Lima Belas

134 24 0
                                    

Hari pertama Wilda bekerja dia berangkat bersama Rendra, Ravan dan Naya sudah sama-sama berangkat, Naya dijemput oleh Hera sedangkan Ravan pagi-pagi sekali sudah pergi berangkat bahkan melewatkan sarapan dan juga tidak menunggu Naya bangun terlebih dahulu, Ravan hanya berpamitan kepada Wilda saja.

"Semoga betah ya, Wil" ujar Rendra.

Mereka sudah sampai di parkiran khusus para pegawai, pihak rumah sakit menyediakan lapak untuk para pegawai mereka parkir agar tidak bercampur dengan kendaraan milik para keluarga pasien di sana.

"Amin" balas Wilda sambil tersenyum sumringah.

Wilda bersemangat sekali pagi ini, hari pertama masuk kerja tentu saja Wilda harus semangat.

Tempat Wilda bekerja sama dengan tempat Rendra bekerja juga, Rendra juga yang memberitahu kepada Wilda kalau rumah sakit tempatnya bekerja sedang membuka lowongan untuk bagian resepsionis.

Tapi Wilda bisa diterima di sana bukan karena campur tangan Rendra melainkan usahanya sendiri, Wilda benar-benar berusaha sendiri tanpa campur tangan orang dalam.

Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka lebih tepatnya melihta ke arah Rendra karena Rendra termasuk dokter paling populer di rumah sakit itu.

"Shiren, ini Wilda dia pegawai baru di sini, tolong dibimbing ya, diajarin" ujar Rendra pada Shire yang tengah berjaga.

Rendra mengantarkan Wilda ke bagian resepsionis kebetulan di sana ada Shiren yang sudah bekerja lumayan lama di bagian itu.

"Oh, resepsionis baru itu ya dokter Rendra?" tanya Shiren dan langsung diangguki oleh sang empun.

"Iya, mohon bimbingannya ya, titip Wilda, dia adik saya" jawabanya.

Shiren pun mengangguk paham, gadis itu tersenyum pada Wilda.

"Oh iya, barusan dokter dicari mbak Lita, katanya mau bahas jadwal operasi yang jam sembilan nanti" beritahu Shiren kepada Rendra.

"Oh iya, dia udah WA saya barusan, yaudah kalau gitu saya tinggal dulu ya, titip Wilda".

"Wil, kakak ke ruangan kakak dulu, kalau ada apa-apa tanya mbak Shiren aja" ucap Rendra kepada Wilda.

"Iya kak".

Setelah itu Rendra pergi dari sana, Wilda mulai berkenalan dengan Shiren, mengobrol banyak hal termasuk Shiren juga memberitahu, menjelaskan apa-apa saja tugas Wilda nantinya.

"Udah paham sekarang, Wil?" Shiren bertanya kepada Wilda, dia sudah selesai menjelaskan.

"Iya mbak, udah" jawabnya.

Wilda memanggil Shiren dengan sebutan mbak karena Shiren usianya tiga tahun diatas Wilda.

"Ada yang ditanyain gak? Barangkali penjelasan mbak barusan ada yang kurang kamu pahami".

"Enggak deh kayanya, tapi nanti kalau ada yang aku gak paham aku tanya ke mbak lagi".

Shiren mengangguk, "Ya udah pelan-pelan aja, kerjanya ringan kok, cuma emang rada super sibuk aja".

Wilda terkekeh seraya meringis di akhir kekehannya, tugasnya memamg ringan tapi super banyak dan benar apa yang dikatakan Shiren dia akan super sibuk setiap harinya.

"Oh ya btw, kamu adik kandungnya dokter Rendra?" Shiren bertanya lagi. Bertanya diluar konteks pekerjaan.

"Bukan kok, sebenernya cuma temen, udah kenal dari jaman masih smp dan sampai sekarang deh, kak Rendra selalu ngenalin ke orang-orang kalau aku adiknya, ya termasuk kak Yuna juga, istrinya" jawab Wilda menjelaskan.

CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang