Ulangan harian untuk hari ini sudah selesai, sekarang saatnya untuk merilekskan otak yang sedari tadi di paksa berpikir.
Bella berjalan seorang diri menyusuri koridor, menuju kelas IPA. Sedangkan Liora dan Sasha sudah melenggang pergi ke kantin lebih dulu.
Sesampainya di kelas IPA, Bella menyembulkan kepala ke pintu untuk melihat sosok yang di carinya. Cowok itu sedang membaca buku tebal di pojok ruangan.
Bella memasuki kelas tersebut, tidak ada rasa malu sama sekali. Untung saja sekarang jam istirahat sehingga hanya tersisa beberapa murid saja di dalam kelas.
Bella duduk di samping cowok itu, ikut membaca buku tersebut tapi Bella tidak mengerti, kernyitan di dahi Bella sangat tercetak jelas ketika melihat buku itu yang hanya di isi oleh rumus-rumus saja.
Bella geleng-geleng merasa takjub, bisa-bisanya cowok itu kuat membaca buku setebal itu. Kalau Bella, baca buku pelajaran aja malas apalagi baca buku setebal itu, sangat mustahil untuk dia baca.
"Fokus banget bacanya" Bella membuka obrolan, sedari tadi cowok itu tidak menoleh walaupun sudah tahu keberadaan Bella. Tapi dia tetap fokus pada bukunya.
Cowok itu melirik sekilas ke arah Bella lalu kembali fokus ke bukunya.
"Cuek amat bang" ucap Bella sambil menoel dagu si cowok dengan jahil.
"Ganggu, ck" cowok itu berdecak, Bella malah tertawa melihatnya.
"Udahlah lo udah pinter, gak usah baca buku lagi. Ayo kita ke kantin"
"Biar nambah pinter, nggak kayak lo udah bodoh nambah bodoh"
Busett, cowok dingin sekalinya ngomong bikin nyelekit ya. Gak di filter dulu ngomongnya.
"Sialan!" Bella mengumpat yang membuat si cowok tersenyum tipis, sangat tipis.
Cowok itu menutup bukunya, menghembuskan napas pelan kemudian berdiri dengan gaya coolnya.
Bella ikut berdiri, menyusul cowok itu yang sudah berjalan keluar kelas dengan cepat. Bella sangat heran kenapa bisa dia berteman dengan kutub es.
"Farrel, tungguin gue woi!" teriak Bella.
Cowok itu tidak menoleh, ia tetap berjalan santai menatap lurus ke arah depan dengan ekspresi yang sangat datar.
Bruk
"Anjir, kalau jalan liat-liat dong!" Kesal Bella saat tubuhnya tertabrak seseorang di ambang pintu.
"Lah gue mah dari tadi liat, lo nya aja yang lari-lari dalam kelas!" Ucap Devan di luar pintu berhadap-hadapan dengan Bella.
"Salah siapa gue mau keluar, lo malah ngalangin jalan gue di depan pintu!" Balas Bella tak mau kalah.
"Gue mau masuk kelas gue bodoh! Bukan ngalangin!"
"Oh ini kelas lo? Pantes bau tai!" Ujar Bella dengan wajah songongnya.
"Buset, songong amat ni cewek" batin Devan.
Devan memajukan langkahnya semakin mendekati Bella, dia menatap Bella dari bawah hingga atas yang membuat Bella bingung dengan tingkahnya. Devan tersenyum sangat manis, bukan malah terpesona, Bella malah bergidik ngeri.
"Minggir lo!" Devan dengan sengaja mendorong gadis itu hingga terhuyung ke belakang dan setengah masuk ke dalam kelas.
"Anjing!" Bella mengumpat sangat keras. Ketika ingin membalas, seketika dia ingat Farrel yang sudah menghilang, tujuan utamanya untuk datang ke kelas IPA ini.
***
"Fani" panggil Daffa keras.
Fani yang sedang berjalan seorang diri menoleh, mengangkat alis tidak mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANNABELLA
Teen FictionIni bukanlah kisah laki-laki berwatak dingin, ketua geng motor ataupun ketua osis. Ini hanyalah kisah Annabella Cassandra, seorang gadis cuek dan galak yang tiba-tiba mencintai sosok laki-laki yang memiliki senyum manis dengan sifat yang menyebalka...