Assalamualaikum, balik lagi ya guys!!
Sebelum baca jangan lupa vote..
"Sekuatnya saya melangitkan doa kalau bukan takdir saya, saya bisa apa."
- Alfian Rafael Pratama -
"Saya juga percaya takdir Allah lebih indah dari rencana saya. Meski sulit untuk saya menerima."
- Alfian Rafael Pratama -
*******
Mereka sudah pulang dari acara tadi siang. Hari pun sudah malam. Mereka memutuskan untuk berbaring santai di ranjang kamarnya. Dengan Nissa yang bersandar pada dada bidang suaminya dan gus Farid yang memeluk istrinya.
"Mas," panggil Nissa.
Laki-laki itu hanya berdehem menanggapi.
Wanita itu tersenyum sebelum berbicara. "Kalau kita punya anak lucu kali ya. Nanti kamu main sama anak kita terus aku masak nyiapin keperluan kalian. Anak kita ikut sholat bareng-bareng. Ihhhh lucu."
Gus Farid terkejut mendengar penuturan istrinya namun sedetik kemudian dia tersenyum. "Kode?"
"Eh, enggak emang aku lagi bayangin aja. Anak kita yang pertama laki-laki dia bertanggung jawab dan menghormati perempuan. Terus anak kedua perempuan, pake gamis kaya aku, lucu. Terus abangnya yang jagain adiknya."
"Mau punya dua anak?" tanya laki-laki itu.
Wanita itu mengangguk antusias. "Mau laki-laki dulu. Soalnya aku dulu pengen banget punya abang tapi aku anak tunggal."
"Berdoa sama Allah sayang."
Wanita itu mendongak menatap suaminya. "Mas tahu tidak? Dulu sebelum nikah aku selalu bermimpi mempunyai pasangan hidup yang dapat menuntunku ke jalan yang lebih baik lagi."
"Dan salah satu keinginan ku adalah.." Nissa menggantungkan ucapannya.
"Adalah?"
"Adalah berfoto sama kamu. Aku pakai gamis kamu pakai baju koko sama sarung," katanya semangat.
Gus Farid menatap istrinya yang berada di pelukannya lalu mencium keningnya.
"Hanya itu? Besok kita foto. Di studio atau pakai hp aja?"
"Hp aja."
Laki-laki itu menumpukan dagunya pada kepala istrinya dan memeluk erat.
"Kamu tahu sayang? Cinta itu adalah doa. Yang mendoakanmu pasti mencintaimu dan yang mencintaimu pasti mendoakanmu. Jika hanya perkara menyatukan dua insan saja itu adalah hal yang mudah bagi-Nya. Namun, Allah mau kita mempersiapkan diri terlebih dahulu."
"Rembulan yang dulu aku tatap sebagai matahari kini sudah bisa sepenuhnya aku tatap sebagai rembulan yang indah dan..." dia menggantungkan perkataan.
"Dan?" ulang Nissa.
"Dan rembulan itu milik aku, atas seizin Allah."
Wanita itu tersenyum, matanya memancarkan sesuatu yang susah untuk dimengerti. Dia tahu rembulan itu adalah dirinya.
Nissa tertawa pelan lalu mengusap sedikit air matanya yang menetes. "Semoga rembulan itu bisa menjadi milikmu, selamanya."
"Aamiin."
![](https://img.wattpad.com/cover/277645468-288-k254299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Gus Tampan
Teen FictionAhmad Farid Latael adalah seorang laki-laki yang sangat diidamkan kaum hawa. Dia adalah seorang gus berprofesi sebagai dokter. Tidak banyak yang mengetahui bahwa dia adalah seorang gus di pesantren abinya karena dia melanjutkan studynya di Mesir. Za...