3. My Type

143 168 158
                                    

Bel pulang berbunyi, semua siswa bersorak senang. Walaupun sudah SMA tapi tetap saja bel pulang itu paling di tunggu-tunggu.

Bella memasukkan alat tulisnya ke dalam tas lalu menyampirkannya ke bahu kanan. Ia menoleh ke arah Sasha yang masih merapihkan buku-bukunya itu.

Tingg

Suara notifikasi whatsapp begitu nyaring. Bella, Liora dan Sasha saling pandang satu sama lain. Mereka mengecek ponselnya masing-masing.

"Bukan ponsel gue" Kata Liora

"Gue juga bukan" Ucap Sasha

"Ini ponsel gue yang bunyi" Bella langsung membuka aplikasi whatsapp dan membuka roomchattnya dengan seseorang.

Rifky

Lo dimana?

Di sekolah, baru mau balik

Ke sini, ke warung bude

Oke

Bella mematikan ponselnya lalu memasukkannya kembali ke saku baju.

"Warung bude dulu lah jangan dulu balik" kata Bella memberitahu kepada kedua temannya.

Warung bude adalah singkatan dari warung bu Dede. Warung yang di jadikan tempat penyatuan para cogan. Tempatnya yang di belakang sekolah itu loh.

"Yoi lah, bosen lagian kalo langsung balik" balas Sasha.

"Lo gimana ra?" Tanya Bella ke Liora.

"Gue sih oke"

Ketiganya langsung berjalan ke luar kelas, mereka menuju warung bude. Karena jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah, mereka memilih jalan kaki dan meninggalkan kendaraannya di area parkiran sekolah.

Setelah beberapa menit tibalah mereka di warung bude. Warung bude sangat ramai pengunjung, namanya juga tempat nongkrong ya kan. Apalagi, pengunjungnya anak sekolah. Ganteng-ganteng pula, tapi nggak semua sih.

"Widih makin bening aja nih" ujar Rifky ketika Bella baru saja sampai di warung itu.

"Lama gak ketemu bikin mata lo katarak ya ky?" Tanya Bella di balas dengan kekehan kecil oleh cowok itu.

"Eh, ada Sasha. Makin bikin hati gue dag dig dug aja nih" ucap cowok di samping Rifky dengan mengedipkan satu matanya dengan genit. Panggil saja dia Shaka.

Sasha bergidik ngeri "dih, sok ganteng lo bambang!"

"Jangan panggil aku bambang Sasha, namaku Shaka!" Shaka berujar dramatis.

"Jiakhh, nama aja hampir mirip gitu loh!" Timpal Liora yang sedari tadi diam.

Bella yang beberapa menit baru mendudukkan bokongnya di sebelah Rifky, tiba-tiba bangkit ketika perutnya merasakan lapar. Biasalah, jam-jam saat pulang sekolah memang sudah waktunya makan dan kali ini cacing-cacingnya belum di kasih asupan makanan.

Teman-temannya menatap bingung ke arah Bella seolah bertanya 'mau kemana?'.

"Gue mau pesen mie, laper" balas Bella menjawab kebingungan mereka lalu langsung masuk ke warung bude.

"Bude, buatin mie pake telor dan seperti biasa saus sama boncabe nya yang banyakk!" Pekik Bella dari luar.

Ketika kakinya baru satu langkah memasuki warung bude, matanya melotot kaget saat melihat sesosok laki-laki memakai hoodie yang sedang duduk memangku gitar di dalam warung itu.

Jujur, Bella sempat terpesona melihat sosok itu. Damagenya itu loh, bukan maen cok!

"Heh, ngapain lo di sini?" Tanya Bella di hadapan cowok itu dengan berkacak pinggang.

Tapi cowok itu mengabaikannya. Bella jadi malu sendiri karena sudah di abaikan, harga dirinya jadi cewek cuek turun woi!

"Ternyata selain sok, lo juga budeg ya!" Sindir Bella sengaja.

Sebelum mendongak cowok itu merapihkan rambut depannya yang terasa menutupi mata terlebih dahulu. Lalu tersenyum manis, kesannya nambah ganteng, eh.

"Gue?" Tanya cowok itu menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elo!"

"Oh, gue punya nama dan nama gue Devan bukan heh!" Balas Devan sedikit kesal. Dia sedari tadi tahu bahwa yang di maksud cewek itu adalah dirinya tapi dengan sengaja ia menulikan pendengarannya.

"Gue gak nanya nama lo!"

"Yaudah, ngasih tau aja. Siapa tau lo kepo terus ngestalk gue"

"Gila, pede banget ni cowok" gumam Bella tapi masih terdengar oleh Devan.

"Gue denger ya!"

"Apaan? Salah denger kali, orang gue dari tadi diem, gak ngomong apa-apa tuh" Bella pura-pura tidak tahu saja.

Devan hanya diam, tidak menjawab. Malas sekali meladeni gadis itu yang nggak bakal ada ujungnya. Karena gadis itu selalu bisa menjawab dengan berbagai alasan. Dan satu lagi, dia tidak mau kalah dalam berdebat. Sungguh gadis yang keras kepala!

Sembari menunggu mienya, Bella duduk tapi berjauhan dengan posisi Devan. Nggak banget deh, jika harus duduk berdampingan dengan cowok menyebalkan itu. Mata Bella fokus ke layar ponselnya, tapi suara gitar mengalihkan kefokusannya.

Takjub, itu yang di rasakan Bella saat ini. Melihat penampilan Devan yang seperti itu, membuat Bella tidak bisa berkedip. Bella memperhatikan, bagaimana caranya dia memetik senar gitar dengan jari-jari tangannya, lalu bernyanyi dengan suara yang sangat merdu.

Cowok itu ternyata pandai bernyanyi dan bermain gitar? Dan itu artinya dia termasuk tipe Bella. Ah, Bella kan jadi suka. Eh?

Karena sibuk memperhatikan Devan, Bella sampai tidak sadar jika bude sudah berdiri di hadapannya dengan membawa semangkuk mie pesanannya.

"Neng bel, ini mienya udah mateng" ujar bude menyadarkan Bella.

Bella terpelonjak kaget "eh, i-iya bude"

"Neng Bella, bude liat dari tadi merhatiin nak Devan terus, suka ya neng?" Tanya bude sedikit menggoda sembari tersenyum.

Bella gelagapan lalu langsung menetralkan wajahnya sebiasa mungkin "suka? Sama cowok menyebalkan itu? Nggak! Dia bukan tipe Bella, bude" Balas Bella tidak santai.

Bude tersenyum, lalu kembali ke tempatnya.

ANNABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang