Lima

184 29 10
                                    

"Udah, yang?" adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Adi untuk sang pacar yaitu Wilda.

"Udah, yuk bayar" jawab gadis itu seraya mengajak pacarnya untuk membayar makanan yang mereka pesan tadi.

Cowok itu mengangguk,"Mau langsung pulang atau jalan dulu?" tanya Adi lagi.

"Nongkrong sebentar di alun-alun, ya" pinta Wilda.

"Katanya mau ke adipura dulu beli bakso, gak keburu tutup emang?".

Wilda sedikit menimang, iya juga sih, jarak dari alun-alun menuju Adipura lumayan jauh.
"Gak usah jadi deh beli baksonya, masih kenyang juga, kita nongkrong aja" ujar Wilda.

Adi mengangguk lagi, "Ya udah yuk langsung berangkat aja kalo gitu, takut kemaleman" ajak Adi.

Mereka pun bangkit dari tempat duduknya, berjalan beriringan dengan Adi yang merangkul pudak pacarnya.

Wilda berjalan sambil matanya melirik kesana kemari dan ketika hampir dekat dengan kasir tak sengaja netra Wilda bersinggungan dengan netra milik seseorang yang begitu familiar dan bertepatan dengan itu Adi melepaskan rangkulannya karena dia harus antre untuk bayar sedangkan Wilda menunggu.

Gadis itu terdiam, badannya mendadak kaku, matanya tak berkedip sedikitpun saat kedua matanya tak sengaja bertatapan dengan mata orang itu.

Bahkan ucapan Adi pun mendadak tidak terdengar oleh telinganya.

"Ravan?" katanya tanpa suara namun dapat di mengerti oleh si pemilik mata serta nama tersebut.

Yeah, netra milik Wilda tak sengaja bersinggungan dengan netra milik Ravan, keduanya sama-sama saling menatap, enggan untuk melepaskan tatapan satu sama lain.

Sampai salah satu dari mereka tersadar yaitu Ravan, lelaki itu tersenyum pada Wilda dan senyuman itu langsung membuat Wilda tersadar serta membalas senyuman Ravan seraya menganggukan kepalanya.

Wilda melihat ada anak kecil di samping pria itu yang Wilda yakini kalau itu adalah anaknya Ravan, senyumannya semakin berkembang, ingin sekali rasanya Wilda menghampiri mereka, menyapa Ravan dan juga Resha, menayakan kabar dan berkenalan dengan putrinya Ravan.

Tidak ada rasa sakit hati atau benci saat melihat Ravan dan putrinya, Wilda sudah benar-benar ikhlas dan merelakan Ravan-nya untuk Hera, ibu dari anak lelaki itu.

"Sayang, yuk" panggilan Adi sontak membuat Wilda memutus pandangannya dengan Ravan.

Wilda sempat melirik kembali pada Ravan sebentar tapi setelahnya gadis itu menggandeng tangan Adi, "Yuk" begitu kata Wilda.

Terdengar helaan napas berat dari mulut Ravan setelah Wilda pergi dibawa kekasihnya.

Namun saat mengingat barusan Wilda membalas senyumannya membuat hati Ravan berbunga, bibirnya membentuk setengah lingkaran, lelaki itu bahagia sangat. Walau hanya sebuah senyuman yang dibalas tapi Ravan sangat bahagia.

"Yang itu Hera!".

Saat Adi dan Wilda berada di parkiran tiba-tiba saja Adi tak sengaja menangkap sosok cantik yang baru saja keluar dari mobil mewahnya.

"Hera siapa?" tanya Wilda heran saat melihat wajah pacarnya itu berbinar sekali, persis ketika Wilda sedang menonton video Chen salahsatu anggota Chen Exo.

"Hera Amerta! yang model itu" Adi menunjuk sosoknya.

Wilda langsung mengukuti kemana arah jari Adi menunjuk.

Wilda langsung mengukuti kemana arah jari Adi menunjuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang