"ngapain lo kesini" Ucapnya setelah memarkirkan motor di garasi rumahnya.
Melempar kaleng minuman kearahnya."mau minum bareng lo, udah lama ga minum bareng "
"Basi lo! Ayo masuk"
********
Matahari pagi telah bersinar. Semua mulai melakukan aktivitasnya kembali setelah merehatkan sejenak tubuh dan mentalnya dengan cuaca yang dingin setelah diguyur oleh hujan semalaman.
Angin semilir berembus pelan di sela sela dedaunan rindang di taman kampus dengan sisa sisa embun semalam. Tampak Wisnu dan Nabila tengah duduk disalah satu bangku dibawah pohon.
"Ish, bukan perhitungan kayak gitu oneng! " Celetuk Nabila menatap kesal kepada Wisnu.
"Lah terus perhitungannya gimana?" Tanya Wisnu sambil menggaruk garukan kepalanya.
"Udah ah capek jelasinnya sama orang yang ga nyambung dari tadi" Ucapnya.
"Ya gimana dong, makannya gue minta di ajarin sama lo"
Sementara itu, tak jauh dari mereka di bawah pohon di pinggir lapangan tampak Iyel tengah duduk sendirian menikmati makan siangnya di atas sebuah bangku sambil memandang ke arah lapangan itu.
Iyel menoleh kearah Wisnu dan Nabila yang tidak jauh darinya lalu mengukir seulas senyuman manis di bibirnya. "mereka cocok banget padahal, saling melengkapi tap-i"
"Tapi apa?"
Iyel menoleh ke arah sumber suara itu. "Lo ngapain disini?"
"Lo sendiri ngapain disini?" Tanyanya.
Iyel jengkel setiap pertanyaannya pasti akan selalu ditanya balik olehnya. Pandangannya kembali lurus yang melihat Danu tengah asik bermain bola, dan membiarkan orang itu duduk di sampingnya.
"Lo ga takut image lo jelek?" Tanya Iyel.
"Kenapa harus takut" Jawabnya.
"Ya status lo kan disini dosen, ga takut di gosipin deket sama mahasiswa"
"Kan gue pernah bilang, gue cuma beda beberapa tingkat sama kalian, lagian status gue juga masih mahasiswa. Kalo pak Herlambang udah balik ngajar ya gue juga balik jadi mahasiswa lagi. Jadi buat apa gue takut nama gue jelek" Tuturnya.
Iyel mengangguk lalu memyodorkan tangannya tepat di depan Damar. Iyel menatap Damar memberi isyarat untuk membalas jabatan tangannya itu.
"Apaan si gajelas" Ucap Damar tertawa sambil mengayun ayunkan tangan mereka yang sudah bersatu.
"Udah tau gajelas tapi masih nurut" Tawa Iyel dengan bahagia.
"Gimana keadaan lo" Tanya Damar serius.
"Kayak yang lo liat sekarang" Ucapnya.
Tanpa sepengetahuan Iyel ternyata pertengkaran dirinya dan Noval di mall kemarin di saksikan juga oleh Damar. Saat itu Puspita meminta Damar untuk mengikuti Iyel dan saat ingin menghampirinya Damar melihat Iyel yang terus berjalan kearah Noval jadi akhirnya Damar memilih untuk mengikuti dari belakang.
"Gausah pura pura so tegar" Ucap Damar lagi.
"Mau heran tapi itu elo" Ucap Iyel yang menatap intens Damar.
"Maksudnya?" Tanya Damar yang bingung.
"Gue gatau harus terimakasih atau gimana, soalnya setiap gue lagi ada masalah lo selalu hadir jadi penghibur gue" Ucap Iyel.
"Badut dong gue?" Tanya Damar polos.
Iyel tertawa menggeplak pergelangan tangan Damar. Damar yang merasa ucapannya benar semakin terlihat bete setelah melihat Iyel yang masih menertawakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lisa & Waktu
Teen FictionBagaimana caranya menjadi sosok pencandu mu? Bagaimana caranya menjadi salah satu alasan kau tertawa? Bagaimana caranya menjadi obat lukamu? Bagaimana kalau semua yang diharapkan ternyata hanya rasa sakit yang tertanam? Apa hasilnya akan jauh le...