TITIK BALIK

254 23 2
                                    

Ke esokan harinya, Mew bergegas menuju bandara untuk mengambil penerbangan pertama menuju Chiang May.

Kurang lebih butuh waktu 1 jam menuju Chiang May, sepanjang jalan Mew tersenyum bahagia.

Dia tidak sabar bertemu dengan Gulf kekasihnya itu.

***

Sesampainya di Chiang May, Mew langsung memesan taksi menuju Gereja Katedral.

" Pak tolong ke Gereja Katedral ". Pinta Mew ke si pengemudi taksi.

Tibalah Mew ke gereja setelah 45 menit perjalanan.

Mew melihat gerbang gereja tersebut penuh kebahagiaan.

" Akhirnya aku bisa bertemu dengannya lagi". Gumam Mew.

Mew melangkahkan kakinya menuju gereja, dia melihat ke sekeliling berharap langsung bertemu dengan Gulf dan memberinya kejutan.

Namun, yang di temui Mew malah Pendeta Christ.

" Shalom ..". Sapa Pendeta.

" Shalom ...". Jawab Mew singkat.

" Mew .. kamu mau mengantar Gulf pulang ya, mana dia sekarang?". Tanya Pendeta Christ.

" Hah .. apa maksud Pendeta?". Tanya Mew bingung.

" Bukankah Gulf pergi ke Bangkok denganmu, apa kamu kesini bersamanya?". Tanya Pendeta lagi.

" Sebentar .. aku tidak mengerti. Gulf sudah pulang 2 hari lalu. Aku sendiri yang mengantarkanya ke bandara, dia bilang ingin pulang sendiri. Dan dia mengabariku sudah sampai rumah, bahkan dia bilang sedang mengurus sesuatu untuk acara natal disini". Jelas Mew.

" Dia belum pulang Mew". Jawab Pendeta dan terdiam sejenak.

" Belum pulang bagaimana, dia yang bilang sendiri sudah pulang. Jangan bercanda seperti itu ".

Tanpa berkata panjang lebar Mew langsung berlari pergi menuju rumah Gulf. Bahkan ia meninggalkan kopernya di gereja dan hanya membawa ponselnya.

Dia berlari sambil menelepon Gulf.

" Sial .. tidak di angkat. Gulf, angkat aku tidak mau kamu kenapa napa". Umpat Mew.

Sesampainya di Gulf, dia berteriak mencari Gulf. Namun tidak ada yang menjawab, rumahnya kosong tak berpenghuni.

Mew memutuskan kembali ke gereja menemui pendeta Christ.

" Hah .. hah ... Pendeta Gulf tidak ada di rumahnya, bagaimana ini  ...". Ucapnya tersengal sengal.

Nafasnya memendek, jantungnya berdegub kencang.

" Mew .. tenang.. tenang ..". Pinta Pendeta.

" Bagaimana aku bisa tenang, dia tidak ada di rumah. Dia tidak pulang kesini 2 hari, aku takut dia kenapa napa".

" Mew .. sepertinya aku tahu dia dimana".

" Dia dimana cepat katakan padaku Pendeta".

" Mungkin .. dia sedang di rumah sakit".

" Rumah .. rumah sakit? Siapa yang sakit bukankah kedua orang tuanya sudah meninggal?".

" Mew .. sebenarnya Gulf menderita sakit jantung akut. Mungkin, sekarang dia sedang check up kesana".

Mew yang mendengar perkataan Pendeta itu terdiam. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

" Pendeta, anda jangan berbohong. Kemarin dia baik baik saja, dia jalan jalan bersama ku. Tidak ada tanda dia memiliki penyakit serius". Ucap Mew sambil memegang kedua tangan pendeta Christ.

" Aku tidak berbohong, coba kamu pergilah ke rumah sakit pusat jantung. Lokasinya sekitar 1 jam dari sini". Jelas di Pendeta.

Mew langsung memesan taksi dan pergi menuju rumah sakit.

" Pak tolong ke rumah sakit pusat jantung, cepat pak". Pinta Mew panik.

Berangkatlah Mew ke rumah sakit tersebut, tangan Mew basah dan gemetar. Dia takut terjadi hal buruk pada kekasih nya itu.

" Gulf ... bertahanlah. Aku akan menemui mu, pak tolong lebih cepat".

****

Sesampainya di rumah sakit Mew langsung pergi ke bagian informasi untuk menanyakan apakah ada Gulf di rumah sakit tersebut.

" Persimi, saya ingin menanyakan apakah ada pasien atas nama Gulf ?". Tanya Mew gemetar.

" Sebentar pak ... ada atas nama Gulf Kanawut pasien jantung prioritas. Di rawat di ruang primer, dilantai dua sebelah kiri no 2 ". Jawab suster tersebut.

" pasien jantung prioritas? Apa itu?".
Tanya Mew.

" Pasien dengan penyakit jantung bawaan akut ". Jawab suster.

Mew terdiam, kakinya lemas. Mew pun pergi menuju ruang primer dimana Gulf di rawat.

Mew terdiam di depan pintu ruang primer no 2, air matanya nya jatuh. Dia membuka pintu ruangan itu perlahan. Dia berharap Gulf yang dia cari tidak berada di ruang tersebut.

Saat memasuki ruangan tersebut betapa kagetnya Mew. Benar, Gulf yang dia cari ada disana. Sedang terbaring dengan wajah agak pucat.

Mew terduduk di lantai, dia menangis sambil menutup mulutnya rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mew terduduk di lantai, dia menangis sambil menutup mulutnya rapat. Dia tidak ingin suara tangisnya terdengar oleh Gulf.

10 menit dia terduduk dan menangis seperti itu, Mew menguatkan dirinya, mengusap air matanya dan berjalan ke arah Gulf.

" Gulf .. sayangku ..". Panggil Mew pelan, dia tidak bisa menyembunyikan suaranya yang lirih, dan tangannya yang masih gemetar.

Gulf membuka matanya perlahan, Gulf terbangun kaget karena dia tidak menyangka Mew datang kerumah sakit.

" Phi ... apa .. apa yang kamu lakukan di sini?". Tanya Gulf gemetar, matanya berkaca - kaca.

" Gulf .. kenapa kamu tidak memberitahu kondisimu padaku". Mew memeluk Gulf dan menangis di bahunya.

Gulf tidak menjawab, dia menitikan air mata.

" Aku mencarimu ... aku berlari ke rumah mu tapi kamu tidak ada.. kenapa kamu tidak memberi tahuku". Sambung Mew.

" Aku .. takut kamu sedih jika tahu keadaanku Phi .. maafkan aku. Aku, tidak mau merepotkan dirimu". Jawab Gulf

" Omongan bodoh macam apa itu .. aku akan menjagamu, aku akan merawat mu. Kamu tidak merepotkan ku sama sekali".

Gulf menangis sambil memeluk Mew erat, dia tidak mampu berkata kata.

" Gulf .. kumohon, biarkan aku di sisimu. Aku akan merawatmu, kumohon".

____________________________________________

Our Last Christmas ( MEWGULF )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang