𝐀𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 / ダイヤの𝐀 by ᴛᴇʀᴀᴊɪᴍᴀ ʏᴜᴜᴊɪ
—
𝚂𝚊𝚝𝚞 𝙳𝚎𝚝𝚒𝚔
—𝙲𝚘𝚙𝚢𝚛𝚒𝚐𝚑𝚝, 03 𝙼𝚊𝚛𝚎𝚝 2022—
.
.
.𝚂𝙴𝚁𝙰𝚄𝚃 wajah lembut itu menatap penuh sayang pada sebuah pigura di tangan. Tercurah rindu yang teramat dalam, mengenang kembali masa-masa indah saat bersama. Canda tawa penuh kelakar menggema dalam kepala. Membuncah ruah memenuhi dada. Membungkus lara yang sekian lama kian menyiksa.
Ratapnya memberi asa, tatapnya yang tak pernah berubah itu mengedar ke segala arah. Memindai sebuah ruangan 3×2 meter persegi. Senyum kecil terlukis di birainya yang indah. Membentuk kurva samar yang sarat akan perasaan yang selama ini terpendam.
Tarikan napas dalam ia hembuskan, dengan hati-hati meletakkan kembali pigura ke tempatnya. Langkahkan terayun, memasuki lebih dalam ruangan itu lalu mengambil duduk di tempat tidur. Tangannya terulur, menyentuh lembut permukaan seprai—mengusapnya perlahan tanpa sedikit pun melunturkan senyumnya yang mulai bergetar.
Rasanya goyah. Gejolak di dada menyeruak menyesakkan dada. Deru napas juga detak jantung mulai berpacu, bersambut ria dengan aliran darah yang berdesir kaku. Lidahnya kelu, tenggorokannya mengering bagai di tengah padang Sahara. Pikirannya terlempar, tepat pada masa-masa beberapa tahun silam.
Sore itu, seperti biasanya. Semua anggota tim baseball Seidou berlatih. Mengawali latihan, semua tim dari string pertama hingga ketiga akan melakukan lari keliling lapangan. Lalu setelah berlari, masing-masing dari mereka akan mulai memisahkan diri. Ada yang latihan memukul, mengayun, menangkap dan melempar. Baik anggota inti hingga anggota cadangan. Semuanya melakukan latihan dengan benar dan tentunya sepenuh hati.
Sama seperti anak laki-laki dengan kepribadian cerah layaknya matahari. Suara berisiknya yang memekakkan telinga itu selalu terdengar dari ujung sampai ujung lapangan. Sifat ceria serta pembawannya yang energik membawa mood tersendiri untuk semua anggota yang bukannya terganggu mereka justru merasa termotivasi. Semangat mereka terdorong penuh, tak ingin kalah dari anak hyperactive itu.
“HEI, MIYUKI KAZUYA! CEPAT TANGKAP LEMPARANKU!“ teriak anak itu pada seorang anak laki-laki lain yang memakai kacamata.
Anak laki-laki berkacamata itu hanya tertawa, menggelengkan kepalanya lalu menunjuk anak laki-laki yang lebih tinggi darinya.
“Maaf, Sawamura. Aku harus berlatih dengan Furuya.“
“APA?! BUKANKAH KAU SUDAH JANJI AKAN MENANGKAP LEMPARANKU, MIYUKI KAZUYA?!“
“Ahaha ... Sawamoron. Mau bagaimana lagi, Furuya adalah Ace-sama. Jadi dia adalah prioritas utama.“ Miyuki Kazuya dengan santai beralasan yang justru membuat Sawamura semakin berang.
“APA-APAAN?! JADI KAU LEBIH MEMILIH DIA DARIPADA AKU?!“ seru Sawamura menunjuk Furuya lalu dirinya seolah-olah memperlihatkan betapa tidak adilnya Miyuki. Tak ayal hal itu justru membuatnya terlihat seperti sedang menyidak kekasihnya yang tengah berselingkuh dan memberi pilihan untuk kekasihnya memilih antara ia atau selingkuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙼𝚒𝚢𝚞𝚂𝚊𝚠𝚊 𝙳𝚛𝚊𝚋𝚋𝚕𝚎 (𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐍𝐨 𝐀𝐜𝐞)
FanfictionHanya sekumpulan drabble tentang 𝐌𝐢𝐲𝐮𝐤𝐢 𝐊𝐚𝐳𝐮𝐲𝐚 dan 𝐒𝐚𝐰𝐚𝐦𝐮𝐫𝐚 𝐄𝐢𝐣𝐮𝐧. . . . Semua karakter serta nama hanya pinjaman belaka dari komik dan anime 𝐃𝐢𝐚𝐦𝐨𝐧𝐝 𝐧𝐨 𝐀𝐜𝐞 : ダイヤのA milik Terajima Yuuji-Sensei. Untuk selebihn...