"Za, kemaren gue liat lo gombalin cewek di supermarket" kata Daffa membuat Deza menelan ludahnya dengan kasar.
"Ini kutu, kenapa bisa tau si?!" Batin Deza.
"Ceweknya yang di kantin waktu itu van" lanjut Daffa memberitahu Devan. Devan mendengar itu menoleh.
"Bella?" Tanya Devan, menaikkan satu alisnya.
Kini mereka bertiga tengah berjalan di halaman depan sekolah yang sangat luas. Banyak siswa-siswi yang memperhatikan mereka, siapa sih yang nggak kenal sama 3D. Semuanya pasti tau, karena di Taruna Bakti hanya terdapat dua geng yang paling famous. Di antaranya adalah 3D dan Three Amigos.
"Iya, Bella. Lo tau gak van, Deza ngegombalnya klasik banget gila. Udah gue bilang kan ya, kalo tu cewek gak bakalan mempan sama gombalan receh yang biasa dia pake ke fani" Daffa jadi ngakak, kalo ingat kejadian kemaren.
"Ngegombalnya gimana daf?" Tanya Devan sengaja, ingin menggoda Deza. Dia melirik Deza, seperti biasa sambil tersenyum manis. Sangat manis bahkan, siswi yang melihat senyumannya berpekik histeris. Karena memang senyumannya itu bikin meleyot anjir.
Daffa berdeham dengan sok cool lalu menirukan gaya Deza. "Lo kenal iwan?"
Daffa mengangkat alis bingung "hah? Iwan siapa?" Sekarang dia menirukan gaya Bella.
"I wanna be your favorite boy" sumpah sekarang Daffa sudah sangat ngakak, begitupun dengan Devan.
Deza menabok mulut Daffa yang kayak ember bocor itu. "Mulut lo lemes banget, sialan!"
"Noh, itu orangnya 'kan?" Tunjuk Daffa ke arah parkiran yang terdapat tiga cewek yang baru saja datang.
Devan memperhatikan salah satu cewek itu yang baru saja melepaskan helm bogonya, kemudian merapihkan rambutnya yang sedikit acak-acakan.
"Eh, tunggu-tunggu" Deza ikut memperhatikan ketiga gadis itu, motor scooter? Helm bogo? Dan berwarna kuning, ungu dan merah jambu? Itu berarti mereka Three Amigos.
Satu fakta, ini yang baru mereka ketahui kalau ternyata Bella termasuk dalam geng itu.
"Three Amigos" ucap Deza dan Daffa berbarengan, Devan menatap lurus dan malah menyunggingkan senyumnya.
Devan berjalan dengan kedua tangannya yang di masukkan ke saku celana dan tasnya yang di sampirkan di bahu kanan. Kemudian di susul oleh Daffa dan Deza.
Ketiga gadis itu sudah turun dari motornya masing-masing. Gila, mereka semakin cantik dengan gaya rambut barunya yang sedikit di warna.
"Anjir, Three Amigos makin keren" pekik salah satu siswa.
Three Amigos, geng yang sangat famous selain 3D. Cocok, satunya geng laki, satunya geng perempuan.
"Apalagi Bella makin cantik gila! Berdamage banget, cuek-cuek idaman dia tuh" Kata temannya.
Ketiga gadis itu berjalan melewati parkiran, tetapi 3D menghalangi jalan mereka. Membuat ketiganya mengerutkan dahi tidak mengerti.
"Ngapain lo?" Tanya Bella ketus ke arah Devan yang sedang tersenyum.
"Lagi berdiri, nggak lihat?" Devan balik bertanya dengan wajah soft nya.
"Cih, maksud gue ngapain ngalangin jalan gue"
"Siapa yang ngalangin, itu jalan masih lebar. Lo bisa lewat pinggir" Devan menunjukkan jalan yang memang masih sangat lebar untuk di lewati. Cewek itu ribet, gitu doang di permasalahin.
Bella selalu kesal jika berhadapan cowok ini, selalu saja menganggunya dimanapun ia berada "Lo yang minggir! Gue mau lewat!"
Liora menarik lengan Bella. "Ayo, kita lewat pinggir aja. Yang waras ngalah!" Ucap Liora berusaha untuk mengalah, jika Bella terus meladeni cowok itu, pasti tidak ada yang mau mengalah sampai kapanpun. Keduanya sama-sama keras kepala.
Bella menggeleng "nggak! Dia yang ngalangin masa kita yang harus minggir!"
"Bel, ngalah aja. Bentar lagi masuk, kita ada ulangan. Jangan sampai telat" Sasha mengingatkan.
Oh my god, Bella baru ingat jika hari ini ada ulangan harian. Dengan sangat terpaksa dia menuruti kedua temannya, kali ini dia boleh kalah tapi lain kali nggak akan ia biarkan!
Saat satu langkah, Bella menghentikan langkahnya. Dia menatap cowok di samping Daffa dengan teliti. Cowok itu 'kan cowok nggak jelas yang bertemu dengannya di supermarket?
"Oh, cowok yang di supermarket kemaren ternyata temannya si oncom buluk ini ya?" Ujar Bella matanya melirik Devan.
Deza terdiam kaku, wajahnya pucat pasi. Daffa menepuk bahu Deza "santai, gak usah tegang gitu lah bro"
"Daffa sialan! Mati aja lo mati!" Umpat Deza di dalam hatinya, Daffa berucap seperti itu sengaja ingin mempermalukan dirinya, Deza sudah tau itu.
Setelah itu, Bella melanjutkan langkahnya dengan sengaja menabrak bahu Devan lumayan keras.
"Anjing!" Umpat Devan keras, Bella menoleh ke belakang mengangkat jari tengahnya seraya tersenyum kemenangan.
***
Bella mengetuk-ngetuk kepalanya dengan pulpen, otaknya sangat ngebul tidak dapat berpikir kali ini. Entah soal yang di berikan pak Edgar terlalu sulit atau memang otaknya yang tidak dapat bekerja jika mengenai soal ekonomi. Entahlah, Bella terlalu pusing.
Jika sedang ulangan seperti ini, semua temannya akan mendadak budeg atau saat di tanya mereka akan menjawab 'nggak tahu/ belum' padahal aslinya mereka udah. Kan sialan!
Melihat satu persatu siswa mulai mengumpulkan kertas ulangannya, Bella jadi panik. Masih banyak soal yang belum ia kerjakan, dengan kecepatan kilat ia segera mengerjakannya dengan asal.
"Ayo, waktunya tinggal sedikit lagi" ucap pak Edgar yang dari tadi mengawasi.
Bella semakin buru-buru, tepat saat bel berbunyi sangat nyaring Bella selesai mengerjakan soal yang memuakkan tersebut. Gadis itu menghembuskan napas lega lalu mengumpulkan kertasnya ke depan.
"Edan, soalnya susah banget!" Ujar Bella yang baru saja keluar dari kelas.
"Makanya belajar, jangan nonton drakor mulu!" Cibir Sasha yang tengah duduk di bangku depan kelas sembari bermain ponsel.
"Yee, kayak lo belajar aja!" Timpal Liora.
"Otak gue mah gak perlu belajar juga udah pinter" sombong Sasha yang mendapat jitakan dari Liora.
"Pinter nyontek kali" kata Bella sambil mendudukkan bokongnya di samping Sasha.
Sasha mengacungkan jempolnya "good, benar sekali anda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNABELLA
Genç KurguIni bukanlah kisah laki-laki berwatak dingin, ketua geng motor ataupun ketua osis. Ini hanyalah kisah Annabella Cassandra, seorang gadis cuek dan galak yang tiba-tiba mencintai sosok laki-laki yang memiliki senyum manis dengan sifat yang menyebalka...