Curiga

2.1K 200 34
                                    













Happy Readingఌ︎










..




Sesuai permintaan haechan. Mark memang menjaga jarak dengan haechan namun bukan berarti dia tidak memperhatikan haechan. Apalagi dengan kondisi hamil, tentu dia akan sangat hati-hati apalagi jika benar itu adalah anaknya. Darah dagingnya, maka dia akan sangat menjaga haechan dan juga anaknya. Mark sungguh berharap itu adalah anaknya agar dia bisa mendapatkan hak seutuhnya untuk haechan dan juga anaknya, untuk jeno dia tak perduli.

kini mark dan haechan sedang ada di ruangan meeting untuk pertemuannya dengan Klien. Keduanya hanya duduk tak mengeluarkan sepatah kata pun, haechan memilih mengsibukkan dirinya dengan membaca berkas dan persiapan untuk di perlihatkan kepada klien nantinya.

"Bagaimana kondisi kandungan mu... sehat?" Mark membuka obrolan. Haechan menoleh sekilas dan mengangguk sebagai jawaban.

"syukurlah, aku senang mendengarnya. Jangan terlalu fokus pada pekerjaan aku tidak mau kau dan bayi kita kenapa-napa" dengan sangat santai mark mengatakan itu bayinya, Entahlah mark merasa percaya bahwa itu bayinya.

"Mark kau__" perkataan haechan terpotong saat para klien kini mulai berdatangan.

Selesai acara pertemuan tadi haechan memilih buru-buru membereskan berkas dan juga Laptopnya, tak memperdulikan pasang mata yang terus saja memperhatikannya. Haechan beranjak dari duduknya melangkah keluar di ikuti oleh mark dari belakang, haechan tidak perduli dia sedang berusaha untuk menjauhi Mark. Dia tidak mau semuanya semakin buruk meski sejujurnya dia terus kepikiran bagaimana jika ini anak mark? Apa yang harus dia lakukan dan apa yang harus dia katakan kepada Jeno dan keluarganya nanti? Haechan akan melukai mereka. Haechan sudah menerka-nerka bahwa ini anaknya dan jeno meski sejujurnya itu sulit karna terus terbayang-bayang bagaimana jika ini bukan anak jeno dan ini anak mark? Rasanya haechan belum siap jika itu terjadi nantinya.

Haechan akhir-akhir ini selalu mengalami morning sickness dan itu cukup menyiksanya, meski jeno selalu ada untuknya jika dia sedang kesulitan di pagi hari. Haechan masih hamil muda, lalu bagaimana nanti saat kandungannya sudah besar namun semua kebenaran terungkap? Apa haechan akan di cerai di saat hamil besar oleh jeno?

Haechan menghela nafasnya saat dia terbangun dari tidurnya dan sudah memikirkan masalah yang tak bisa dia selesaikan. Memiliki hubungan dengan mark itu memang menyenangkan namun di sisi lain saat ingin mengakhiri begitu sulit, mark sangat sulit. Mark jika sudah tertarik pada seseorang maka dia tak akan membiarkan orang itu lolos, moto hidup mark.

"Sudah bangun, apa mual?" Haechan menoleh mendapati jeno yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

"Tidak, tapi terkadang mualnya suka datang tiba-tiba" Jeno berjalan menuju haechan dan duduk di samping ranjang mengusap pipi itu dengan penuh cinta.

"Jika kau butuh sesuatu kau tinggal katakan padaku, kata Mom orang hamil biasanya lebih sensitif dan suka ngidam. Apa kau mulai ngidam sesuatu?" Haechan berfikir sejenak, jika sensitif memang akhir-akhir ini dia cukup sensitif, apalagi kepada Mark yang selalu menganggunya di ruangan kerja.

"Aku belum ingin sesuatu, jika inginpun pasti aku akan bilang" jeno mengangguk mendengarnya mengecup bibir haechan sekilas.

꧁hello secretary lee꧂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang