1. Cowok Sok

208 173 273
                                    

Seorang gadis berlari kecil menuju gerbang sekolah yang sedikit lagi akan di tutup. Nampaknya gadis itu terlambat, ini bukan hal yang aneh lagi. Dia sering kali terlambat seperti ini.

"Jangan di tutup pak" teriak gadis itu sembari berlari.

Tepat sesampainya di depan gerbang, satpam sudah lebih dulu menutupnya. Dia telat, satu menit saja.

"Huh" gadis itu menghembuskan napasnya lalu sedikit berjongkok menormalkan deru napasnya yang tidak beraturan.

Gadis itu nampak berpikir, apakah dia masuk atau bolos saja. Kalau masuk sudah jelas pasti akan kena punishment, tapi kalau bolos juga pasti akan di marahi ibunya kalau ketahuan. Ia bingung, lalu mulai memainkan jari-jarinya sendiri.

"Bolos, masuk, bolos, masuk, bolos." Tepat di jari ke lima mengatakan bahwa dirinya harus bolos.

"Yaudahlah bolos aja" monolognya lagi.

Baru saja akan melangkahkan kaki, tapi niatnya itu terhenti kala mendengar ucapan seorang cowok dari belakang. Cowok itu bername tag Devano Alvarendra. "Datang ke sekolah untuk belajar, bukan untuk bolos" Katanya dengan nada yang sangat santai.

Sontak gadis itu menoleh ke arah sumber suara, ia memicingkan matanya. Berani sekali cowok itu menceramahinya.

"Terserah gue lah, hidup-hidup gue. Mau gue bolos kek, mau nggak kek. Itu urusan gue, bukan urusan lo!" cetus Bella, ia paling tidak suka ada yang mengatur hidupnya. Bahkan orang tuanya sekalipun tidak bisa mengatur dirinya. Apalagi cowok ini, memang dia siapa? Pikirnya.

"Orang tua ngira anaknya di sekolah belajar, eh tau-taunya malah bolos ck."

"Gak ngaca!" Sindir Bella dengan ketus.

Nampaknya cowok itu terlambat seperti Bella dan Bella yakin cowok itu juga berniat bolos seperti dirinya.

"Gak ngaca gimana? Gue sekolah bukan untuk bolos" katanya, membuat presepsi Bella yang mengira dirinya akan bolos itu salah besar.

Bella semakin kesal dengan cowok di hadapannya ini. Kenal tidak, tapi sudah berani ikut campur. "Gue gak nanya! Mau lo bolos atau nggak itu urusan lo! So, jangan pernah ikut campur urusan gue!"

Cowok itu masih bersikap biasa saja dengan wajah yang tenang. Bukan bermaksud untuk ikut campur tapi ia rasa tidak pantas seorang cewek bolos seperti itu. Apalagi ia sering melihat cewek itu di warung belakang sekolah bersama kedua temannya.

Warung yang di jadikan tempat nongkrong dan tempat bolos siswa SMA Taruna Bakti. Bahkan sekolah tetangga pun sering kali mengunjungi warung itu.

"Gue gak berniat ikut campur, males banget kayak gak ada kerjaan lain aja ikut campur urusan orang!" Ucapnya menohok. Setelah mengatakan itu, dia berjalan santai melewati Bella dengan memasukkan tangan ke dalam saku celananya.

Arghh, cowok itu benar-benar membuat Bella naik pitam. Ingin sekali Bella mencabik-cabik mulutnya yang sialan itu.

Bella terus menatap punggung cowok itu yang kian menghilang. Dengan perasaan kesal, akhirnya Bella memilih tidak bolos.

***

"Tumben, kirain gue mau bolos. 'Kan biasanya kalau telat pasti bolos" ucap Sasha ketika melihat Bella datang di ambang pintu dan kebetulan jam pelajaran belum berlangsung karena gurunya yang belum datang.

"Cape, gak ngerti lagi. Kesel, pengin makan orang ishh" bukannya menjawab, Bella malah mendumel sembari menghentak-hentakan kakinya.

"Ngeri ah keselnya makan orang" canda Liora di sertai kekehan kecil.

"Udah telat, pake marah-marah lagi!" Cibir Sasha menatap Bella yang baru duduk di sampingnya dengan tidak santai.

"So banget jadi orang, duh jadi gemes pengin gue robek mulutnya!" Ucap Bella masih dengan wajah yang di tekuk karena kesal.

Liora dan Sasha saling pandang satu sama lain, mereka heran dengan Bella yang seperti itu. Pasalnya mereka tidak mengerti Bella kenapa, baru datang langsung marah-marah gak jelas.

"Kenapa sih? Siapa yang mau di robek mulutnya?" Tanya Liora dengan posisi menghadap ke arah Bella.

"Cowok" Balas Bella singkat.

Sasha mengernyitkan dahinya "hah? Cowok?"

Bella menganggukkan kepalanya "iya, cowok gak jelas yang tiba-tiba datang dan gue jadi kena hukuman sama pak Edgar!" Bella jadi kesal sendiri ketika mengingatnya, gara-gara cowok itu Bella kena hukuman lari di lapangan bersama dengan cowok itu.

Liora dan Sasha mulai mencerna perkataan Bella. "Oh, jadi alasan lo gak bolos gara-gara cowok itu?" Tanya Liora yang nampaknya mulai paham.

"Kok bisa?" Pekik Sasha dengan tidak santai membuat siswa kelas XI Ips menoleh ke arahnya.

"Santai anjirr, gak usah teriak" Liora memukul tangan Sasha dengan buku yang di pegangnya.

Sasha menyengir kuda dan jarinya membentuk tanda peace.

"Gak tau, pokoknya kesel banget. Awas aja kalau ketemu, beneran gue cabik-cabik tuh mulutnya yang so itu!" Ancam Bella dengan penuh kekesalan.

"Widih ngerii," timpal Liora.

"Cowok siapa si anjir emangnya? Cakep gak sih?" Tanya Sasha dengan histeris.

Cakep sih tapi sayang ngeselin, eh sadar Bella sadar. Ucap Bella dalam hati.

Bella mengetuk kepalanya dan meja secara bergantian "amit-amit, boro-boro cakep. Liatnya aja udah pengin gue cekik!"

Manusia memang munafik, lain di hati lain di mulut.

Liora menatap Bella dengan penuh selidik "biasanya nih ya, biasanya yang amit-amit lama-lama jadi imut-imut"

Sasha menggebrak meja "nah bener tuh, hati-hati sama ucapan lo yang sekarang, nanti lo jatuh cinta baru tau rasa!" Dua kali Sasha jadi pusat perhatian.

"Dih nggak!" Balas Bella tegas.

ANNABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang