6-ENAM🖤

5 2 0
                                    

Haiyooo

Pakabar bestie?(◕ᴗ◕✿)

Happy reading 💗

VOTE DAN KOMEN⚠️

•••

"Bila..." panggil Nenek.

"Makan dulu, cantik. Capek banget ya?"

"Tadi Aksal ajak Bila jalan dulu masa, gak langsung pulang. Padahal Bila capek," adu Abila.

"Kakak," peringat Nenek, agar Abila tak kebiasaan memanggil Aksara tanpa embel-embel "Kakak".

"Tadi, Mamah ke sini," ucap Nenek yang sudah duduk di samping Abila.

"Ngapain, Nek? Ngasih uang lagi?"

"Iyaa, sama ngasih informasi," ujar Nenek.

"Informasi apa?" Kini Abila menatap Nenek.

"Yakin mau dengar?" goda Nenek.

"Ihh Nenek mah!!"

"Kata Mamah, mau tinggal gak sama Mamah."

Jelas, jawabannya tidak.

"Enggak ah, Bila nyamannya di sini."

"Kenapa enggak?"

"Nenek nanti sendiri dong di sini?"

"Iya lah, sama siapa lagi?"

"Tuhh, Nenek nanti sendiri," ujar Abila.

"Ya gapapa, Nenek berani kok. Gak kaya Bila." Jujur, Nenek sangat suka bercanda dengan Abila. Karena Abila tak akan melawan, jadinya seru.

"Nenek suka banget bercanda sama Bila," ucap Abila ngambek.

"Seru, soalnya Bila gak akan ngelawan."

Abila mengerucutkan bibirnya, gak bisa ngelawan kalo ini.

•••

Hari Sabtu, hari libur, hari paling menyenangkan bagi Abila. Gadis itu yang biasa pagi-pagi langsung mandi, kali ini tidak, malah bersantai ria di kamar.

"Bil, Nenek mau ke pasar. Ikut gak?" tanya Nenek berteriak dari luar.

Abila langsung bangun kala mendengar teriakan Nenek, udah di ajak ke pasar, belum mandi lagi. "Nek, Bila belum mandi. Tapi mau ikut."

Abila yang sudah takut di tinggalkan langsung menyemprot parfum sebanyak mungkin, kalian tau kan rasanya bilang mau ikut tapi malah di tinggalkan? Itulah yang Abila takuti.

"Ayo, Nek. Bila udah siap," ajak Abila, Nenek menatap Abila dari atas sampe bawah lalu mencium aroma baju Abila.

"Pake parfum berapa ember?" tanya Nenek dengan terkekeh.

"Nyengat banget, Nek?"

"Iyalah, kamu tadi nyemprot berapa kali?"

"Gak banyak, cuma sepuluh semprotan kayanya," ucap Abila, membuat Nenek menjitak kepalanya.

"Hehehe." Abila menyengir, "Udah yuk, Nek. Nanti takut gak kebagian," ajak Abila, ia kemudian menarik tangan Nenek untuk keluar.

Cinta Abila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang