBagaimana caranya menjadi sosok pencandu mu? Bagaimana caranya menjadi salah satu alasan kau tertawa? Bagaimana caranya menjadi obat lukamu? Bagaimana kalau semua yang diharapkan ternyata hanya rasa sakit yang tertanam? Apa hasilnya akan jauh le...