10. Pengawal Baru

141 21 2
                                    

Theo terbangun ketika sinar matahari pagi muncul menyapa dirinya. Mengumpulkan tenaga sebelum akhirnya bangun untuk bersiap. Ketika ia menoleh ke samping, ia teringat jika semalam ia dan Nara tidur satu ranjang. Menyadari jika Nara telah bangun lebih dalu darinya, Theo lantas berdiri dari kasurnya.

Pemuda itu berusaha menghampiri Nara. Mungkin Nara sedang ada di dapur atau di luar kamar yang pastinya, pikir Theo.

Tempat yang Theo tujuh pertama adalah dapur. Namun nihil Nara tidak ada. Berusaha berpikir positif Theo menyeret kakinya ke ruang televisi namun nihil juga.

"Nara!" Seru Theo. Namun panggilnya tidak ada sahutan sama sekali.

Panggil Theo di seluruh ruang apart miliknya. Pemuda tampan itu sudah berkali-kali berkeliling mencari gadis yang semalam bersama dengannya.

Melihat jam yang hampir membuatnya terlambat sekolah, Theo buru-buru bersiap. Setelah selesai ia sekali lagi memeriksa apart-nya memastikan Nara ada di sana.

Menghembuskan napas panjang, Theo menyeret kakinya ke arah parkiran. Dan benar, mobil Nara tidak ada. Gadis itu telah pergi meninggalkan Theo tanpa pamit.

Pemuda itu tampak kecewa, apa sebegitu tidak ada berati Theo di hidup Nara.

Pemuda itu tampak kecewa, apa sebegitu tidak ada berati Theo di hidup Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Nona Nara?" Bibi Han segera menghampiri Nara yang terlihat tengah berjalan masuk ke dalam rumah.

"Nona Nara kemana? Paman Joe, bibi kita khawatir Nona..?"

"Nara ke tempat teman Bi."

"Nara baik-baik saja Bi. Sudah ya Nara lelah ingin istirahat." Nara segera beranjak menuju kamarnya. Di persimpangan ruangan ia malah bertemu Chintya yang tengah di bujuk makan oleh pelayan.

"Nona Chintya.. ayo makan, sudah waktunya anda minum obat."

"Aku bilang tidak mau! Ya tidak mau! Pergi kalian!" Pekik Chintya. Pelayan itu segera pergi dari hadapan Chyntia dan membungkuk ketika Nara datang.

"Aduh..!!"

Nara memutar bola matanya kesal. Chintya pasti mencari perhatian lagi.

"Nara apa kau belum puas juga? Hisk.." pekik Chintya seolah Nara menyakitkan Chintya lagi. Padahal jelas-jelas Nara berada sepuluh meter darinya.

Nara menyungging senyum miring. Chintya memang minta di tindas oleh Nara. Lalu Nara berjalan pelan seolah menakuti gadis bermuka dua itu.

"Aaa Naraaaaa!!!"

"Berhenti! NARA!!" Chintya berteriak heboh ketika Nara malah dengan santainya menatap Chintya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Sudah?" Nara berucap ketika Chintya berhenti berteriak. Para pelayan yang mendengar suara teriak Chintya hanya bisa berpura-pura tidak mendengar apalagi di sana ada Nara.

𝐎𝐕𝐄𝐑 𝐀𝐆𝐀𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang