3. khitbah

4.3K 495 25
                                    

"Keep halal guys."

- Zahratun Nissa Ramadani-

********

Satu Minggu beralalu. Selama bertemu gus Farid dan Nissa terlihat sangat canggung. Satu minggu pula Nissa menjalankan sholat istikharah.

Tadi nyai Syafira menelfon Nissa untuk bersiap-siap karena mereka akan segera datang kerumahnya.

Kyai Yusuf memastikan kepada anaknya lagi, "Kamu udah serius mau nikah kan? Abi nggak mau kamu menyesali keputusan kamu sendiri."

Gus Farid menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Farid yakin abi. Farid sudah mendapatkan jawaban dari sholat istikharah Farid.

"Ya sudah ayo berangkat," kata nyai Syafira.

********

Sedangkan dilain tempat Nissa sudah bersiap-siap dengan mengenakan gamis berwarna peach lengkap dengan jilbab pashmina yang menutupi dadanya. Dari tadi dia mondar-mandir merasa gelisah dan bingung.

"Ya Allah," ucap Nissa sambil memegangi dadanya.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum."

Dengan cepat Sarah membuka pintu saat mendengar ada salam. "Waalaikumsallam, eh ada nyai Syafira. Mari masuk."

Sarah mempersilahkan tamunya untuk masuk kemudian membuatkan minuman terlebih dahulu.

"Eh, ini putranya kyai Yusuf?" tanya Maulana.

Ustadz Yusuf mengangguk membenarkan, "Iya."

"Kalau boleh tahu ada apa ya kalian sekeluarga datang ke sini," kata Sarah.

"Saya kesini bermaksud menyampaikan niat baik kami untuk mengkitbah putri pak Maulana," ucap kyai Yusuf.

Apa? Kitbah? Tentu saja mereka terkejut mendengarnya. Tetapi mereka juga mengetahui pasti gus Farid adalah orang yang baik.

Sarah menaiki tangga rumahnya dan memanggil putrinya. Terlihat seorang gadis menuruni tangga dengan kepala menunduk.

"Saya sebagai orang tua Nissa setuju saja. Tetapi saya tidak mau memaksa semuanya saya serahkan kepada putri saya," ucap Maulana.

"Maaf sebelumnya saya mau bertanya," kata gadis itu.

"Apa nak?" tanya nyai Syafira.

"Saya ini hanya santri dari abinya gus apa gus yakin mau menikahi saya? Lalu, saya juga tidak ingin dipoligami nantinya," kata gadis itu.

Gus Farid tersenyum kecil pertanyaan seperti ini adalah wajar. "Saya tidak mempermasalahkan apakah kamu ning atau santri biasa dan saya tidak akan berpoligami. Saya sudah berjanji pada umi juga soal itu."

Nissa menarik nafas pelan saat ingin menjawab." Bismillahirrahmanirrahim, saya menerima niat baik gus Farid untuk mengkitbah saya."

"Alhamdulillah," ucap mereka semua bersamaan.

Gus Farid menghembuskan nafas lega. Sedari tadi dia sangat risau akan jawaban Nissa.

Dear Gus TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang