Sesampainya Mew di bangkok, dia langsung pergi ke studio foto milik Max.
" Max .. Max .. ". Teriak Mew semangat.
" Apaa !!! Ada apa !!". Jawab Max kaget.
" Max .. hari ini .. hari ini aku menyatakan perasaan ku pada Gulf". Ucap Mew sambil mengatur nafasnya yang tersengal sengal.
" Kamu .. menyatakan perasaan mu lada Gulf? Cepat sekali. Bagaimana responnya". Jawab Max lemas.
" Dia belum memutuskan akan bersama ku atau tidak, tapi dia bilang kita jalani saja dulu. Mudah mudahan .. hasilnya positif. Hahaha ...". Jelas Mew sambil mondar mandir girang.
" Oh .. i .. iya baguslah jika seperti itu". Max yang mendengar pernyataan Mew agak terdiam. Max terlambat menyatakan perasaan nya pada Gulf.
" Hei Max kamu kenapa, kamu baik baik saja kan?" Tanya Mew sambil memegang lengan Max.
" Aku baik baik saja , oh iya aku keluar sebentar ada hal yang harus aku urus". Jawabnya.
Max pun langsung keluar studio, Mew yang melihat Max bersikap aneh agak heran karena Max tidak pernah seperti itu.
Max pergi menuju coffee shop dekat studio fotonya, dia menantap keluar sendu.
" Mew telah menyatakan cintanya, aku terlambat lagi". Keluhnya sambil menunduk tersenyum sedih.
Max bukannya tidak ingin memperjuangkan perasaannya. Namun, pantang bagi Max untuk menyatakan perasaan pada orang yang di sukai temannya.
Max mempunyai sifat yang sangat menghargai orang lain , tak peduli itu baik, jahat, berTuhan atau tidak, berorientasi seperti apa. Yang jelas Max sangat menghormati teman temannya.
" Rasanya cukup sakit, ketika harus melepaskan seseorang yang kamu masih berharap akan ada kemungkinan untuk bersamanya. Tapi, aku pun yakin kadar cinta tertinggi seseorang adalah ketika kita mampu melepaskan orang yang kita cintai untuk membiarkan nya bersama orang yang dia pilih". Gumamnya sendiri.
____________________________________________
" Sudah hampir satu jam dia keluar dan sekarang belum kembali juga. Apa dia sakit?" Ucap Mew sambil memainkan handphone miliknya.
Tak lama, Max pun kembali ke studionya.
" Max , kamu lama sekali apa kamu sakit? Wajahmu sedikit pucat". Tanya Mew khawatir.
" Ah.. tidak Mew tadi aku dari coffee shop bertemu teman ku. Aku sedikit kepanasan jadi pucat seperti ini. Hari ini kita tutup dulu studionya, aku harus mengurus sesuatu". Jawab Max bohong.
" Syukurlah kalau kamu baik baik saja. Oh iya Max sebelum aku pulang, aku ingin minta nomor nya Gulf. Dia, menyuruhku meminta nomornya padamu".
" mm .. ini". Max mengeluarkan handphone nya dan memberika nomor Gulf pada Mew.
" Terimakasih !!". Teriak Mew bahagia sambil memeluk Max.
Max hanya tersenyum pilu, butuh perjuangan baginya untuk menyembunyikan luka yang tengah dia rasakan.
Namun sekali lagi, Max bukan orang yang egois. Max sangat menghargai temanya.
Max pun menutup studio fotonya dan Mew pulang ke apartemen miliknya.
____________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Last Christmas ( MEWGULF )
RomansaKisah cinta seorang fotografer dengan seorang relawan di sebuah gereja katedral di kota kecil Chiang Mai. Apa jadinya jika seorang atheis justru jatuh cinta dengan seorang yang mempercayai adanya Tuhan? Mew Suppasit as Mew Gulf Kanawut as Gulf Max N...