7) Alvin yang berbeda

13 18 6
                                    

Makan malam bersama keluarga adalah salah satu moment paling ditunggu. Beberapa orang menggunakan makan malam bersama keluarga untuk sekedar bercanda sebelum pergi kekamar dan istirahat. Dan beruntungnya Sagara mendapat keluarga yang harmonis dan sahabat yang sudah seperti keluarga.

Seperti sekarang, Sagara mengundang Alvin, Liam dan Julio untuk sekedar makan malam, lebih tepatnya paksaan dari sang Mama yang katanya sedang ngidam rumah ramai.

"Tante," celetuk Alvin.

Menebar senyum, Olivia terlihat semakin cantik saat usia kandungannya menginjak dua bulan, belum terlihat tapi rasanya Olivia benar-benar sangat bahagia. "Ia Alvin?"

"Enggak usah di ladeni Ma, Mama makan. Asupan nutrisi yang sehat, bagus untuk adik perempuan Sagara," Sagara menyela, menatap Alvin tajam kemudian melunak saat yang ditatap adalah Olivia.

"Dari mana lo tau? Kalau yang lagi di kandung Tante Olivia itu cewek?" Julio menimpali, rasanya aneh saat kandungan masih muda tapi sudah mengetahui jenis kelaminnya.

"Gue kakaknya," jawab Sagara singkat.

"Tante Olivia makin cantik," Liam merasa takjub, meski sudah berumur 36 tahun tapi kecantikan Olivia belum pudar.

Julio dan Alvian mengangguk setuju. Wanita hamil akan terlihat lebih cantik dan bersinar.

"Andai tante Olivia belum nikah. Yakin gue! Gue sosor sampe dapat!" Alvin terkekeh geli.

Orion membelalak karena kaget dengan celetukan kurang ajar bocah-bocah yang bertamu kerumahnya.

Orion dongkol bukan main, jika bukan karena Olivia yang meminta, Orion mana mau menampung bocah-bocah ingusan. "Iya. Habis itu kamu saya bunuh! Secara gak langsung kamu mau merebut jodoh saya!"

"Mas," Olivia memperingatkan.

"Makanya, lo kalau ngomong itu filterrnya di pake. Lo sih, disini ada pawangnya, lo sok-sok'an jadi buaya! Diterkam induk buaya. Mampus lo," Julio mengusap pundak sahabatnya iba.

Sagara berdecak. Saran membawa sahabat-sahabatnya makan malam adalah kesalahan besar. "Lain kali gak bakal gue ajak kalian makan dirumah ini!"

"Mau balesin dendam Papa, Sagara? Papa janji, mobil dan rumah serta hotel segera jadi nama kamu besok!" Orion serius dengan ucapannya.

Alvin merasa selalu tertekan jika berada satu meja makan dengan Orion.

Sedangkan Liam tertawa sampai sudut matanya ber'air kemudian terbatuk dengan keras, semua yang berada di meja makan pura-pura tidak perduli.

***
.

Mendapat jamuan dari keluarga Dirgantara seperti mendapat duit segepok, pokoknya nikmatnya tiada tara.

Keluarga Dirgantara adalah keluarga paling harmonis yang pernah di temui, dan jauh dari kata buruk.

"Tante tau? Alvin itu salah satu human yang paling baik dan suci tanpa dosa," ucapan dari Alvin mendapat delikan tajam dari empat orang pria disana.

Tawa Olivia mengudara, tidak salah dia meminta Sagara untuk membawa teman-temannya kerumah. "Alvin. Papa kamu kerja apa?"

Orion siaga satu.
Istrinya membicarakan pria lain, pasti ada udang di balik batu, batunya hilang gajah terbang.

"Papa?"

Olivia mengangguk antusias. Olivia banyak mendengar jika Papa nya Alvin itu masih muda dan tampan, tentu jiwa-jiwa muda Olivia naik kepermukaan.

Tapi berbeda dengan Sagara dan Orion yang tampak tidak menyukai hal itu.

"Papa. Kerja Papa itu cuman bawak penumpang tante, biasalah," merendah untuk meroket.

Julio menendang keras tulang kering sahabatnya itu, pengendalian diri Julio terbilang cukup baik, tapi saat berhadapan dengan Alvin, Julio selalu lemah.

"BA-bah yang sakitan!..."

Liam tidak bisa tidak memukul kepala sahabatnya itu. "Bapak lo pilot bazeng! Bawaanya pesawat!"

"Kalau dia kita buang kelaut gimana?" Yang mengenal Sagara pasti tau jika pria itu tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Tersenyum setan, Alvin membiarkannya tapi Alvin tau cara membangkitkan emosi para jantan di rumah ini. "Tante," Alvin terlebih dahulu menarik nafas kemudian mengedikkan satu mata. Olivia menangkap sinyal darurat.

"Kalau Alvin daftar jadi Papa tirinya Sagara, Al-"

"SEBELUM SAYA LEMPAR KAMU KELAUT! LEBIH BAIK KAMU PERGI DARI SINI ALVIN!"

"MAU MATI?!" Suara Sagarha tidak kalah lantang. Ucapan Alvin tidak masuk akal. Ia harus segera menyadarkan sahabatnya itu. "Sebelum lo jadi Papa gue, gue pastiin lo di santet sampe meninggoy!"

"Parah emang," Julio terkikik geli, berbeda dengan Liam yang langsung tertawa terbahak-bahak.

Alvin ngebug, apa dia salah bicara? Ia meradang kemudian menatap Olivia dengan pandangan ternistakan. Olivia yang melihat Alvin bak anak ayam hampir tewas, tertawa terbahak-bahak.

Orion siaga dua.

"Sayang."

"Tante, ternyata sesulit ini hidup diantara para manusia yang rendah humor," Alvin merentangkan tangan ingin memeluk Olivia. Tapi netranya langsung membelalak saat Orion mengangkat Vas bunga. "Mama, selamat tinggal," gumamnya menjatuhkan diri dengan lidah di keluarkan sesekali mengangkat tubuhnya supaya terlihat seperti kejang-kejang.

Orion menendang keras Alvin tidak perduli saat pemuda itu berteriak lebay.

"Mas, Olivia mau cobain rasa masakan, Papanya Alvin," Olivia memamerkan senyum manis tapi berbeda dengan Orion yang mendadak serangan jantung.

"Papanya Alvin sibuk," jelas Orion menolak, permintaan istrinya jauh dari kata lazim.

Alvin mengangguk setuju. "Papa, masak air aja gosong. Yang ada nanti tante kecewa."

Olivia menggeleng sang jabang bayi sepertinya menginginkan pertikaian.

Sebagai penutup Alvin ingin mendapatkan penghargaan. "Om! Bukannya kemarin Om lagi jajan-"

"VIN! BAPAKMU NELFON! KAMU DISURUH PULANG!"

"Nggak bisa!" Alvin tersenyum setan, saat melihat raut panik si tua bangka.

"Ma, ayok masuk kamar," lebih baik menghindar, jangan sampai si bocor Alvin menaikkan suhu rumah jadi panas.

Gimana? Nemu hilalnya? Hehe belum ada konflik kok, sabar ya💜


987 Word 💜
Chalange 30 hari💜
Salam sayang dari Nona Sumatera Utara

Show MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang