9. Perasaan lama

324 67 10
                                    

-

"Ini makanlah! Aku tahu kau belum makan." Ujar Theo sembari meletakan semangkuk ramen kuah di tambah telur dadar di atasnya.

Nara membuka matanya. Menatap Theo. "Disini cuman ada itu. Aku tidak punya bahan lagi," Theo berkata lagi ketika melihat Nara yang tak kunjung menyentuh makanan yang dia berikan.

Nara mengangguk. Lantas mengambil ramen tersebut yang Theo letakan di meja sofa.

Theo yang tak tega melihat Nara yang kelihatan sulit memasukan makanan hanya menghela nafas pelan. Pemuda tampan itu berjalan meninggalkan Nara.

Nara menoleh sebentar ke arah Theo. Ia menghela napas pelan. Perih di pipi dan sudut bibirnya membuatnya sulit membuka mulut untuk memasukkan makanan.

Lantas gadis malang itu meletakkan mangkuk ramen yang masih belum berkurang itu dengan sedikit kasar ke meja.

Jika Nara sudah sembuh, ia pastikan akan membalas wanita tua itu Nara janji. Nara akan meminta dengan Paman Joe agar mengirimkan tiga atau empat pengawal untuknya di rumah.

Ia pastikan Sania menyesal telah melakukan itu padanya.

Gadis itu mendongak ketika Theo datang dengan sekotak peralatan P3K. "Kenapa?"

"Kau jelas tahu ini apa? Lebih baik obati dulu luka di wajahmu, aku risi melihatnya." Theo duduk di dekat Nara.

Nara memalingkan wajahnya ketika Theo berusaha membersihkan lukanya mengunakan kapas yang telah di tetesi alkohol.

Theo berdehem canggung. Lalu meletakkan kapas tersebut. "Aku akan membersihkan diri dulu," Pamit Theo berdiri.

Sekitar lima belas menitan. Theo telah selesai membersihkan dirinya. Pemuda itu memakai baju koas hitam dan celana pendek. Sembari mengusak rambut yang basah mengunakan handuk pemuda itu berjalan ke arah Nara.

"Nara..," perkataan Theo mengambang di udara ketika melihat Nara yang telah tidur di sofa.

Theo melihat ke arah mangkuk ramen yang masih penuh tidak sama sekali di sentuh oleh Nara, hanya saja tekstur ramen itu yang sudah sangat mengembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo melihat ke arah mangkuk ramen yang masih penuh tidak sama sekali di sentuh oleh Nara, hanya saja tekstur ramen itu yang sudah sangat mengembang. Juga alat P3K, Theo yakin Nara tidak menuruti ucapannya untuk membersihkan luka gadis itu.

Pemuda itu menghela napas pelan lalu meletakan handuk yang dia gunakan. Kemudian mendekat ke arah Nara.

"Nara," panggil pelan Theo.

Gadis itu sedikit bergerak kecil tanpa terbangun. "Nara bangun."

Karena tak kunjung terbangun, Theo membawa Nara ke kamarnya. Setelah menurunkan tubuh Nara ke tempat tidur miliknya. Iya, Theo membawa Nara ke kamarnya. Karena di apartment hanya ada satu kamar dan itu hanya kamarnya. Biarlah Theo tidur di sofa malam ini.

Pemuda itu merapikan anak rambut Nara yang jatuh menghalangi wajah cantik gadis malang itu.

Sisa air mata di sudut mata itu masih ada, Theo mengusapnya pelan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Nara. Setelah dulu Nara meninggalkannya dengan tiba-tiba tanpa pamit gadis ini datang dan tidak menjelaskan apapun padanya bahkan seolah dia tidak mengenal dirinya.

𝐎𝐕𝐄𝐑 𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang