Nissa terbangun dan mengerjapkan matanya. Dia merasa aneh. Lalu beberapa saat akhirnya dia sadar bahwa dia sedang tidur di sofa bersama sang suami dan atas permintaannya sendiri.
Wanita itu mendongak menatap suaminya lalu tangannya bergerak mengusap lembut wajah gus Farid. Pahatan yang sangat sempurna.
Ia tersenyum lalu berkata, "Wahai zaujat, ketahuilah bahwa jika ada seorang wanita yang menyukaimu sungguh aku tidak akan rela meskipun hatimu hanya untukku."
"Dan aku tidak suka ada yang menatapmu dengan memuja, zaujat."
Tiba-tiba gus Farid membuka matanya dan mencium kening Nissa lembut. "Dan ketahuilah zaujati, bahwa aku tidak akan pernah tertarik bahkan melihat wanita lain selain dirimu."
Nissa membulatkan matanya kaget. Pipinya sudah seperti kepiting rebus, dia tidak tahu kalau gus Farid ternyata sudah bangun.
Gus Farid mengecup pipi istrinya yang merah dengan gemas.
"Segitu cintanya ya sama aku," kata gus Farid sambil terkekeh.
"Nggak tahu," jawab wanita itu sambil bersembunyi di dada bidang suaminya. Malu.
Tangan laki-laki itu bergerak mengelus surai hitam istrinya. "Jangan bernah bosan dan berhenti cinta sama aku karena membayangkannya saja tidak sanggup."
"Kalau hal itu terjadi?" tanya Nissa.
"Sesungguhnya Allah yang maha membolak-balikkan hati. Jadi aku akan berdoa dan memohon kepadaNya supaya hati itu menjadi milikku lagi."
Wanita itu tersenyum dan mengecup tangan suaminya. "Akan aku pastikan hal itu tidak terjadi, habibi."
Setelah itu terdengar ringisan dari bibir wanita itu membuat suaminya khawatir.
"Mana yang sakit?"
"Perut aku nyeri, sakit juga."
Lelaki itu mengelus perut dan pinggang wanita itu. "Kalau makan yang teratur ya sayang, biar nggak sakit. Cukup kali ini aja kamu sakit."
******
Setelah kejadian pingsan dan sakit perut tadi gus Farid benar-benar tidak mengijinkan istrinya melakukan aktivitas apapun kecuali sholat.
Wanita itu turun dari ranjang dan menuju lantai bawah. Saat sampai di bawah dia celingukan sendiri. Bosan.
Ia reflek berjongkok dan menutup telinganya seraya memejamkan mata erat. Dia tidak suka kegelapan. Takut.
"Mas," teriak Nissa karena tidak menemui keberadaan suaminya.
"Mas Farid."
"Gus Farid, ya Allah kemana sih ini."
"Takut."
Tiba-tiba ada sebuah cahaya menyorot dirinya membuatnya semakin menutup matanya.
Tangan laki-laki itu menyentuh tangan wanitanya yang menutup telinga.
"Sayang."
"Buka matanya jangan takut."
Perlahan wanita itu membuka matanya. Saat melihat suaminya di depannya dia segera memeluknya dan bersembunyi disana.
"Takut."
Gus Farid mengelus rambut istrinya lalu melepaskan pelukannya. "Aku mau nyari lilin dulu. Kamu tunggu di sofa depan tv aja ya."
Wanita itu menggeleng keras lalu berkata, "Nggak mau, ikut."
"Yaudah ayo."
Laki-laki itu berjalan menuju tempat menyimpan lilin sambil menggandeng tangan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gus Tampan
Teen FictionAhmad Farid Latael adalah seorang laki-laki yang sangat diidamkan kaum hawa. Dia adalah seorang gus berprofesi sebagai dokter. Tidak banyak yang mengetahui bahwa dia adalah seorang gus di pesantren abinya karena dia melanjutkan studynya di Mesir. Za...