Untuk Yunho

286 29 18
                                    

Selamat datang di chap 3!

Jan lupa baca chap 2 nya dulu ya sebelum ke sini :3

Jan lupa baca chap 2 nya dulu ya sebelum ke sini :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingi menggelepar tak berdaya. Bibi Kim yang sedari tadi berdiri di ambang pintu kamar Mingi pun tak berkutik, bahkan sekadar menanyakan keadaan tuan mudanya tersebut. Beberapa puluh menit lalu, ia yakin Mingi baru saja keluar dengan wajah girang, tampak sangat riang dengan sekotak kue di tangannya. Aneh saja, tiba-tiba saat pulang raut wajahnya berubah drastis.

"Mau Bibi buatkan apa?" tanya Bibi Kim, tak ingin melihat Mingi dalam kondisi seperti ini lagi. Menyedihkan, menurutnya. Sama sekali tidak mencerminkan remaja dengan kehidupan yang nyaris sempurna tersebut. Iya, nyaris. Karena tampaknya tuan mudanya ini punya beban tersendiri.

"Gak mau ah. Mingi mau tidur aja."

Mingi merangkak naik ke atas kasur setelah menghabiskan banyak waktu tergeletak di atas lantai. Inginnya memang tidur, karena besok juga ia harus kembali ke sekolah, dengan pelajaran fisika sebagai jam pertamanya. Tak masalah, sebetulnya. Hanya saja, hatinya yang sedang bermasalah kini.

Rasanya Mingi sudah melakukan semuanya dengan baik. Membuat kue dengan sepenuh hati, mengantarkannya dengan perasaan bahagia, dan menyimpannya dengan harapan penuh. Lalu, apa ini? Yunho tiba-tiba menginjaknya. Iya, ia tahu Yunho juga tidak sengaja. Tubuhnya yang terlampau tinggi pasti membuatnya kesulitan melihat benda kecil di bawah kakinya. Namun, kenapa harus terjadi? Maksudnya, Mingi kan hanya ingin rencananya berjalan baik. Tak sesempurna orang-orang di novel atau film romantis pun tak apa, asalkan berjalan dengan baik. Lah, ini. Jangankan romantis. Mingi malah merasa miris.

Sudah hampir pukul sepuluh malam, dan Mingi masih tetap dalam keadaan yang sama seperti dua jam lalu. Berbaring tak teratur di atas tempat tidur, sesekali berguling atau menendang-nendang headboard, menimbulkan kegaduhan yang mengundang beberapa pelayan ke kamarnya.

"Tuan, ada apa?"

"Ih, Bibi jangan ganggu. Mingi lagi galau! Kedistrak tuh jadinya."

"Oh, iya maaf. Silakan, Tuan. Lanjutkan."

Sembari menatap langit-langit kamar, Mingi mulai memikirkan hal-hal lain. Tentunya, tak jauh dari Yunho. Ia mungkin merasa gagal, payah juga tak memiliki perhitungan tinggi akan apa yang mungkin terjadi, hingga semua ini datang menimpa. Namun, untuk kedua kalinya, Mingi tak akan membiarkan kegagalan menyurutkan semangatnya. Jika untuk Yunho, ia akan berusaha. Mengambil bantal di sampingnya, Mingi mulai berbaring, sambil melayangkan pikiran, mencari cara-cara lain yang mungkin akan lebih berguna dari dua makanan gagalnya. Sesuatu yang terkesan luar biasa, hingga Yunho tak akan mungkin melupakannya.

Dan beruntungnya, Mingi sudah memiliki rencana. Untuk kali ini, keyakinannya meningkat jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Ia memiliki kepercayaan diri penuh, kian bergejolak bersamaan dengan degup jantung tak teraturnya. Hanya menghitung waktu-waktu singkat, hingga akhirnya ia bisa memberikan hal yang sepadan untuk mendapatkan Yunho. Sesuatu yang tak menghabiskan uang maupun waktu, tetapi langsung pada inti keinginannya. Mengungkapkan pada Yunho seberapa besar perasaannya, meminta seorang yang dikaguminya tersebut untuk menjadi miliknya, seutuhnya.

Goofy Goober 🍰 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang