Sepekan berlalu setelah kejadian dimana Yonathan menemukan Dave bersama Alvin. Sepekan itu pula mereka berdua tidak saling berkomunikasi.
Sebenarnya, Dave selalu mencoba menghubungi Yonathan terlebih dahulu. Namun semua pesan dan panggilan yang Dave coba kirim itu tidak satupun mendapat balasan.
"Lo kenapa deh, Dave?" tanya Justin yang sudah muak melihat temannya ini selalu murung selama beberapa hari terakhir.
"Kak Nathan ga bisa dihubungi. Udah seminggu ini gue coba chat, telpon juga, tapi ga ada yang dibales" jawabnya.
"Berantem lo berdua?" sambar Hansel.
"Salah paham doang ini aslinya mah, tapi Kak Nathan ga mau dengerin penjelasan gue sama sekali"
"Emang lo abis melakukan kebodohan apaan?" Dirga tak mau kalah dalam pembicaraan ini.
"Jadi beberapa hari yang lalu, Alvin tiba-tiba dateng ke rumah gue. Terus dia nyeret gue masuk ke mobil dia ... "
"Tunggu, ngapain Alvin ke rumah lo? Terus ngapain juga dia tiba-tiba nyeret lo segala?" Hansel menyela.
"Oh iya gue belum cerita ke kalian ya? Jadi yang selama ini gangguin gue, berantakin loker bahkan yang nyiram gue pake air pel itu si Alvin."
"Wah ga bener itu bocah! Ayo lah kita samper, perlu banget gue hajar kayanya"
"Udah lah, Tin. Lagian dia udah jelasin alasan dia ngelakuin itu semua waktu itu. Gue lanjut cerita ga nih?"
"Tapi gue tetep ga terima ya anjing, temen gue digangguin sama cunguk kaya Alvin"
"Udah sih, gitu-gitu dia temen kecil gua, Sel"
"Oke kalo emang lo udah maafin Alvin, tapi kita bertiga ga akan pernah mau temenan sama dia" tegas Dirga.
Dan setelahnya, Dave menjelaskan semua kejadian yang ia alami pada sepekan lalu. Hingga ia dan Nathan berpisah di depan rumah, dan tidak ada komunikasi diantara keduanya.
"Sumpah?! Jadi alasan dia gangguin lo tuh karena bokap dia? Dan bunda ga tau tentang semua ini?"
"Iya, bunda ga tau apapun tentang semua ini. Makanya gue tuh bingung gimana caranya jelasin ke bunda, ke Kak Nathan juga"
"Masalah Bang Nathan biar gue bantu, secara kan kita tinggal satu gedung, gue juga sepupunya."
"Gue minta tolong ya, Sel. Seenggaknya tolong bilangin ke Kak Nathan buat baca chat gue."
Percakapan mereka harus berakhir sampai disini karena kegiatan belajar sudah harus segera dimulai.
___
Sementara itu, Yonathan menjalani harinya selama sepekan dengan penuh amarah.
Bagaimana tidak? Pekerjaannya di perusahaan terlampau banyak namun pikirannya selalu melayang pada kejadian sepekan lalu.
"Tokk tokk"
"Apaan? Gausah gangguin gue, gue lagi ga mood berantem"
"Weitsss tenang kawan, ngopi dulu yok ambil break bentar. Muka lo udah asem banget itu, ntar adek Dave ga mau sama lo lagi" ujar Aziel.
"Sumpah, El. Gue ga mood, mending lo pergi daripada lo kena juga."
"Justru karena mood lo lagi jelek, makanya gue ngajakin lo ngopi. Seenggaknya kalo lo ga mau cerita lo kenapa, lo bisa ngadem bentar sambil minum kopi kesayangan lo kan?"
"Huuhhh... oke bentar, gue beresin satu ini dulu."
Setelah ia selesaikan pekerjaannya tadi, Yonathan dan Aziel pergi ke lantai dasar gedung perusahaan dan menuju ke kedai kopi disana.
"Jadi kenapa nih pak bos?"
"Kata lo gue ga perlu cerita yang penting mau ngopi?"
"Kan itu biar lo mau pergi aja hehe, tapi gue bisa loh dengerin keluh kesah lo"
"Males deh gue, lo bocor banget soalnya. Lagian lo pasti bakal ngetawain gue abis-abisan kalo gue cerita"
"Yaelah lo ga percayaan amat sama gue?"
"Ya lagian lo emang ga meyakinkan banget jadi temen."
"Hahahaha, ga deh, kali ini gue janji ga akan ngetawain, apalagi bocor ke yang lain."
"Bener ya lo!"
"Iye janji deh gue!"
Lalu setelahnya Yonathan bercerita tentang bagaimana kejadian itu dari versinya.
"Gue sebenernya mau banget ketemu dia, mau banget dengerin penjelasan dia. Tapi emosi gue masih belom stabil, gue takut omongan gue justru bakal nyakitin dia nantinya."
"Tapi, Nath. Kata gue ya, lo coba deh dengerin gimana penjelasan dia. Kata lo juga tadi kan pas lo ketemu Dave, dia dalam keadaan nangis kan? Siapa tau emang dia lagi ada masalah."
"Iya sih, tapi gue emosi banget pas liat dia dipeluk cowok lain."
"Ya itu lo cemburu babi!"
"Iya gue juga tau kalo itu gue cemburu. Tapi ah lo mah ga tau gimana perasaan gue!"
"YA INI MAKANYA GUE TANYA SAMA LO! lo mah bikin emosi!"
"Udah deh, percaya sama gue, ga ada salahnya lo coba dengerin penjelasan Dave. Gue yakin ini tuh sebenernya cuma salah pahamnya lo doang."
"LO TUH TEMEN GUE BUKAN SIH EL ANJING?!"
"Ya gue temen lo, tapi kali ini gue ga mau dukung sikap lo ini. Dah lah ayo balik, kerjaan kita udah nungguin minta di belai"
"Kok gue bisa ya temenan sama spesies kaya Aziel ini?!"
"gue masih denger suara lo ya pak bos."
Dan hingga sore menjelang, Yonathan masih memikirkan perkataan Aziel siang tadi.
Mungkin memang tidak ada salahnya untuk mendengarkan penjelasan Dave.
tbc.
Halo -halo bandung! tapi aku di jateng hehe!
Long time no see, long time no update woy tata pembohong!
Hari ini aku update lagi, ini sebenernya draft lama yang aku remake hehe, semoga mengobati rindu kalian yang masih nungguin ya!
semoga aku bakal konsisten sampe ini end ya!
dan fyi!!! book ini akan end dalam beberapa chapter yang akan datang! dan kabar lain lagi, aku bakal bikin remake book ini dalam bentuk sosmed au di twitter tapi dengan penggambaran visual lain. aku bakal remake book ini dengan couple ship lain dari grup lain juga:(( tapi dengan cerita yang lebih fresh lagi tentunya.
Jadi aku mohon maaf jika nanti kalian ketemu akun aku di X dan ketemu cerita ini tapi di lain versi!
Selamat membaca! Love u tum!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ebullience [YoHwan]
Fanfiction"Kamu tau, kamu itu ebullience, ceria dan energik. Dan aku suka" - Yonathan "Iya, aku itu ebullience, dan aku juga suka kakak." - Dave Junghwan as Dave Yoshi as Yonathan TAHAP REVISI #BXB #YOHWAN yang ga suka BXB bisa langsung SKIP, oke thanks... ...