Dua

322 43 1
                                    

Ku ikhlas melepasmu, jadilah ayah dan suami yang baik do'a ku menyertaimu.
Kini hanya kenangan yang t'lah kau tinggalkan, tak tersisa lagi waktu bersama..
Mungkin hari ini, hari esok, atau nanti
Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini
Mungkin hari ini, hari esok, atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkanmu
Mengapa masih ada
Sisa rasa di dada
Di saat kau pergi begitu saja
Mampukah ku bertahan
Tanpa hadirmu, sayang
Tuhan sampaikan rindu untuknya.

"Berisik! Nyanyi gak bener, dandan gak kelar-kelar daritadi!".

"Tuh bang Adi udah nunggu di bawah!".

Adalah omelan yang keluar dari bibir Dilara atau yang lebih akrab dipanggil Dira.

"Iya sabar! Bentar lagi!" balas si objek yang diomeli oleh Dira.

Wilda Maheswara namanya, dia diomeli karena dandan yang tak kunjung selesai plus nyanyi ngaco.

"Lah, kok pake piyama?" tanya Dira heran.

Pasalnya Wilda sudah dandan selama kurang lebih dua jam lamanya, lalu setelah dandan malah pakai piyama satin warna merah maroon.

"Ya emang gak mau kemana-mana ngapain pake baju bagus" jawab Wilda cuek.

"Terus itu dandan? Dari jam lima?".

"Ya pengen aja, Adi mau main, apa salahnya dandan".

"Idih!".

Dira melempar bantal kecil yang tengah iya peluk pada Wilda namun berhasil ditangkap oleh gadis itu.

"Apaan sih!" sentak Wilda seraya menyimpan kembali bantal yang adiknya lempar itu ke tempat tidur.

Wilda dan Dira adalah kakak beradik, Dira anak bungsu sedangkan Wilda anak kedua, mereka punya kakak laki-laki satu namun tidak tinggal bersama mereka.

"Udah sana keluar! kasian bang Adi udah nungguin daritadi" ucap Dira.

"Iya bawel!" dengus Wilda seraya keluar dari kamarnya karena tidak ingin membuat Adi, kekasihnya menunggu terlalu lama.

"Kebiasaan banget pintunya gak ditutup lagi, WILDA IH!" Dira berteriak di akhir kalimatanya namun sayang tidak diperdulikan oleh sang kakak karena Wilda sudah lebih dulu meluncur menemui kekasihnya.

***

"Hey" sapa Wilda pada Adi yang saat ini tengah duduk di sofa dengan tv, "Nunggu lama ya? Maaf" katanya.

Adi menggeleng sambil tersenyum, "Nggak kok" balasnya. "Baru datang juga" lanjutnya.

Wilda langsung mengambil posisi duduk di samping Adi dengan menyandarkan kepalanya di bahu cowok itu seperti biasa dan Adi pun merangkul pundak gadis itu dengan satu tangannya.

"Dandan ya? Makanya lama?" tanya Adi.

"KATANYA GAK LAMA!" jawabnya sambil sedikit ngegas tak lupa juga Wilda memberikan pukulan pada bisep cowok itu.

Adi meringis, dia keceplosan.

"Aku baru selesai mandi, Adi" beritahu Wilda.

Adi pun ber-oh-ria, dia iyakan saja daripada membuat pacarnya itu marah, tidak lucu kan kalau malam minggu begini malah bertengkar hanya karena masalah sepele.

"Kata Dira mandinya tadi jam lima" tapi Adi gatal ingin menggoda pacarnya itu.

"Dandan ya? Mau ketemu aku, kan? Makanya dandan" tebak Adi.

Sontak wajah Wilda bersemu kemerahan, "Iya-iya aku dandan iya! nyebelin ish!" jawab Wilda, setelahnya gadis itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Adi.

CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang