Heyooo
Happy reading 💗
•••
Abila sangat pagi sekali sudah bangun, memang sengaja karena ia tak ingin telat lagi dan berakhir masuk kelas dengan napas has hes hos lagi.
"Bil, nih Nenek bawain bekel," ujar Nenek dengan memberikan bekal tersebut kepada Abila.
"Makasih ya, Nek. Sayang Nenek deh," ucapnya dengan nada selembut mungkin.
"Suaranya biasa aja, gak usah di gituin."
"Ishh Nenek mah."
"Yaudah, mau berangkat sekarang?" tanya Nenek.
"Masih setengah enam, tunggu jam enam an, Nek. Biar gak lama-lama banget."
"Yaudah."
Pukul 05.50 Abila pergi ke sekolahnya. Abila berjalan kaki terlebih dahulu sebelum menaiki angkot. Gadis itu menikmati suasana pagi hari yang sangat menyejukkan. Dingin tapi candu.
"Hahahaha hehehe hooooo." Abila bersenandung kecil untuk menemani kesepiannya. Entahlah, sepertinya mood nya hari ini cukup baik.
Sesampainya Abila di sekolah, gadis itu kembali memasang raut datarnya. Tanpa menyapa para petugas, Abila terus melangkah menuju kelasnya. Sesampainya dia di depan kelas, gadis itu masuk ke dalam kelas karena sudah di buka.
Hening, itulah suasana di dalam kelas sekarang. Ya bagaimana tidak? Abil datang paling pagi.
Prinsip Abila itu, lebih baik ke pagian daripada kesiangan. Karena kalo kesiangan nanti malu di liatin temen sekelas yang udah pada masuk.
Abila membawa earphone barunya, ohh iya lupa. Jadi waktu pergi kemarin itu, Abila juga di beliin earphone sama Aksara. Di suruh beli handphone tapi Abila milihnya earphone.
Tak lama dari kedatangannya, Fahri-laki-laki itu juga sudah datang. Fahri duduk di bangku sebelah Abila. Tempat duduknya emang tetap, biar gampang ngapalin muridnya.
"Assalamualaikum," salam Fahri.
Abila tidak menjawab, gadis yang sedang menelungkup kan wajahnya itu seolah tak menyadari adanya orang masuk.
Sudahlah, Fahri tidak peduli dengan Abila.
"Hooooo," teriak Abila tiba-tiba. Membuat orang di sebelahnya kaget.
"Astagfirullah, heh Bil. Jangan teriak, kaget saya."
Abila menoleh ke arah sebelah, "Loh? Ada lo? Sejak kapan?"
"Belum lama."
"Ohh yaudah."
Setelah itu kembali hening, tak ada yang memulai untuk berbicara. Sebenarnya, Fahri bingung mau ngajak Abila ngobrol pake topik apa.
"Saya pengen nyari kecebong lagi..." gumam Fahri.
"Cari lah," jawab Abila. Abila bisa mendengar nya karena earphone nya sudah di buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abila
Fiksi Remaja🚫FOLLOW DULU BARU BACA🚫 ⚠️PLAGIAT JAUH-JAUH ⚠️ ⚠️ CERITA INI REAL DARI IMAJINASI SAYA, TANPA ADA UNSUR PLAGIAT⚠️ ⚠️MOHON MAAF JIKA ADA KE SAMAAN NAMA TOKOH, KARAKTER, TEMPAT, DAN ADEGAN. ITU HANYA KETIDAK SENGAJAAN⚠️ ••• Ini kisah tentang gadis ya...