Lo pengecut. Kalimat yang terlintas di dalam kepalanya.
"Bukannya dari awal emang udah jadi pengecut" Ucapnya tersenyum simpul sambil mengendarai mobil miliknya.
****
Setelah kejadian beberapa jam lalu Iyel belum juga pulang kerumah. Sekarang sudah hampir jam setengah dua belas malam.
untungnya Puspita sudah memberi alasan kepada kedua orangtuanya kalau iyel sedang menemani Nabila yang sendirian dirumahnya."lo kemana si ka, di telpon ga di angkat di chat juga ga dibales" Puspita yang berjalan mundur mandir di dalam kamarnya yang khawatir akan keadaan kakaknya.
Dreett dreett
"lo tidur aja entar gue sama Wisnu yang cari Iyel" Pesan masuk dari Danu.
Puspita hanya menghela nafasnya dan merebahkan tubuhnya dikasur, mengambil sebuah bingkai foto
"Kalo aja kamu masih disini" Ucapnya dan perlahan memejamkan matanya yang sudah mengantuk.Sedangkan Danu dan Wisnu masih terus mencari Iyel karna gimanapun juga Danu merasa sangat bersalah nggak seharusnya dia berbicara seperti itu.
"Kita ketempat biasa mungkin aja Iyel ada disana" Ucap Wisnu dan di anggukan oleh Danu.
"Gausah ngebut santai aja! gue masih mau kawin sama nabila" Ucapnya lagi.
"Peduli setan"
"Yeh bego" Wisnu menoyor kepala Danu.
Galama mereka sampai ditempat biasa mereka nongkrong tapi Iyel juga tidak ada disana.
"Kemana si sebenernya itu anak" Ucap Danu.
"Lo nanya gue? Jawab wisnu.
Danu menggeleng " Nanya jin iprit gue"
" Hahaha lucu lo bego" Jawab awisnu menendang pantat Danu.
"Ini udah jam dua belas anak perawan masih ga keliatan, dia punya temen lagi ga selain kita?" Ucap danu lagi.
"Punya lah bego"
"Yaudah samperin satu satu"
"Kumat dah begonya, udah ayo cari ketempat laen" menarik kerah jaket belakang Danu.
Mereka memasuki mobil dan terus mencari keberadaan Iyel di tempat lain.
****
Seseorang menghampiri lalu meletakan botol minuman dingin di pipi milik perempuan itu. Perempuan itu hanya menoleh.
"Gue boleh duduk" Tanyanya.
"Lo udah duduk" Jawabnya singkat.
"Lo ngapain ? masih ngikutin gue?" Ucap Iyel lagi.
Perempuan itu Iyel, Iyel duduk di taman kota. Tempatnya nggak terlalu ramai enggak terlalu sepi juga untuk jam sekarang yang menunjukan pukul jam dua malam. Dan masih banyak pedagang asongan yang berkeliling.
"Gue ga ngikutin lo, gausah pede"
Iyel menatap tajam ke arahnya.
" Oke gue akuin yang kali ini gue ngikutin lo"
Iyel menarik nafasnya kasar enggan berdebat dan memilih pergi dari taman itu. tapi sebelum Iyel bangkit tangannya sudah ditahan terlebih dahulu.
"Gue gamau terus terusan ribut gajelas sama lo" Ucap Iyel menarik tangannya.
cowo itu hanya diam tidak bersuara lagi.
"Lo ga punya kerjaan lain ya?"
"Ada" Jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa & Waktu
Fiksi RemajaBagaimana caranya menjadi sosok pencandu mu? Bagaimana caranya menjadi salah satu alasan kau tertawa? Bagaimana caranya menjadi obat lukamu? Bagaimana kalau semua yang diharapkan ternyata hanya rasa sakit yang tertanam? Apa hasilnya akan jauh le...