🔞⚠️
Tau peringatan yang di atas, bukan?
Larangan besar bagi yang masih kicik untuk tidak membaca part ini. Tapi jika kalian memaksa untuk membaca, ya terserah sih.DAN PART INILAH SEBAGAI HADIAH DARIKU UNTUK KALIAN SEMUAAAA!!! SENENG, NGGAK? YA SENENGLAH, MASA ENGGAK.
Dosa tanggung sendiri, jangan dibagi ke author. Sekian dan terima kasih🙏
(🐶❤🐰)
"Jeno."
Tidak ada jawaban.
"Jeno, bangun..."
Lagi, tidak ada jawaban dari sang dominan.
"Tuan Lee Jeno, ayo bangun karena ini sudah amat siang. Matahari sudah muncul ke permukaan sedari tadi."
"Lima menit lagi, oke? Aku masih mengantuk. Biarkan aku tidur sebentar lagi."
Jaemin dengan kesabaran tipis langsung menusuk-nusuk lumayan kuat perut yang memiliki delapan kotak—yang sebenarnya Jaemin pun tidak mengetahuinya.
"Bangun, Jeno! Ini sudah siang!"
"Aku masih mengantuk. Biarkan aku tidur."
"Jeno-ssi yang terhormat, mengapa Anda belum bangun juga? Anda harus pergi bekerja dan ya, Anda juga harus melepaskan pelukan ini. Pelukan ini begitu melilitkan tubuh saya hingga sesak yang saya rasakan. Saya juga harus memasak untuk Anda, Tuan Lee."
Berkata formal? Mungkin saja cara itu bisa membangunkan singa jantan yang masih sangat terlelap di sampingnya.
Namun, apa yang ia dapatkan selanjutnya? Jaemin hanya mendapatkan dengkuran halus dan pelukan yang semakin mengerat.
Bagaimana ia bisa bangkit dan beranjak? Jeno memeluknya seperti guling, kaki pria tampan itu dililitkan pada kedua kakinya dan tangan yang memeluk pinggangnya terlalu posesif.
"Nonoooo~"
"Nono, lepaskan Nana! Nana tidak bisa bernapas. Nana bisa sesak napas saat ini juga."
"Daddy Nono~ Daddy, ayolah lepaskan pelukan ini, eung? Nana sulit untuk bergerak. Daddy Nono yang tampan, Daddy Nono yang seksi, juga Daddy Nono yang bijaksana."
Jeno menyibak kasar selimut tebal yang menutupi tubuh mereka. Sepasang netra tajam itu terbuka dan menatap si manis dengan tatapan... err— menyeramkan seperti meminta haknya.
"Kau memanggilku apa tadi, hm?"
Satu alis itu terangkat, Jeno bertanya dengan suara berat serta senyuman miring. Suaranya benar-benar berat hingga membuat si manis merinding.
"T-tidak. Nana hanya memanggil Jeno."
"Setelah panggilan itu."
"Nono?"
"Bukan, Jaemin. Setelah panggilan Nono, kau memanggilku apa, hm?"
"D-daddy? D-daddy Nono?"
Cup!
"Aku menyukai itu. Panggilan yang bagus," ujar Jeno setelah mengecup singkat bibir ranum Jaemin. Tentu saja membuat sang empu sangat terkejut.
"Jaemin, kau telah membangunkan sesuatu yang seharusnya tidak bangun. Kau membangunkan adik singa yang sebelumnya tengah terlelap."
"H-huh?"
Cup!
Mengecup kembali benda kenyal yang sudah menjadi candunya selama ini, Jeno lantas mengukung si manis di bawah tubuhnya. Membelai pipi gembil yang mirip seperti mochi atau bahkan squisyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [NoMin]✓
Historia CortaA NoMin Fanfiction ❝Tetap bertahan di sisiku dan jangan pernah meninggalkanku. Jika kau pergi, maka aku juga akan ikut bersamamu.❞ COMPLETED | BOYS LOVE | FLUFF | ROMANCE | MATURE | MARRIAGE LIFE | M-PREG Lee Jeno dan Na Jaemin, adalah dua jiwa yang...