𝐀𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 / ダイヤの𝐀 by ᴛᴇʀᴀᴊɪᴍᴀ ʏᴜᴜᴊɪ
—
𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚁𝚊𝚜𝚊
—𝙲𝚘𝚙𝚢𝚛𝚒𝚐𝚑𝚝, 28 𝙹𝚊𝚗𝚞𝚊𝚛𝚒 2022—
.
.
.𝚂𝚄𝙳𝙰𝙷𝙺𝙰𝙷 Eijun mengatakan tentang alasan ia datang ke Seidou adalah untuk bertemu dengan Miyuki Kazuya? Membangun battery dan menjadi pasangannya? Menjadikan pemuda berkacamata itu catcher-nya yang mungkin bisa menarik semua potensi serta bakatnya sebagai seorang pitcher hingga melampaui batas maksimal? Jika belum, maka ia akan mengatakannya sekarang.
IYA.
Eh? Benarkah? Tentu saja benar. Alasan utama Eijun datang jauh-jauh dari Nagano dan menerima tawaran Rei-san adalah untuk bertemu lagi dengan Kazuya setelah sebelumnya dibuat terpesona dengan battery yang mereka lakukan secara mendadak untuk melawan Azuma-senpai yang sedang menindas Nori-senpai yang saat itu sangatlah lemah dan tidak memiliki kepercayaan diri sebagai seorang pitcher.
Namun, setelah dirinya datang ke Tokyo dan resmi menjadi murid Seidou lalu masuk ke tim baseball, sepertinya keinginan itu tak semerta-merta dapat dengan mudah ia wujudkan sebab, dirinya harus bersaing dengan Furuya Satoru yang juga merupakan seorang pitcher bahkan dipercaya menjadi Ace yang sebenarnya hal itu adalah impiannya.
Marah, sedih, kecewa serta frustrasi secara bersamaan menyerang rasa percaya dirinya dimana perasaan itu semakin di perparah ketika ia mendapat yips akibat permainannya yang kacau sehingga berakhir dead ball dan dibuat hancur kala lemparannya dipatahkan oleh home run. Untuk beberapa waktu, ia jatuh ke dalam lubang keputusasaan. Menenggelamkan diri sendiri ke kubang putus asa juga rasa bersalah hingga pikiran “apakah aku masih pantas berdiri di atas mound sebagai seorang pitcher yang bermimpi menjadi Ace terhebat di Jepang?“ memenuhi otaknya yang terasa buntu untuk berpikir.
Beruntung, perasaan itu dapat terlarut berkat bantuan Chris-senpai yang saat itu selalu—tak pernah absen untuk menenangkan juga menasehatinya agar tidak berpikir macam-macam. Ya, walau sebenarnya ia masih terpukul namun, seiring berjalannya waktu ia berhasil melewati masa-masa sulit itu.
Kalau diingat-ingat, sepertinya saat itu—tanpa disadari—ia mengharapkan sesuatu atau seseorang selain Chris-senpai untuk membantunya menangani yips. Hanya saja, otaknya terlalu lelah hingga tanpa sadar ia tak begitu menghiraukannya. Dan jika dipikir ulang, sepertinya ia tahu siapa sosok yang ia harapkan itu. Ah, tentu saja, siapa lagi kalau bukan Miyuki Kazuya?
“Bagaimana bisa dulu aku memikirkannya sementara yang selalu dia pilih waktu itu hanyalah Furuya?“ gumam Eijun yang saat ini sedang berada di perjalanan menuju kamar mandi setelah sebelumnya menyibukkan diri dengan berlari bersama ban mengelilingi lapangan.
Hari sudah larut dan ia baru saja selesai berlatih—sebenarnya masih ingin berlatih kalau saja tidak ingat kalau sekarang sudah jam satu pagi. Tak ingin ketahuan oleh pelatih sehingga dirinya kena hukuman tak boleh bermain baseball untuk beberapa minggu lebih baik ia menyudahi latihan mandirinya ini dan pergi mandi lalu setelah itu tidur.
Sebenarnya Eijun tidak akan kelepasan berlatih sampai dini hari kalau saja otaknya tidak diganggu. Ya, selama beberapa hari ini ia sibuk berpikir—tumben-tumbenan untuk dirinya yang selama ini malas berpikir—ketika dirinya tak sengaja melihat Kazuya bertemu dengan seseorang yang terlihat sedang membicarakan sesuatu di mana, hari itu untuk pertama kalinya ia melihat Kazuya tersenyum. Senyum yang sangat berbeda dari biasanya. Sebuah senyum yang bahkan ia sendiri baru melihatnya selama hampir setahun mengenal catcher berkepribadian kacau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙼𝚒𝚢𝚞𝚂𝚊𝚠𝚊 𝙳𝚛𝚊𝚋𝚋𝚕𝚎 (𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐍𝐨 𝐀𝐜𝐞)
FanfictionHanya sekumpulan drabble tentang 𝐌𝐢𝐲𝐮𝐤𝐢 𝐊𝐚𝐳𝐮𝐲𝐚 dan 𝐒𝐚𝐰𝐚𝐦𝐮𝐫𝐚 𝐄𝐢𝐣𝐮𝐧. . . . Semua karakter serta nama hanya pinjaman belaka dari komik dan anime 𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐧𝐨 𝐀𝐜𝐞 : ダイヤのA milik Terajima Yuuji-Sensei. Untuk selebihn...