Jaemin merenggangkan tubuhnya ke kanan dan kiri begitu ia terbangun dari mimpi indahnya. Ini hari minggu, wajar saja jika ia bangun lebih lama dari biasanya.
Ketika ia menoleh ke arah samping, Jaemin tak melihat ada sosok Jeno. Tidak mungkin kalau Jeno bekerja di hari libur ini, 'kan? Tapi ya namanya Lee Jeno si workaholic, tentu saja ia pergi bekerja dan pulang larut malam.
"Bibi Kim, apa Jeno pergi bekerja hari ini?"
Bibi Kim yang sedang menyiapkan sarapan untuk Jaemin lantas mengangguk. "Benar, Nyonya Lee. Tuan Lee pergi bekerja meskipun di hari minggu. Tapi terkadang juga Tuan Lee mengambil hari minggu sebagai hari libur."
"Apakah Jeno tidak memiliki hari libur? Apakah hanya hari minggu dijadikannya sebagai hari libur? Mengapa ia selalu bekerja setiap saat?"
"Bibi tidak tahu hal itu. Tanyakan saja pada Tuan Lee saat pulang nanti."
Tak lama kemudian, Jaemin telah menyelesaikan sarapannya bersama Bibi Kim. Pemuda manis itu membersihkan seluruh bagian kamarnya dan Jeno agar terlihat lebih rapi dan bersih.
Namun pandangannya tak sengaja melihat kertas putih di atas nakas. Hati kecilnya menyuruhnya untuk mengambil dan membaca, tapi ini bukan miliknya. Mungkin saja ini milik Jeno dan di dalam kertas itu adalah sesuatu yang pribadi.
"Aku tidak ada hak untuk membacanya," gumam Jaemin resah. "Tapi mengapa aku begitu penasaran dengan isi di dalamnya?"
Antara takut dan penasaran.
Sebaiknya ia buka sajalah. Milik Jeno itu juga miliknya. Hak jeno juga menjadi haknya sekarang.
Jaemin membaca isi di dalam kertas itu dan betapa terkejut tatkala Jaemin tak sengaja menemukan namanya juga nama universitas impiannya. Tanda tangan Jeno juga tertera di sana. Apa itu artinya Jeno akan memasukkan Jaemin ke dalam universitas impian?
"Mengapa aku merasa bahagia sekali, padahal belum tentu Jeno akan melakukannya?"
Namun, senyuman bahagia itu tak bisa disembunyikan lagi. Jaemin terlalu bahagia hingga ia melupakan acara bebersih kamar.
"Jika Jeno melakukannya, aku berjanji akan menjadi istri yang baik. Aku akan melakukan apa pun yang Jeno inginkan."
Semoga saja.
—🐶❤🐰—
"Bibi Kim, bisakah Anda menelpon Jeno? Nana ingin berbicara serius dengan Jeno sekarang."
"Apa Nyonya Lee tidak menyimpan nomor Tuan Lee?"
Jaemin menggeleng kecil. Tentu saja ia tidak menyimpan nomor sang suami, ponselnya saja sudah tua dan lumayan rusak. Jeno akan menertawakannya jika sampai melihat ponselnya yang buruk rupa.
"Baiklah, Bibi akan menelpon Tuan Lee sekarang."
Bibi Kim menekan beberapa angka untuk menelpon pria dewasa itu— menggunakan telepon rumah tentu saja. Hingga tak lama menunggu, suara seseorang itu langsung menjawab.
"Ya, ada apa Bibi Kim?"
"Nyonya Lee ingin berbicara dengan Anda, Tuan." Bibi Kim memberikan telepon itu kepada Jaemin. "Bicaralah," katanya sebelum meninggalkan Jaemin yang tengah diam saja.
"Ada apa, Jaemin?"
"Begini... Nana ingin mengatakan tentang kertas yang ada di atas nakas. Apa—"
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [NoMin]✓
Historia CortaA NoMin Fanfiction ❝Tetap bertahan di sisiku dan jangan pernah meninggalkanku. Jika kau pergi, maka aku juga akan ikut bersamamu.❞ COMPLETED | BOYS LOVE | FLUFF | ROMANCE | MATURE | MARRIAGE LIFE | M-PREG Lee Jeno dan Na Jaemin, adalah dua jiwa yang...