Mew membawa Gulf keluar menuju taman dekat rumah sakit.
Gulf tersenyum, menikmati angin semilir yang menghempas wajahnya.
Tanganya erat menggenggam salib dan berdoa kepada Tuhan.
" Tuhan terimakasih atas segala kebahagiaan yang telah engkau anugrahkan. Terimakasih telah mengirimkan seorang malaikat yang tulus menyayangiku, mencintaiku dalam keadaan apapun. Aku yakin pengharapanku atas Mu, aku yakin engkau akan memberikan ku berkat yang luar biasa ".
Mew tersenyum mendengar alunan doa indah yang keluar pada mulut kekasihnya.
Membuatnya berfikir, Gulf sudah ditimpah berbagai kesakitan di hidupnya namun tak pernah putus berharap pada Tuhan.
" Gulf .. masihkah kamu berharap kepada Tuhan sesudah kepahitan menimpa dirimu?".
" Iya Phi .. asa ku ada pada Tuhan". Jawab Gulf singkat.
Mew memegang tangan Gulf yang sedang duduk di kursi roda dan bersimpuh di hadapannya.
" Gulf .. aku akan menemanimu sampai kapan pun. Aku akan menemanimu sepanjang hidup ku, sampai Tuhan memisahkan kita. Asal kamu tahu, aku mencintaimu sejak pertama kali kita saling menceritakan bagaimana kacau nya hidupku. Aku selalu mencintaimu".
Gulf terharu mendengar perkataan Mew, dan mencium pucuk kepalanya.
" Phi .. semakin lama kita bersama, kita harus saling sadar dan sabar bahwa ujian akan selalu ada dan akan semakin besar. Cinta kita akan di uji, ketulusan kita akan diuji. Kuharap kita tak akan pernah berpisah walaupun keadaan tak sesuai harapan kita".
Mew mengangguk, menangis di pangkuan Gulf. Hal yang ia takutkan hanyalah kematian kekasihnya, dipisahkan dengan kekasihnya. Dia takut merasakan kembali yang namanya kehilangan.
*****
Kemudian mereka kembali ke dalam rumah sakit. Mew membaringkan tubuh Gulf perlahan dan menyelimuti dirinya.
Saat Mew menyelimuti tubuh Gulf, perawat datang untuk memeriksa keadaan Gulf.
" Permisi, saya suster yang akan memeriksa tn. Gulf Kanawut".
" Silahkan suster ". Ucap Mew.
Setelah beberapa saat di periksa, suster menyuruh Mew untuk keluar ruangan sebentar.
" Pak apakah anda walinya?".
" Iya sus "
" Harap ikuti saya menuju ruangan dokter untuk menjelaskan kondisi tn. Gulf Kanawut ".
Mew pun pamit pada Gulf dan mengikuti suster menuju ruangan dokter.
****
" Sus mana hasil pemeriksaan tn. Gulf?". Tanya dokter.
Suster pun menyerahkan berkas hasil pemeriksaan kepada dokter yang menangani penyakit jantung Gulf.
" Saya baca sebentar, silahkan duduk".
Mew pun duduk dan menunggu dokter dengan perasaan yang harap harap cemas.
" Kondisi Gulf kini sudah mulai stabil, tidak ada penyempitan saluran darah dan kadar oksigen sudah cukup stabil. Tolong jangan biarkan dia kelelahan, apalagi membiarkan dia beraktifitas yang terlalu intens. Karna akan memaksa jantungnya memompa darah lebih keras. Jika itu terjadi maka dia akan mengalami serangan jantung".
" Lalu, mengenai jadwal operasinya bagaimana dok?".
" Dia harus melewati sejumlah observasi kemapuan daya tahan tubuhnya terlebih dahulu. Namun,di perkiraan tn. Gulf bisa melaksanakan prosedur operasi pada awal tahun ".
" Awal tahun, bukankah itu terlalu lama dok? Tidak bisa esok hari atau satu minggu lagi".
" Maaf .. operasi bedah jantung sangat berbeda dengan operasi lain. Ini membutuhkan keteliatian dalam memeriksa kondisi pasien. Jika tidak akan riskan terjadi kegagalan saat proses operasi. Untuk sekarang tn. Gulf di perbolehkan pulang".
Setelah mendengar penjelasan dari Dokter, Mew kembali ke kamar Gulf dan akan membawanya pulang.
" Gulf ...".
" Iya Phi .. bagaimana kata dokter?".
" Kamu boleh pulang sekarang".
" Benar Phi?".
" Iya, tapi kamu tidak boleh kecapean".
" Tapi .. aku harus menyiapkan acara natal Phi ..".
" Biar aku saja, kamu istirahat saja ya. Ayo sekarang kita pulang".
Mew pun mengganti pakaian Gulf dan membawanya pulang ke rumah.
Setibanya di gerbang gereja, Gulf meminta Mew membawanya ke ruang utama gereja untuk berdoa.
" Phi .. aku tidak mau langsung kerumah, aku ingin menemui Tuhan dan berdoa kepadanya". Pinta Gulf sambil memegang tangan Mew.
Mew mengiyakan permintaan Gulf dan membawanya ke ruang utama gereja.
Gulf duduk di kursi paling depan di ruang utama gereja. Dia menundukkan kepalanya salam, tangannya dia kepal.
Mew duduk di belakang Gulf dan tanpa sadar Mew mengikuti Gulf mengepalkan tangannya dan menundukan kepalanya dalam.
" Tuhan , ampunilah segala dosaku. Terimakasih atas semua yang telah engkau berikan. Tuhan, hati kami memikirkan jalanya, tetapi Tuhanlah yang mentukan arah langkah kami. Cukupkan hati kami pada apa yang memang untuk kami. Amen".
Selesai berdoa, Gulf menoleh kebelakang, dia tersenyum, ternyata Mew ikut berdoa. Mew masih tertunduk hanyut dalam doa nya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Last Christmas ( MEWGULF )
RomanceKisah cinta seorang fotografer dengan seorang relawan di sebuah gereja katedral di kota kecil Chiang Mai. Apa jadinya jika seorang atheis justru jatuh cinta dengan seorang yang mempercayai adanya Tuhan? Mew Suppasit as Mew Gulf Kanawut as Gulf Max N...