Kembali ke masa lalu dengan merasakan luka yang sama atau memilih yang baru dengan merasakan luka yang berbeda.
Derap langkah kaki Bella terhenti kala melihat seseorang sedang bersender di dekat gerbang utama sekolahnya. Dia menatap Bella dengan tersenyum penuh arti, entah apa tujuannya datang ke sini, yang jelas Bella tidak suka.
Bella sangat malas jika harus melewatinya, ia yakin bahwa laki-laki itu akan mencegatnya. Pasti dia mempunyai tujuan tersendiri untuk menemui Bella. Jujur, dia sangat malas untuk berurusan dengan cowok itu.
Gadis itu bingung harus bagaimana, ia belum melanjutkan langkahnya. Terlebih, sekarang dia hanya seorang diri. Kedua temannya sudah pulang lebih dulu, ini akibat dia di hukum jadi harus pulang terlambat.
Mau putar arah tapi laki-laki itu sudah melihatnya. Huft, ini dia harus bagaimana sekarang?
Bella menghembuskan napas, lalu berjalan menuju gerbang. Dia menatap lurus ke depan, pura-pura tidak melihat. Semakin mendekat ke arah cowok itu, Bella tetap tidak menoleh. Saat melewatinya, tiba-tiba tangan Bella di cekal dari belakang.
Tuh kan, benar saja. Cowok itu tidak akan membiarkan Bella pergi begitu saja.
"Lepas" ujar Bella dengan menarik paksa tangannya.
"Bel, gue mau ngomong sama lo" pinta cowok itu.
"Gue gak ada waktu" balas Bella ketus.
"Bel, pliss. Gue mohon, dengerin gue dulu" cowok itu menatap Bella dengan sangat memohon. Sepertinya dia memang ingin membicarakan sesuatu kepada Bella.
Bella diam, nampak berpikir.
"Oke, 10 menit" kata Bella.
"Bel, gue minta maaf atas kesalahan gue, gue udah ninggalin lo tanpa sebab. Gue ngilang gitu aja, gue bener-bener minta maaf bel" aku cowok itu.
Minta maaf? Segampang itu?
Setelah sekian lama Bella menunggu kata maaf itu, dan sekarang dia mengucapkannya. Tapi Bella sudah tidak ingin mendengar kata maaf itu. Hatinya masih sakit, saat di tinggal tanpa sebab oleh orang yang ia sayang. Cowok itu dulu benar-benar menghilang bagai di telan bumi.
Dulu Bella memang bodoh, mencintai orang yang tidak pantas untuk di cintai.
"Bel, lo masih marah?" Tanya cowok itu, karena Bella sedari tadi tidak membalas permintaan maafnya.
Bella tersenyum, menatap cowok itu. "Marah buat apa? Nggak ada gunanya gue marah sama lo"
"Atau lo masih kesel?"
"Nggak juga, jujur gue biasa aja. Cuma kecewa dikit"
Cowok itu menatap Bella dengan intens "Bel, gue bener-bener minta maaf. Gue dulu emang gak punya otak, gue udah ninggalin lo yang jelas-jelas sayang sama gue"
Nah sadar.
Lagi-lagi Bella tersenyum. Senyum kecewa pastinya. "Sebenarnya lo nggak salah kok bim, guenya aja yang terlalu berharap sama lo. Sorry ya dulu pernah buat lo risih, gue kayak cewek murahan banget waktu itu. Selalu ngechatt lo walaupun gue tau lo nggak akan pernah bales chatt itu, sekalinya lo bales pun cuek banget dan kadang chatt gue cuma di read setelah berhari-hari" ungkap Bella. Dia sangat mengingat saat dirinya seperti mengemis kepada Bima, sang mantan.
"Murahan banget kan gue bim? Ngemis-ngemis ke cowok" lanjut Bella sembari terkekeh.
Bima menggeleng keras "nggak bel, bukan lo yang murahan. Guenya aja yang bodoh, brengsek dan gak ada otak. Gue udah nyia-nyiain lo yang benar-benar tulus. Dan gue baru sadar sekarang kalo gue benar-benar sayang sama lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNABELLA
Teen FictionIni bukanlah kisah laki-laki berwatak dingin, ketua geng motor ataupun ketua osis. Ini hanyalah kisah Annabella Cassandra, seorang gadis cuek dan galak yang tiba-tiba mencintai sosok laki-laki yang memiliki senyum manis dengan sifat yang menyebalka...