" Apakah benar Tuhan itu ada? Jika ada kenapa hidupku terus seperti ini".
Keluh Mew sambil membereskan kamera SLR yang akan dia gunakan untuk pemotretan hari ini.
Mew seorang fotografer di Bangkok, dia seorang atheis. Dia tidak mempercayai keberadaan Tuhan, banyak hal yang dia pertanyaan akan keberadaan Nya.
" Mew lakukan pekerjaan mu dengan baik". Suruh Max teman Mew.
" Kenapa kamu harus menyuruhku melakukan pemotretan di gereja. Itu membuatku tidak nyaman". Keluh Mew.
" Hei kamu harus tetap profesional dalam bekerja". Tegas Max.
Mereka pun pergi ke gereja yang ada di kota Chiang Mai, sekitar satu setengah jam perjalanan dari Bangkok menggunakan pesawat.
Setibanya mereka di Chiang Mai, Mew dan Max di sambut oleh seorang relawan Gereja tersebut.
" Selamat datang di Gereja Katedral Chiang Mai. Nama saya Gulf Kanawut, kalian bisa panggil saya Gulf. Silahkan masuk". Sapanya sopan dan santun.
" Terimakasih, kami fotografer yang akan memotret acara pemberkatan hari ini". Ucap Max.
" Sebelum memotret, lebih baik kalian pergi temui Pendeta Christ terlebih dahulu ". Pinta Gulf.
Mew dan Max pun masuk ke dalam kawasan Gereja tersebut bersama Gulf.
" Selamat siang pendeta christ, fotografer yang akan memotret acara pemberkatanhari ini sudah datang". Ucap Gulf.
" Silahkan masuk .. ". Jawab pendeta itu.
Selama berada di gereja,Mew bersikap dingin kepada semua orang termasuk pendeta Christ.
" Jam berapa acara pemberkatan ini di mulai?". Tanya Mew ketus.
" Acara nya di mulai 10 menit lagi". Jawab Gulf sopan.
" Aku akan pergi berkeliling dulu, Max kamu saja yang berbincang dengan pendeta". Ujar Mew pada Max.
Max yang sudah tidak aneh lagi dengan sikap mew hanya mengangguk.
" Maaf pendeta, Mew seorang atheis. Dia selalu bersikap dingin seperti itu saat berada di tempat ibadah". Jelas Max.
" Ya .. tidak apa apa". Jawab pendeta itu.
" Saya permisi dulu pendeta, saya akan menyiapkan dan memberitahu kun Mew apa saja yang harus dia foto". Pamit Gulf kepada pendeta.
Gulf berkeliling gereja mencari Mew untuk memberitahu bahwa acara pemberkatan akan segera dimulai.
Tak berapa lama, Gulf menemukan Mew yang tengah sibuk menelepon di pojok area gereja.
" Kun Mew permisi, acara pemberkatan akan segera di mulai. Lebih baik kun Mew segera masuk ke dalam". Pintanya.
" Ya ". Jawab Mew ketus.
" Maaf kun Mew, saya tahu anda tidak suka berada di gereja ini. Tapi tolong hormati orang yang ada di sini, terutama Pendeta Christ". Ucap Gulf kepada Mew.
Mew tertohok dengan perkataan yang di lontarkan Gulf.
" Apa hak mu meminta saya untuk menghargai dirimu?". Tanya Mew ketus.
" Saya tidak meminta kun Mew menghargai saya, saya hanya meminta kun Mew untuk menghargai Pendera christ. Dia tetua di gereja ini, tolong jaga sikap kun Mew". Jawab Gulf seraya pergi meninggalkan Mew.
Mew merasa sedikit jengkel dengan perkataan Gulf. Namun, dia sedikit tersadar.
Mew menekan ego nya dan berusaha menghormati Pendeta Christ. Mew pun berjalan mengikuti langkah Gulf.
" Mew kemana saja kamu, cepat acaranya sudah dimulai". Protes Max.
Mew pun langsung memotret acara pemberkatan tersebut. Dia berusaha untuk tetap bersikap profesional dan ingin menghasilkan foto terbaiknya.
Acara pemberkatan pun selesai, Mew langsung memeriksa setiap jepretan foto yang dia ambil.
Saat memeriksa foto tersebut, Gulf datang mendekati Mew.
" Kun Mew .." ucapnya sopan sambil tersenyum.
Mew menoleh ke arah Gulf yang sedang tersenyum hangat kepadanya. Mew sedikit tertegun melihat wajah Gulf dari dekat.
" Kun Mew .. terima kasih. Hari ini kamu bersikap profesional dan berusaha untuk menghormati semua orang yang ada di sini,terutama pendeta Christ".
" Mmm ..". Jawab Mew singkat.
Gulf pun pergi meninggalkan Mew yang sibuk dengan kameranya. Kemudian Mew melirik Gulf yang berjalan menjauh darinya dengan ujung matanya, Mew tersenyum tipis.
-----------------------------------------------------------------
" Pendeta, hasil fotonya akan kami kirimkan melalui Email. Jika anda ingin dicetak langsung kabari saja saya, nanti Mew akan antarkan fotonya". Ucap Max.
" Aku ?". Tunjuk Mew ke dirinya sendiri.
Pendeta Christ, Gulf dan Max tertawa kecil melihat reaksi Mew yang sedikit kaget dan terlihat tak nyaman.
Mew dan Max pun pamit pulang kepada Gulf dan Pendeta Christ.
" Saya akan kabari besok, soal fotonya. Kami pamit ". Ucap Mew singkat.
Pendeta Christ tersenyum kepada mereka berdua. Gulf pun mengantarkan Mew dan Max menuju gerbang depan gereja.
" Terima kasih atas kerja kerasnya Kun Mew, Kun Max".
" Iya .. kami akan kabari besok ya. Sampai jumpa". Jawab Max.
Mew dan Max pun pergi dari gereja, Mew menoleh kebelakang, tampak nya Gulf masih menunggu di gerbang, masih tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya.
-----------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Last Christmas ( MEWGULF )
RomanceKisah cinta seorang fotografer dengan seorang relawan di sebuah gereja katedral di kota kecil Chiang Mai. Apa jadinya jika seorang atheis justru jatuh cinta dengan seorang yang mempercayai adanya Tuhan? Mew Suppasit as Mew Gulf Kanawut as Gulf Max N...