Sepuluh

123 24 1
                                    

Pukul setengah sepuluh pagi Wilda sampai di rumah sakit tempat tante Aina dirawat, dia berangkat menggunakan jasa ojol, maklum dia tidak bisa mengendarai motor bisanya mengendarai mobil saja karena pernah belajar dengan Ravan tapi kan Wilda tidak punya mobil, jadi mau tidak mau kalau hendak berpergian memang agak sedikit ribet, seperti sekarang contohnya, sebelum berangkat gadis itu rempong memesan ojol lewat aplikasi namun susah mendapat driver untung saja bisa dapat walau jaraknya jauh.

Sudah lupakan masalah itu, niat awal Wilda datang ke rumah sakit karena dia hendak menjenguk tante Aina sekaligus menemani Adi yang hendak menjaga mama nya yang tengah sakit itu.

Dengan membawa buah-buahan yang ia beli di tukang buah langganannya, Wilda bingung membawa apa sebagai oleh-oleh jadi dia beli buah-buahan saja supaya tidak datang dengan tangan hampa, walaupun Adi sudah bilang tidak perlu membawa apa-apa tapi tetap saja kalau ia datang dengan tangan kosong malu juga.

Wilda menunggu di loby katanya Adi akan menjemputnya, cowok itu sudah datang dari tadi.

Wilda mengdarkan pandangannya kesegala arah dan menangkap sosok yang sudah ditunggunya, gadis itu berjalan menghampiri cowok itu.

"Hai" sapa Wilda pada kekasihnya itu.

Adi membalas dengan senyuman seraya mengusap rambut si gadis.

"Kangen" kata gadis itu manja.

Adi mencibir, "Semalem ketemu, ini juga ketemu" balasnya.

"Ya tapi masih kangen, mau deket kamu terus".

"Halah gombal aja kamu, udah yuk masuk, mama udah nunggu" ujar Adi dengan wajah blushing.

Sengaja sia mengalihkan obrolan untuk menyembunyikan rona kemerahan di wajahnya, gengsi dong Adi kalau ketahuan Wilda wajahnya tiba-tiba memerah oleh ucapan gadis itu.

"Semalam pulang jam berapa?" Adi bertanya.

"Jam sebelas kayanya gak tau gak merhatiin jam aku" jawab Wilda sekenanya.

"Aku baru tau kamu kenal sama Hera, kok gak pernah cerita".

"Dia sahabatnya Ravan mantan aku itu, ya aku kenal pernah dikenalin tapi udah lama gak ketemu aku kira dia lupa sama aku, taunya masih inget, lagian kalau aku bilang ke kamu aku kenal dia emangnya kamu bakal percaya?".

"Kayanya enggak" jawab Adi sambil tertawa.

"Ih, parah banget dia" ucap Wilda sebal.

Jelaslah Adi tidak akan percaya kalau pacarnya itu bilang dia kenal Hera model idolanya, karena setahu Adi Wilda tidak terlalu punya banyak teman, Wilda hanya bergaul dengan teman-teman kecilnya saja, dengan teman kampusnya dulu pun tidak terlalu dekat, jadi mana kepikiran Adi kalau ternyata Wilda kenal dengan orang-orang kelas atas.

Mereka mengobrol sambil bergangan tagan sepanjang perjalanan menuju ruangan tempat tante Aina dirawat.

Kamar tante Aina ada di lantai tiga, jadi merkea naik lift supaya cepat sampai, Wilda dan Adi juga malas kalau harus naik tangga menuju lantai tiga karena lumayan kecuali kalau lift rusak atau bermasalah mau tidak mau kan? Tapi untungnya pagi ini tidak terjadi hal-hal semacam itu.

"Tante, cepet sembuh ya" ujar Wilda sambil cipika-cipiki kepada calon ibu mertuanya tersebut.

Menyimpan keranjang berisi buah-buahan yang ia bawa di nakas yang ada di dekat hospital bed, "Tante, Wilda cuma bawa ini aja, maaf ya, abisnya Wilda bingung mau bawain apa, mau masakin makanan kesukaan tante takut gak boleh" kata Wilda merasa tak enak, lalu gadis itu duduk di kursi yang ada di sana.

"Gak usah repot-repot sayang, dijenguk aja tante udah seneng, gak usah bawa apa-apa padahalmah" balas tante Aina atas ucapan kekasih putranya itu.

"Tante sakit apa kata dokter?" Wilda bertanya.

CLBK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang