Sambutan sang ketua

160 110 406
                                    

Kicauan burung terdengar begitu merdu di pagi hari. Kamar yang bernuansa abu-abu dan di padukan dengan darkbrown serta aroma memabukkan dari aroma cytrus yang langsung masuk ke indra penciuman saat melangkah lebih jauh ke dalam kamar.

Terlihat sang pemilik kamar masih meringkuk nyaman dengan selimut menutup sebagian tubuh shirtless nya. Bibir penuh yang sedikit terbuka ternyata sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanan yang ada padanya. Sepertinya saat menciptakan Sagara Lintang Dirgantara, Tuhan sedang tersenyum bahagia melihat salah satu tokoh dalam scenario yang ia ciptakan semakin menarik untuk di tampilkan.

Melenguh pelan suaranya terdengar serak terkesan sangat sexy. Benar yang para gadis katakan, cuci mata adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan salah satunya adalah menatap ciptaan Tuhan yang hampir mendekati kata sempurna.

AIYAIYA BANG JABLAY SUKA JANDA
AIYAIYA BANG JABLAY SUKA JANDA
AIYAIYA BANG JABLAY SUKA JANDA

"ASU!" Walaupun dalam keadaan masih belum sadar sepenuhnya, bibir penuh itu sudah memulai harinya dengan dosa, bukannya mengucap syukur karena masih di berikan kesempatan untuk bernafas sampai saat ini.

Cklek

"Kak Sagara. Ini udah hampir jam 7 pagi, bang Jablay juga udah bangun nak," Queen Olivia Dirgantara, wanita paruh baya yang masih sangat cantik, statusnya adalah ibu kandung dari Sagara Lintang Dirgantara, wanita dengan suara khasnya yang lembut menjadi satu-satunya pilar yang menjadi penyempurna keluarga kecil itu.

Masih dengan posisinya, Sagara sama sekali tidak berniat membuka matanya. Olivia yang melihat itu hanya menggelengkan kepala, suami dan putranya benar-benar duplikat.

"Kalau anak Mama ini masih belum bangun, Mama mau cari anak laki-laki yang lebih rajin," Olivia mendekat ke ranjang putranya, mengusap rambut lembut putranya penuh sayang.

Sagara yang di perlakukan dengan sangat lembut semakin terbuai. Masih dengan mata tertutup, Sagara menarik tangan sang Mama mendekat ke bibirnya, kemudian mengecup tangan wanita kesayangannya itu lembut dan penuh cinta. Ya, sagara sesayang itu pada Olivia.

"Bangun kak, Mama udah masak makanan kesukaan kamu," Olivia membujuk, salah satu kebanggan terbesarnya adalah mendapatkan Sagara sebagai putranya.

Sagara membuka matanya, menatap wanita itu dengan gurat lelah, Sagara selalu melarang Olivia masuk ke dapur dengan alasan apapun, Sagara hanya tidak ingin Olivia lelah dan kemudian jatuh sakit.

"Kakak udah sering larang Mama ke dapur kan? Kenapa Mama tetap ke dapur?" Sagara bertanya dengan sangat tenang, menurutnya Olivia itu seperti ratu yang harus di perlakukan penuh kelembutan, dan di jaga seperti berlian.

Mengusap wajah putranya penuh sayang, Olivia tersenyum kecil mendaratkan sebuah ciuman penuh cinta di kening putranya. Salah satu kewajiban yang wajib Olivia lakukan.

"Mama hanya memasak untuk putra kesayangan Mama bukan untuk satu Provinsi Kak," ucapnya tersenyum geli. Tangannya menarik Sagara untuk bangun, hari semakin siang dan Olivia tidak ingin Sagara terlambat pergi ke sekolah.

Mengangguk kecil, Sagara melangkah ke kamar mandi. Olivia benar-benar memperlakukannya sama seperti putra kecilnya.

Selagi Sagara mandi, Olivia membereskan tempat tidur putranya dan menyiapkan seragam sekolah putranya. Olivia memastikan tidak ada yang tertinggal. "Kak. Mama tunggu di bawah ya, baju sekolah kamu ada di atas tempat tidur," ucap Olivia sebelum keluar dari kamar putranya, setelah mendapat jawaban dari putranya barulah Olivia keluar.

"Mas? Mas belum siap juga?"

Orion yang melihat istrinya turun dari tangga dengan raut yang menurut Orion menggemaskan, tersenyum kecil. "Mas dari tadi nungguin kamu," Orion berucap datar, kontras dengan wajahnya yang kaku.

Menggeleng kecil, Olivia meraih tangan sang suami untuk ia genggam. Tangan kecilnya benar-benar terlihat sangat kecil jika di bandingkan dengan sang suami.

"Tadi Olivia, ke kamar kakak untuk bangunin dia. Kalau Olivia sibuk sama Kakak, Mas yang mandiri ya. Mas tau sendirikan kalau Kakak itu susah di bangunin."

Orion yang mendengar itu sedikit terusik, dia tidak suka jika ada yang menarik perhatian Olivianya termasuk Sagara putra kandungnya sendiri.

Orion mendengus. "Dia udah besar, dia gak perlu di manjain," Orion cemburu, dia hanya ingin seluruh perhatian Olivia ter'arah padanya.

"Mas cemburu?" Tanya Olivia terkekeh geli, jemarinya menarik tangan besar suaminya untuk ia bawa ke kamar, suaminya itu benar-benar posesive jika itu tentangnya.

Mengeratkan pegangannya Orion benar-benar cemburu saat Olivia mengabaikannya, ya Orion akui kalau dirinya terlalu posesive tapi Orion hanya tidak ingin merasakan kehilangan.

"Tadi Olivia udah masak, semoga Mas suka ya," ucap Olivia tersenyum manis.

Mengangguk kecil, Orion menutup pintu kamar. Menatap Olivia penuh cinta, Orion benar-benar dibuat tergila-gila oleh semua yang melekat pada istrinya itu. Orion merasa cintanya semakin hari semakin dalam pada wanita cantik itu. Orion sangat-sangat beruntung memperistri Olivia sebagai ibu dari anaknya.

Jemari wanita itu dengan lihai memasang dasi suami tampannya. Wajah serius itu tanpa sadar menerbitkan senyum kecil di bibir Orion. Benar! Cinta benar-benar telah merubah dunia seorang pria egois seperti Orion Lintang Dirgantara.

"Kamu cantik," Orion jujur tentang ini.

Tersipu malu, Olivia hanya tersenyum menanggapi pujian dari suaminya.

Olivia mengambil dompet suaminya kemudian memberikan dompet itu dengan aman ketangan sang empunya, begitu juga dengan jam tangannya, pagi ini dan pagi sebelum-sebelumnya Orion selalu mempercayakan penampilannya pada Olivia. Begitu juga dengan pagi-pagi selanjutnya.

"Mas. Nanti sore, Olivia mau ke salon bareng Kakak," Kemanapun Olivia akan pergi, dia pasti akan memberitahu sang suami. Karena Olivia tau kalau suaminya tidak menyukai sesuatu yang disembunyikan.

"Nanti Mas transfer," ini yang Olivia suka. Orion selalu tau apa yang membuatnya bahagia.

"Mas. Olivia cinta sama kamu mas," ucapnya di sertai dengan senyum manis. Orion candu melihat senyum itu, senyum yang selalu merusak wajah datarnya, senyum yang selalu berhasil membuat hari-harinya semakin berwarna.

Menunjukkan senyum terbaiknya, Olivia menarik tengkuk suaminya dengan susah payah, Orion paham keinginan Olivia, tersenyum kecil Orion menyukai kejutan-kejutan kecil di pagi hari.

Olivia mendaratkan bibirnya di kening sang suami kemudian di pipi suami tampannya itu dan terakhir di bibir penuh itu, itulah alasan kenapa Orion menutup pintu kamar. "Olivia cinta Orion," tandasnya semakin bersemu merah.

"Orion juga mencintai Olivia," jawab Orion membalas ciuman kecil dari istri tercintanya.

***

"Bagaimana dengan sekolahmu kak? Papa harap semua berjalan sesuai dengan seharusnya," tentang pendidikan Orion tegas, dia menginginkan putranya menjadi seseorang yang berguna.

Mengangguk kecil, Sagara tersenyum kecil saat Olivia memberikannya segelas susu hangat yang melengkapi sarapannya pagi ini. "Terimakasih Ma."

"Papa jangan khawatir, Kakak bisa atasi nilai Kakak sesuai dengan yang Papa inginkan tapi masalah cita-cita, Papa sama sekali jangan ikut campur," jika Orion terkesan pemaksa maka Sagara lebih dominan keras kepala dan sulit di atur. Sagara hanya akan luluh pada Olivia. Satu-satunya wanita yang Sagara cintai.

Mengangguk setuju, Orion menatap datar ke arah putranya. Dia seperti melihat dirinya versi remaja, terkesan sangat keras kepala. "Papa hanya akan mendukung cita-citamu tanpa mengusik selama itu dalam peraturan yang kita sepakati!" Terkesan sangat datar namun Orion percaya bahwa putranya bijak menanggapi hal ini.

"Tentu," Sagara kembali menikmati sarapan paginya dengan nikmat.

1089 kata❤
Jangan lupa dukung chalange yang ini❤
Peluk cium dari Nona Sumatera Utara😊

Show MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang