TL ; 11- I Love You, Nana

2.3K 198 4
                                    

Jaemin tengah terlelap tenang di sisi samping kanan, sedang Jeno tengah mengetik sesuatu dan tak lupa mengecek kembali dokumen yang sebelumnya sudah selesai.

Siang hari di kediaman Lee memang tampak sepi. Tuan Lee sedang mengadakan pertemuan antarperusahaan di luar kota, Nyonya Lee berkata kalau ia akan pergi ke rumah seseorang untuk urusan yang penting dan kembar Lee yang satu lagi sedang mengurus hal yang memang diprivasikan.

Setelah menangis selama beberapa menit, kini bayi kelinci manis itu terlelap juga. Tentu saja didekapan sang suami tampannya. Jeno senantiasa menenangkan Jaemin hingga tertidur pulas seperti sekarang.

"Jenooo..."

Lirihan itu membuatnya berhenti mengetik. Netra tajamnya menatap Jaemin yang sedang mengigau, mungkin? Namun karena Jeno sangat menyayangi bayi kelincinya, ia lantas meletakkan macbook miliknya dan fokus pada sang istri.

"Aku di sini. Aku bersamamu. Aku tidak akan meninggalkanmu."

"Jeno, peluuukkk..."

Jeno tersenyum tipis sebelum memeluk Jaemin. Sifat manjanya kembali lagi, batinnya seperti itu. Tangannya terulur untuk merapikan surai halus yang menutupi wajah manis itu dan beberapa kali mengecupnya.

Jeno akan menjadi manis bila Jaemin tengah menangis atau tertidur. Ia bisa mengekspresikan sifat hangatnya bila Jaemin seperti ini.

"Jeno..."

"Hm?"

"Peluk..."

"Iya, sekarang kau sudah berada dipelukanku. Aku akan selalu memelukmu."

Menit demi menit telah berlalu. Dan kini, Jeno bisa menghela napas lega karena Jaemin lebih tenang dari sebelumnya. Ketika Jaemin terlelap tenang seperti saat ini, wajah manis itu begitu damai dan bulu mata itu begitu lentik. Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.

Drrtt.. Drrtt..

Jeno mengulas senyum tipis setelah melihat nama seseorang yang menelponnya. Jeno tidak munafik, ia begitu merindukan sosok itu.

"Ya, Hallo?"

"Kau datang ke rumah? Mengapa tidak mengabariku? Jika aku tahu kau datang ke rumah, pasti aku akan langsung menghentikan pekerjaanku."

"Selesaikan pekerjaanmu lebih dulu. Aku tak menyukai seseorang yang tidak menghargai pekerjaannya. Kau bisa kembali setelah pekerjaanmu selesai."

"Apa-apaan itu? Aku akan kembali dan langsung memelukmu! Kita sudah berpisah sejak kau lulus dari universitas ternama lalu meninggalkanku! Kau ini pembohong besar!"

"Diamlah. Suara berisikmu akan mengganggu tidur nyenyak istriku."

"Kau mengajak Kakak ipar Nana juga?! Mengapa kau tidak memberitahuku, Lee Jeno?! Kau menyembunyikan Kakak iparku supaya aku tidak bisa melihat kecantikannya? Begitu?"

"Istriku akan terusik, Lee Eric."

"Yak! Lee Jeno, kau—"

Pip

Jeno berdecak kesal setelah memutuskan sepihak panggilan telepon. Yap, yang menelponnya adalah saudara kembarnya; Lee Eric. Jeno dan Eric lahir hanya terpaut beberapa menit saja.

"Suaranya terlalu berisik. Untung saja istri manisku masih tenang dan tidak terusik karena suara konyolnya."

Jeno mengecup kembali surai dan pucuk kepala Jaemin. Ia begitu menyayangi bayi kelinci manis ini tanpa sepengetahuan dari pihaknya langsung.

Aku sangat mencintaimu, Lee Jaemin. Tetap bertahan di sampingku hingga aku menutup mata untuk yang terakhir kalinya.

Karena Jeno mencintai Jaemin menggunakan caranya sendiri.

True Love [NoMin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang