Tiga Belas

115 19 0
                                    

"Lampu rumahnya udah nyala, ada orang kali ya, Wil?" tanya Ravan.

"Paling Reyan atau Vikri sih, kayanya" jawab Wilda.

Mereka sudah sampai, Ravan memarkirkan mobilnya tepat di samping rumah Wilda, karena tidak ada garasi di sana.

Ravan lebih dulu turun supaya bisa membantu  Naya turun karena Wilda susah, dia tengah memangku bocah itu.

Setelah Naya turun barulah Wilda juga turun dan kembali menutup pintu mobilnya.

Ravan menggandeng Naya sedangkan Wilda lebih dulu jalan, supaya bisa membukakan pintu untuk mereka.

"Wilda--".

Ada yang memanggil namanya lantas Wilda pun menoleh ke belakang.

Seketika wajah Wilda langsung berubah masam, yang memanggilnya bukan Ravan apalagi Naya melainkan Adi, lelaki itu datang bersama perempuan yang diakui oleh Adi sendiri kalau perempuan itu adalah selingkuhannya.

"Kalian ngapain kesini?" Wilda bertanya.

"Kita harus bicara Wil---".

"Gak ada yang perlu dibicarain lagi Di--".

"Di dalam aja yuk ngobrolnya biar sama-sama nyaman, gak enak kalau di luar gini".

Wilda menyela perkataan Adi, lalu perkataan Wilda pun disela oleh Ravan.

"Van" gadis itu memelas, merasa tidak setuju dengan Ravan yang memintanya untuk bicara di dalam, inginnya mereka langsung pergi saja.

"Yuk, masuk" Ravan tidak menggubris dan mempersilahkan tamunya Wilda untuk masuk.

Wilda mendengus, Ravan bertingkah seolah itu adalah rumahnya sendiri, mentang-mentang dulu dia bebas berkeliaran di rumah itu sekarang dia malah seenaknya.

Mau tidak mau Wilda membiarkan Adi dan perempuan itu masuk ke dalam rumahnya dan mempersilahkannya untuk duduk di ruang tamu.

"Nay, kita ke belakang dulu yuk, maminya ada tamu" ajak Ravan pada putrinya, Naya menurut bocah itu ikut bersama papinya, ke belakang.

Belakang yang Ravan maksud adalah kamar Wilda, Ravan masih ingat dengan denah rumah itu, karena rumah Wilda juga tidak terlalu besar.

"Mami?" tanya Adi bingung namun tidak digubris oleh Wilda.

"Mereka siapa Wil? Kenapa cowok itu manggil kamu mami?" tanya Adi.

Tidak Wilda jawab pertanyaan dari mantan pacarnya itu karena tidak penting.

"Anak kamu? Atau dia duda dan itu anaknya terus kamu--".

"Langsung aja, apa yang mau kalian bicarain, jangan tanya mereka siapa karena itu bukan urusan kalian" potong Wilda cepat, dia tidak ingin lama-lama berurusan dengan Adi apalagi selingkuhannya itu.

"Dan kamu--" tunjuk Wilda pada gadis yang duduk tepat di sebelah Adi, "Kamu gak ada hal sedikitpun buat bertanya siapa mereka!" desis Wilda tajam.

"Oh--maaf" ucap Naira merasa tidak enak.

Gadis yang datang bersama Adi adalah Naira, gadis yang tadi tiba-tiba datang dan merubah semuanya, termasuk hubungan Wilda dan Adi.

"Ayo, Di. Jelasin" ujar Naira pada Adi, gadis itu gregetan sendiri karena Adi tak kunjung bicara dan malah fokus memandangi Wilda yang ada tepat di depannya.

"Wilda, aku tau apapun yang aku jelasin ke kamu sekarang itu gak berarti apa-apa, semua yang aku bilang nanti tentang hubungan aku dan Naira itu gak akan merubah pandangan kamu ke aku, tapi sekali lagi, seperti yang udah aku bilang tadi siang, aku sama sekali gak bermaksud buat nyakitin kamu--".

CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang