23 - mendiang

257 39 1
                                    

dengan sebuah tongkat bantu, beomgyu berjalan menghampiri taehyun di taman yang sedang duduk sambil menutupi wajahnya

"hyun?" beomgyu duduk di samping taehyun dan perlahan menurunkan tangan yang menutupi wajah manisnya

wajah taehyun mulai terlihat namun matanya tetap terpejam, dia masih merasa sangat malu. beomgyu terkekeh melihat tingkah menggemaskan taehyun "udah, gausah malu. gapapa, justru gue seneng denger semua kata kata itu keluar dari mulut lo secara langsung", beomgyu memberikan jeda sejenak dan menggenggam jemari taehyun "gue ga nyangka lo juga punya perasaan yang sama kayak gue. maaf ya, gue belum bisa ngertiin perasaan lo. maaf juga karna gue sering bikin lo nangis"

"lo bisa gak sih berhenti bilang maaf? gue capek dengernya! seolah olah semua itu salah lo padahal nggak, 'kan?!" tiba tiba taehyun berdiri membuat beomgyu sedikit terkejut "lo itu gak salah apa apa! dan, bisa gak sih lo lebih prioritasin diri lo sendiri?! lo itu hidup di dunia ini buat diri lo sendiri bukan buat gue! lo ga boleh lakuin hal bodoh kayak waktu itu lagi! semua ini salah gue.." suara taehyun melirih di akhir, matanya mulai berkaca-kaca

beomgyu ikut berdiri dengan hati hati dan memeluk tubuh taehyun erat, dia menepuk pelan punggung sempit itu untuk sekedar menenangkan "lo bener, gue hidup di dunia ini buat diri gue sendiri. tapi lo adalah salah satu alasan kenapa gue hidup dan berubah untuk jadi manusia yang lebih baik lagi, hyun"

taehyun tidak menjawab, dia membenamkan wajahnya di ceruk leher beomgyu dan membalas pelukannya. jika diberi pilihan, hidup tanpa beomgyu atau mati untuk beomgyu, maka taehyun akan memilih opsi ke 3, yaitu hidup bersama beomgyu

"ekhm... masih lama nih kangen kangenannya?" sindir yeonjun yang sedari tadi berada di sana dengan soobin yang terharu di sampingnya

beomgyu mendengus saat taehyun melepas pelukannya "ck. ganggu aja" kesalnya

yeonjun tertawa garing melihat wajah kesal beomgyu, "jangan lo embat sendiri dong! nih, sahabatnya juga kangen. gara gara lo, mereka jadu renggang tau"

taehyun langsung memeluk soobin dan membeokan kata maaf pada sahabatnya itu, sementara soobin justru menangis dan mengangguk dalam pelukan erat itu

"banyak hal yang lo lewatin selama setahun koma, tapi untungnya sekarang keadaannya mulai lebih baik dari sebelumnya"

"singkat aja, gue pembawa kebahagiaan buat lo semua"

yeonjun berdecak mendengar kepedean beomgyu "justru lo yang bikin semua kacau. untung lo ga jadi mati, tapi kalo lo mati taehyun jadi punya gue"

"bahkan gue ga bakal biarin taehyun jadi milik lo di dalam mimpi sekalipun" ujar beomgyu lalu dia berjalan masuk kembali ke rumah sakit di bantu oleh taehyun

"cih"

"kak, ga masuk?" tanya soobin

"nggak, gue mau langsung balik. lo gimana?"

"kayaknya gue juga balik deh, mau ngasih waktu buat mereka berduaan"

"yaudah, ayo gue anterin"

"tapi rumah kita ga se-arah"

"gapapa sekalian jalan-jalan"

soobin mengangguk lalu dia pulang bersama yeonjun setelah berpamitan dengan taehyun lewat telepon.

selama di perjalanan soobin merasa sangat canggung karena ini kali pertamanya di bonceng oleh orangㅡbeomgyu tidak masuk dalam kategori orang menurut soobinㅡbiasanya dia pergi dengan sopir atau bus jika supirnya sedang pulang kampung

"bin, lo keberatan nggak kalo gue ajak mampir sebentar di perpus? gue mau minjem buku materi" ujar yeonjun membuyarkan lamunan soobin

"iya, gapapa kak" soobin mengangguk meskipun yeonjun tidak bisa meliat itu

***

setelah meminjam dua buah buku kini yeonjun mentraktir soobin di sebuah kafe dekat perpustakaan

"jadi, kak sekarang lo gimana?" ujar soobin setelah melahap sesuap keik

yeonjun menelengkan kepalanya bingung "gimana gimana?"

"itu..kan sekarang beomgyu sama taehyun udah barengan lagi, kayaknya sih kali ini bakal pacaran"

yeonjun meneguk minuman sodanya membadahi tenggorokannya yang seketika mengering, "gue bakal lepasin taehyun. dia bakal lebih bahagia sama beomgyu"

"bahagia gimana?"

"ya lo tau sendiri kan beomgyu bucin banget sama taehyun terus nilai plus nya lagi dia anak orang kaya" yeonjun tersenyum tipis membandingkan hidupnya dengan si pangeran manja beomgyu "sedangkan gue, cuman orang sederhana yang ga ada apa apa nya dibanding beomgyu, lagian orangtua mereka juga udah deket banget, 'kan? apalah daya gue yang udah ga punya orang tua"

"kak, kok, lo ngomong gitu, sih? menurut gue lo lebih mending sih daripada beomgyu"

"lebih mending?"

"iya. beomgyu itu baik nya ke taehyun doang, kalo sama yang lain beuh.. nakal nya minta ampun, dia itu preman kelas yang sukanya bully orang! kalo lo kan udah baik, perhatian, gak pilih kasih lagi. yang terpenting sih menurut gue dari sifat dan kebiasaannya"

soobin mendengar kekehan dari lelaki di hadapannya, "jadi, intinya lo mungkin bisa aja suka sama gue gitu?"

"engㅡenggak gitu! kan gue cuman bandingin kalian berdua" entah kenapa wajah soobin jadi memanas seperti ini, dia meminum jus nya dengan telak

"hahaha iya iya" yeonjun tertawa puas melihat adik kelasnya yang sedang salting

setelah mengantar soobin pulang, yeonjun mengunjungi rumah duka tempat abu milik ayah dan ibunya berada, di dekat guci itu terdapat sebuah bingkai foto yang menampilkan gambarnya sedang tersenyum lebar berada di pelukan ayah dan ibunya

air mata mulai menetes, ia masih teringat betul tentang kecelakaan tahun lalu yang merenggut nyawa orang tuanya, dia juga ada di tempat itu namun ajaibnya hanya dia yang selamat padahal jika bisa di ulangi, dia lebih memilih mati bersama kedua orang tuanya

"maaf, ya, maaf karena yeonjun masih hidup tapi kalian enggak. maaf karena yeonjun, kalian jadi meninggal. maaf karena yeonjun, adik di dalam perut ibu juga meninggal.."

ya, ibu nya sedang mengandung anak ke-2 nya, saat itu mereka sedang dalan perjalanan ke rumah sakit untuk mengecek kandungan namun tidak di sangka di tengah lampu merag tiba-tiba ada sebuah truk besar melaju dengan tidak beraturan dan akhirnya melindas habis mobil mobil di depannya

"sebenernya, apa tujuan tuhan masih ngasih nyawa buat yeonjun? tolong tanyain itu ke tuhan, ya, ayah ibu. yeonjun pamit"

setelah kepergian yeonjun, seorang wanita mendekati guci mendiang orang tuanya sambil membawa sebuket bunga kecil lalu menempelkannya di kaca rak

"anak kalian udah besar, ya? seumuran dengan anak ku. aku perhatikan dari tadi juga sifat dan tutur katanya lembut, sama persis kayak kamu, ra" wanita itu memberi hormat sejenak kemudian pergi

***

"mah, mamah dari mana?" soobin menghampiri mamahnya dengan mengunyah sebuah roti

"tadi habis nemuin temen, kamu jangan makan roti mulu dong sayang... makan nasi juga sana"

soobin menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya lucu "aku lebih suka roti" jawabnya lalu melenggang pergi masuk ke kamarnya



























     ☆⬇                 💬⬇

please, let me go ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang