Part 6

593 116 31
                                    

Wajah Shizuka sudah merah padam, api cemburu melamat habis kewarasannya. Dengan sekali hentakan, ia menyingkirkan Hinata dari dekapan sang kekasih.

"Dasar gatel!"

Hinata yang sempat membenarkan pijakannya kini, melotot kaget. Seumur hidupnya, baru kali ini ada yang mengatakan kasar kepadanya.

Naruto menarik lengan Shizuka yang berusaha maju mendekati Hinata, namun tak berhasil karena gadis itu menepisnya dengan kasar.

"Tidak tahu diri! Apa kamu tidak tahu malu mendekati pacarku seperti itu? Trikmu terlalu murahan!" Shizuka menunjuk, bahkan menekan telunjuknya pada bahu Hinata.

Sementara Hinata terpaku di tempat tanpa bisa membalas. Ia kebingungan, kejadian ini begitu cepat. Hatinya terguncang. Banyak kata elakan yang ingin diutarakan, namun tenggorokannya serasa kering dengan lidah kelu. Hingga tak ada satu pun yang mampu ia utarakan.

Naruto menggeram marah, dengan langkah lebar dan satu tarikan kencang di lengan Shizuka, berhasil menghentikan aksi tak beretika dari gadis kalangan atas tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

"Jalang ini telah menyentuhmu. Aku tidak suka kekasihku di sentuh orang lain."

Naruto tersenyum miring, jelas sekali itu sebuah kecelakaan tak disengaja, dan bukankah Shizuka sendiri sering terlihat melakukan kontak fisik dengan pria-pria yang selalu berada di dekatnya yang katanya hanya teman?

"Aku suka sentuhannya, apalagi ketika ia menyentuh luka-lukaku dan mengobatinya ... Dia dewi penolongku." Naruto mengakhiri ucapannya dengan senyum lebar.

Shizuka membola, "Tetap saja, kamu itu pacarku. Aku tidak suka pacarku didekati gadis lain."

"Sebelumnya sih iya ... Naruto menjeda ucapannya, Shizuka mengangkat sebelah alis bingung. Lantas Naruto menyeringai ... sekarang, kita sudah tak memiliki hubungan apa pun. Kita putus."

Semua orang yang berada di sana membola tak percaya. Apa lagi Shizuka, ia tersenyum getir, "Ma-maksudmu ... ja-jangan bercanda sayang," ucapnya dengan berusaha menggenggam tangan Naruto, namun segera di tepis oleh Naruto.

"Aku serius. Kita putus."

"Ke-kenapa?" Shizuka berusaha menahan air di pelupuk matanya yang pasti akan terjatuh jika tidak ditahan.

"Aku tidak suka gadis kasar apalagi agresif. Dua hal itu tidak bisa aku tolelir."

Shizuka menatap getir Naruto yang tak menampilkan senyum manis seperti biasa. Hanya ada raut wajah penuh ketegasan di sana.

Naruto tak memedulikan Shizuka, ia merangkul Hinata yang terlihat masih syok, lalu pergi begitu saja meninggalkan Shizuka yang masih terpaku di tempatnya.

Sial, siapa yang akan mengerjakan tugasku nanti?

.

Seluruh badan gemetar, pijakan kakinya seakan hilang terhisap lumpur hidup. Bola mata seperti batu kecubung itu bergetar, namun tak menampilkan adanya tanda-tanda kehidupan di sana. Kosong ... tatapan itu kosong. Pikirannya masih tertinggal di tempat dimana hatinya terguncang. Hinata hanya mengikuti seseorang yang merangkulnya. Pun turut menghentikan langkahnya ketika orang tersebut berhenti.

"Kamu pasti tidak biasa diperlakukan seperti tadi."

Suara itu menyadarkannya, dengan sedikit mendongak, ia dapat melihat jelas raut kekhawatiran dari wajah lelaki di hadapannya.

Sejak kapan aku bersama Naruto-san?

Menengokkan kepala ke kanan dan kiri, tempat itu sepi, hanya ada pepohonan rimbun yang melindunginya dari sinar matahari pagi. Ah, mereka di taman sekolah.

Colorful ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang