luka tak selalu sakit

223 158 157
                                    

"Dan,bil, yel " Yuk kantin ga laper apa kalian.

" Ga!" Ucap Nabila.

"Dih gue ga ngomong sama lo ya kunyuk"

"Tapi lo nyebut nama gue juga" lanjutnya.

" Eh! apaan si malah ribut ayok ah gue juga laper udah cape menahan" sambar Danu.

" Hah? Menahan apa Dan?" Tanya Wisnu lagi yang sambil sibuk membolak balikan isi makalah presentasinya yang akan dimulai sehabis jam istirahat.

"Menahan rindu sama Mba Jeni" Ucap Danu melangkah pergi dengan gaya mas mas jamet sambil menjambulkan rambut keritingnya.

Iyel yang sedari tadi yang hanya sibuk menonton pun mengikuti Danu takut sahabat yang satunya ini lepas kendali macam monyet lepas dari iketan tali dilehernya.

"Mba Jeni mau pesen dong" 
Jeni itu adalah anak si ibu kantin  yang katanya mirip idolanya.

Sedangkan Mba Jeni sendiri pun sebenernya risih tapi apa daya mereka adalah pelanggan setia ibunya dan sudah hampir terbiasa dengan ocehan, rayuan bahkan ajakan Danu untuk mengajaknya menikah sehabis Danu lulus kuliah.

"Ko Danu aja mba, punya kita mana?" Ucap Nabila yang melihat mba Jeni hanya membawakan nampan isi satu mangkuk mie ayam.

"Iyalah kan gue calon suaminya mba Jeje jadi dia harus mengutamakan gue, iya ga mba?" Sambar Danu yg mengedipkan matanya sebelah.

"Dih kelilipan lo" Ucap Wisnu sambil meminum botol yang sudah iya pegang sedari tadi di kelas sedangkan Iyel dan mba Jeni hanya menggeleng geleng melihat kelakuan humor di depannya.

"Doi kapan balik yel?" Tanya Wisnu.

"Iya katanya kemaren udah balik ko belom nongol juga batang idungnya" Tanya Nabila.

"Hm gatau deh, dia juga ga chat gue seharian ini"

"Akhirnya dateng juga "

Dan mereka langsung melahap mie ayam yang dibawa sama mba Jeni.
Danu? Jangan ditanya dia sibuk menyeruput kuah mie ayam.

"Ehh gimana presentasi, gue masih gangerti anjir entar kalo gue yang di tanya tanya gimana?" Ucap Danu.

"Makannya belajar beleguk" Jitak Nabila.

"sakit bil" ulUcap Danu sambil mengelus kepalanya.

"Yel gimana?" Senggol Danu.

"Nih lo baca terus taro kertasnya di minuman lo. Terus lo minum"

"Terus gue langsung pinter gitu yel"

"Pinter kaga  dongo iya" Uvapnya  di iringi tawaan serentak.

"Bangsat lo yel"

"Lo pada mau tau ga hal yang ngebuat gue jatuh cinta sama ka Fatur?" Ucap Nabila. Yang lain tidak menjawab hanya memberikan kode mata kearah Fatur.

"Udah pinter, Jago maen futsal, Ramah senyum dan siapa yang ga meleleh kalo di senyumin sama dia" Ucapnya tanpa henti menatap Fatur dari jarak yang lumayan tidak jauh dari tempat duduknya.

"Gue nggak". Ucap mereka serentak, Nabila hanya mendengus kesal lagi dan lagi mereka tidak memberikan aura dukungan positifnya.

"Cakepan gue kali bil" Ucap  tegas Wisnu dengan raut kesal yang bete karena faktanya Wisnu sangat suka dengan Nabila tapi cintanya selalu ditolak, karna Nabila yang sekarang masih terobsesi oleh Fatur padahal cinta dia juga di tolak karana Fatur sudah mempunyai pawangnya.

"Dah yok ah masuk kelas ga selera gue"sambungnya lagi.

"Ada yang cemburu tapi ga punya hak siapa lagi kalo bukan-"
"Gue maksud lo" Sambar Wisnu sambil menyepit leher Danu di kedua tangannya.

Lisa & WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang