Happy reading 🥰❤️
Jangan lupa bahagia!!!!
•••
"Abila," panggil Arina beserta Aksara di belakangnya. Abila sudah bisa menebak jika yang akan di omongkan hari ini adalah masalah Abila yang kerja.
Arina dan Aksara duduk bersebelahan, begitu pula dengan Nenek dan Abila.
"Abil kerja ya?" tanya Arina membuka percakapan.
Abila langsung menatap Aksara dengan tatapan tajamnya, "Aksara yang bilang ya?"
"Iya, Aksal yang bilang. Abil kerja?"
Abila mengangguk, membuat Nenek yang belum mengetahui apapun ikut terkejut.
"Bila kerja? Kenapa enggak ngomong sama Nenek? Kenapa enggak cerita sama Nenek?"
Abila langsung menatap Nenek dan memeluknya, "Bila minta maaf, Nek. Bila gak bermaksud kaya bohong sama Nenek."
Abila melepaskan pelukannya lalu menatap Arina. "Apa uang yang Mamah kasih kurang? Sampe kamu harus kerja kaya gini?" tanya Arina.
Abila tentu menggeleng, "Enggak, cukup kok. Tapi Abil cuma mau mengenal dunia luar. Mamah sama Papah dulu selalu larang Abil, kan?"
"Abil juga pengen tau soal dunia luar. Selama Abil kecil, Abil gak di bolehin buat main keluar, kan?"
Arina membenarkan dalam hatinya. Memang benar Arina tidak membolehkan putrinya untuk pergi keluar atau sekedar bermain keluar jika dia tidak menemaninya.
Jika Arina tidak ada, Abila tidak bisa main. Dan itu sering terjadi, Arina yang sering pulang malam dan pergi dari pagi, bahkan Abila juga sering tidak mengetahui jika Mamah nya sudah berangkat kerja.
Dari sinilah Abila sering melanggar peraturan yang ada di rumahnya. Satu, yang penting Abila bisa bermain dengan Li nya. Karena, anak itu tidak akan main jika bukan dengan Abila.
"Abil bisa keluar dari kerjaan Abil?"
"Bukannya Mamah dari waktu itu udah tau ya? Kan pernah ketemu, abis itu Mamah gak larang, kenapa sekarang larang?"
"Aksara udah jadi anak kesayangan Mamah?"
"Abil, Aksal, semuanya anak Mamah."
"Buktinya yang selalu Mamah peluk pasti Aksara," ujar Abila.
Arina menggeleng, "Aksal malah jarang minta peluk sama Mamah. Abil mau Mamah peluk juga?"
Abila langsung menggeleng, meski dalam hatinya berkata 'iya, Abil butuh pelukan'.
Arina yang peka langsung menghampiri anak gadisnya lalu memeluknya. Arina mengusap kepala Abila lalu turun ke punggungnya. Abila membalas pelukan tersebut.
Inilah Abila, meski dirinya mengatakan 'tidak' tapi hatinya tidak akan pernah menolak.
•••
"Jalan yuk," ajak Aksara pada Abila. Keduanya sedang duduk di halaman rumah Nenek, sedang Mamah Abila sudah pulang sejak tadi. Dan Nenek sedang berada di dalam kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abila
Fiksi Remaja🚫FOLLOW DULU BARU BACA🚫 ⚠️PLAGIAT JAUH-JAUH ⚠️ ⚠️ CERITA INI REAL DARI IMAJINASI SAYA, TANPA ADA UNSUR PLAGIAT⚠️ ⚠️MOHON MAAF JIKA ADA KE SAMAAN NAMA TOKOH, KARAKTER, TEMPAT, DAN ADEGAN. ITU HANYA KETIDAK SENGAJAAN⚠️ ••• Ini kisah tentang gadis ya...