Setelah keluar dari restoran itu, mereka lantas memasuki mobil milik Alvin.
"Kenapa lo minta keluar? Ga mau nonton lagi pertujukkan tadi?" tanya Alvin.
Bukannya menjawab, Dave justru terdiam dengan tanpa permisi air matanya turun begitu saja.
"Lah nangis bocah" Alvin mengusap air mata Dave dengan lembut. Bertolak belakang dengan apa yang biasa ia lakukan pada Dave selama beberapa bulan ini.
"Kenapa Bunda bisa sama Papa? Kenapa Papa mau ambil posisi ayah?"
"Mau gue kasih tau sesuatu ga, Dav?" tanya Alvin yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Dave.
_______________
Flashback
"Davin, ayo cepat kejar aku!" teriak Alvin yang berlari menjauh dari Davin karena merampas buku milik anak lelaki yang sedikit cubby itu.
"Ihh.. Alvin!!! Aku lagi belajar tau! Kembaliin bukunya."
Lantas keduanya berlari dan saling mengejar. Bahagianya kedua anak itu.
Hingga..
BRAKK!!!!
Davin terjatuh dan membentur pada tanah taman yang ada di dekat rumah keduanya. Ya... mereka bertetangga.
"ADUH! ALVIN!! HUAA..." tangisnya pecah begitu saja ketika ia merasakan kaki dan sikunya berdarah.
"Eh eh, Davin, maafin aku" lalu keduanya justru menangis bersamaan hingga ayah dari Alvin datang.
"ALVIN ASTAGA! KAMU APAKAN DAVIN?! SAMPAI BERDARAH SEPERTI INI?!" teriaknya.
"Pa.. maafin Alvin.. Alvin ga sengaja bikin Davin jatuh..." jawabnya sedikit bergetar karena ia tau apa yang akan terjadi nanti setelah Davin pulang.
"KAMU INI MEMANG ANAK YANG TIDAK BAIK!" kalimat singkat yang dilontarkan hingga menusuk relung hati itu menjadi teriakan terakhir yang Alvin dengar sebelum.
"Aduh.. Davin kenapa nak? Alvin juga kenapa? Ada yang sakit?" tanya lembut dari seorang yang mereka sebut Ayah, lebih tepatnya Ayah Davin.
"Jangan dimarahin mas, kasian, Alvin pasti ga sengaja ya nak? Iya kan?" hanya anggukan yang sanggup Alvin berikan.
"Ayah, Davin gapapa kok, dan Pa.. Jangan marahin Alvin ya? Alvin ga salah kok, ini salah Davin yang ga hati-hati aja kok." bijaksananya anak berumur 7 tahun itu.
Papa hanya mendengus kesal dan mengangguk. Hingga setelahnya Davin yang pulang dengan digendong sang Ayah, dan Alvin yang pulang dengan hawa mencekam yang diberikan sang Papa.
Tak butuh waktu lama hingga Alvin sampai dirumahnya.
"Dasar anak nakal! Kamu tau? Davin tidak nakal sepertimu. Bahkan aku ingin menukarkanmu dengannya yang jauh lebih pintar dibandingkan dirimu!" kalimat menusuk itu yang selalu Alvin dengar ketika ia bertemu Papa.
Papanya terobsesi dengan Davin dan juga ingin menikahi Bunda Davin. Bahkan cara apapun akan ia lakukan agar Bunda Davin bisa menjadi miliknya, salah satunya dengan bertingkah seolah Papa sangat menyayangi Davin, sedangkan disisi lain Alvin selalu mendapat cacian dan juga cambukan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai apa yang Papa inginkan. Seperti ketika pengumuman hasil belajar yang selalu membawa Davin berada satu tingkat diatasnya.
Hingga suatu hari, diumur Davin dan Alvin yang menginjak 13 tahun. Ayah Davin dikabarkan meninggal akibat kecelakaan. Yang tanpa disangka, kecelakaan itu adalah sebuah kesengajaan yang didalangi oleh Papa Alvin. Karena dengan tidak adanya Ayah, maka Papa dapat mendekati Bunda Davin.
Bunda tidak pernah mengetahui kebusukan Papa Alvin, yang Bunda tau adalah Papa Alvin selalu ada untuk membantunya ketika dirinya kesulitan.
Alvin mengetahui semuanya, hingga ia berakhir dengan menjauh dari Davin karena ia takut Davin akan sangat membencinya.
Dan pada beberapa bulan yang lalu, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke 17. Papanya berkata bahwa ia akan mengirim Alvin ke Jerman untuk berkuliah. Karena sang Papa akan menikahi Bunda Davin setelah Alvin dan Dave lulus SMA nanti.
Hal itu membuat Alvin sangat muak, dan berakhir meledakkan emosinya dengan cara mengganggu Davin dengan berbagai hal.
Dan hari ini, ia tidak ingin menentang pernikahan Papanya sendirian. Ia akan membawa Davin, sahabatnya, untuk menentang hal itu. Dengan membawa Davin melihat sendiri apa yang terjadi hari ini, di restoran mewah yang barusaja mereka datangi.
Davin melihat diseberang sana, seorang wanita yang paling ia cintai di dunia. Wanita yang telah melahirkannya. Wanita yang selalu sabar dengan segala tingkah lakunya. Sedang duduk berdua bersama Papa dari sahabat masa kecilnya, temannya, Alvin.
Bahkan lelaki yang sedang bersama Bundanya itu sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri. Mendekati Bundanya dengan cara kotor. Lelaki yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri, ternyata dialah dalang dari kematian ayah kandungnya.
Flashback off
"Jadi, itu yang terjadi wahai Davinku yang tersayang."
Dave tidak menjawab apapun, ia justru semakin keras menangis. Dan yang dilakukan Alvin hanya memeluk menenangkan sahabatnya.
"Bantu gue gagalin rencana Papa gue ya, Dav?" lantas Davin mengangguk mengiyakan. Dan Alvin yang semakin mengeratkan pelukannya pada Dave.
"Tapi, Vin? Kenapa lo bisa tau Papa sama Bunda lagi disini?"
"Karena tadi Bunda nelfon gue minta gue dateng juga, tapi gue ogah, karena gue ga suka liat bokap yang dapetin hati nyokap lo dengan cara kotor itu, apalagi sampe ciuman kaya tadi, euhh.." jawab Alvin dengan mengusap-usap kepala Dave.
"Jadi, sekarang kita baikan, Dave?"
"YA DARI DULU KITA KAN EMANG GA MUSUHAN BEGO! LO AJA YANG JAUHIN GUE!" teriak Dave seketika.
"Haduh!! Ya jangan teriak dong sayangku."
"Sayang sayang mata lo dua!"
"Hahahahaha, sayang Davin!!"
"Sayang Alvin juga"
'Aduh kalo aja gue ga keduluan si Nathan, udah gue pacarin lo! Jadi pengen cium' batin Alvin.
_______________
"Itu Dave bukan sih? Tapi pelukan sama siapa??" ............
To be continue.......
[A]
Halo halo hola!!!
I'm back! kawan ku!! I'm back!!
Kangen ga sih sama Davin??? Aku kangen masa:((
I need your feed back please:((
Jadi jangan lupa vote+comment ya! biar aku jadi semangat buat nerusin ceritanya!!
MAKASIH SEMUANYA!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ebullience [YoHwan]
Fanfiction"Kamu tau, kamu itu ebullience, ceria dan energik. Dan aku suka" - Yonathan "Iya, aku itu ebullience, dan aku juga suka kakak." - Dave Junghwan as Dave Yoshi as Yonathan TAHAP REVISI #BXB #YOHWAN yang ga suka BXB bisa langsung SKIP, oke thanks... ...
![My Ebullience [YoHwan]](https://img.wattpad.com/cover/265684753-64-k130815.jpg)