22

90 11 1
                                    


~~~~~


" hmm, oke demamnya udah turun tapi obatnya harus dihabisin." Ucap Inoue

Kemarin setelah pulang sekolah Inoue kembali mengunjungi Yamasaki di apartementnya, begitupula hari ini, karena kemarin Inoue tidak bisa menginap jadi dia datang pagi-pagi ke tempat Yamasaki.

" Ne." Panggil Yamasaki

" hm?..."

" lu tau kan hari ini weekend."

" tau, terus kenapa?..."

" lu ngapain ke tempat gue, pagi-pagi lagi."

" gue mau ngecek keadaan lu, kemarin kan gue nggak sempat nginep."

" ck."

" itu sarapannya cepet dihabisin, terus obatnya diminum lagi."

" lu mau apa dari gue, jujur aja, nggak usah sok peduli."

" ..... " Inoue diam

" lu pasti sama kayak yang lain, deketin gue karena ada maunya."

" perasaan elu yang deketin gue duluan." Ucap Inoue dalam hati

" kalau dari awal lu tau mereka yang ngedeketin lu itu ada maunya, kenapa malah lu mainin?..."

" gue udah bilang kan itu menyenangkan." Jawab Yamasaki sedikit tertawa

" begitukah?..."

" menaklukkan mereka itu sama dengan bermain game. Gue cuma bersikap lembut dan menunjukkan sisi manisku saja mereka sudah tergila-gila."

" ..... "

" entah mereka yang gue deketin ataupun yang ngedeketin gue, semuanya bodoh, menjijikan, membosankan."

Kalimat terakhir dari Yamasaki cukup membuat Inoue sedikit sakit hati, siapa yang tidak akan sakit hati jika disebut bodoh dan membosankan, terlebih menjijikan.

" lagipula tidak peduli dengan siapa gue pacaran, cepat atau lambat pasti mereka bakal ngehianatin gue." Ujar Yamasaki

" karena lu pacaran dengan mereka bukan karena cinta."

" cinta? Untuk apa, mereka yang mengatasnamakan cinta saja bisa saling menyakiti entah pasangan atau orang lain, lu sama Yui-senpai putus juga karena dia selingkuh kan."

" ..... "

" kalian semua sama saja, bodoh, menjijikan."

" apa itu juga termasuk orang tuamu?..."

" IYA, JUSTRU MEREKA YANG PALING BODOH DAN MENJIJIKAN."

Inoue kaget dengan intonasi Yamasaki yang berubah dan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, entah amarah, kecewa atau sedih yang terlihat dari sorot matanya itu.

" apanya yang menikah karena saling cinta, saling sayang, semua itu bohong." Ucap Yamasaki lirih

" ..... "

" gue nggak tau gimana hubungan mereka sebelum gue lahir, yang gue pengen hanya keluarga yang bisa saling menyayangi dan bisa membagi waktu untuk keluarga walau hanya untuk makan malam bareng, tapi kenyataannya ....."

" ..... "

" mereka nggak pernah ada buat gue, tiap gue pulang sekolah selalu rumah dalam keadaan sepi dan mereka beralasan karena perkerjaan, selalu seperti itu."

" apa hanya karena itu lu bisa bilang ortu lu bodoh dan menjijikan?..." ucap Inoue dalam hati

" lu pasti mikir alasan gue nggak masuk akal kan." Ucap Yamasaki seakan tau apa yang dipikiran Inoue

Inoue diam saja

" seakan mereka tidak puas dengan keadaan, dengan sesuatu yang mereka sebut open relationship mereka dengan seenaknya menjalin hubungan dengan orang lain tanpa memutuskan hubungan yang sudah mereka jalin sebelumnya."

Inoue masih diam karena tidak tau harus menanggapi seperti apa.

" apa lu tau gimana rasanya jadi gue yang saat itu masih belum mengerti dunia harus ngelihat mereka yang keluar masuk rumah dengan orang lain sambil bermesraan, melihat mereka bercumbu dengan yang bukan pasangan sah mereka,dan mereka bilang itu atas dasar cinta, yang benar saja."

" ..... "

" apa mereka nggak mikirin perasaan gue, oh tapi dari awal juga mereka nggak pernah mau peduli."

" ingatkan waktu gue ditarik paksa sama om-om terus lu nolongin gue yang sampai mukulin pake raket tenis?..."

Inoue mengangguk karena ingat kejadian itu

" asal lu tau dia itu temen ortu gue dan gue tau dia, bahkan beberapa hari setelah itu gue lihat dia dengan santainya ngobrol dengan ortu gue."

" ..... "

" gue tau itu nggak ada hubungannya dengan kelakuan gue sekarang, tapi itu jadi salah satu pemicu rasa percaya gue sama mereka hilang."

" ..... "

" dengan semua kejadian itu lu masih mau nyuruh gue ngerasain yang namanya cinta? Menjalin hubungan atas dasar cinta? Cinta seperti apa yang harus gue rasain?..."

Ditanya dengan pertanyaan seperti itu, Inoue juga tidak tau harus menjelaskannya seperti apa dan bagaimana.

" cinta yang ortu gue tunjukkin sama gue ya cinta yang seperti itu, cinta pemuas nafsu. Gue bahkan nggak pernah ngerasain cinta dari orang tua untuk anaknya."

Inoue lantas mendekat dan langsung memeluk Yamasaki erat.

" gomen." Hanya satu kata itu yang bisa diucapkan Inoue saat memeluk Yamasaki.

Yamasaki yang tiba-tiba dipeluk oleh Inoue tentu kaget, tapi entah kenapa dia tidak menolak dan membiarkan Inoue memeluknya untuk beberapa saat.

" bisa lepasin gue nggak?..." sahut Yamasaki

" ah gomen." Inoue langsung melepas pelukannya

" jadi sekarang terserah lu mau apa." Ucap Yamasaki

Inoue melihat ke jam tangannya sekali lalu membereskan beberapa barang bawaannya.

" gue pulang aja, itu obatnya jangan lupa diminum." Ucap Inoue lalu berpamitan pulang

Yamasaki hanya melihat Inoue berlalu dari hadapannya tanpa niat mengantarkannya walau hanya sampai depan pintu.

Selepas makan dan meminum obatnya, Yamasaki kembali membaringkan tubuhnya dikasur dan akhirnya tertidur karena pengaruh obat yang dia minum. Dia tau tidur dipagi hari sangat tidak baik, tapi mau bagaimana lagi, ini karena pengaruh obat yang diminumnya.

Cukup lama Yamasaki tertidur sampai tidurnya terusik dengan suara bel yang terus-terusan berbunyi.

" mau ngapain lagi sih." Kesal Yamasaki terpaksa bangun dan membuka pintu

Saat Yamasaki membuka pintu, bukan Inoue yang kembali datang seperti apa yang dikira Yamasaki, melainkan seorang wanita dewasa dengan setelan rapi dan wangi parfum yang cukup menyengat yang sekarang berdiri dihadapannya.

" Ohisashiburi." Sapa wanita itu.


***

Tbc.

See You Soon 👋.

Love is WAR『ニ』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang